[18] Dream Forest

6.3K 382 11
                                    

"Gimana persiapannya?" tanya Rissa melalui telepati.

"40%" ucap Fiki membalas telepati dari Rissa.

"Hm."

Lalu telepati mereka terputus, Rissa langsung bergegas pergi ke Crystal palace. Ia akan melakukan sesuatu disana.

Kenapa Rissa tidak menggunakan kekuatan teleportnya? Karena ia ingin melihat pemandangan sekitar saat berjalan kesana.

Lebih tepatnya ia ingin memantau pergerakan mereka dan membantu dia, dan memastikan bahwa kejadian itu tidak akan terulang lagi.

Rissa berjalan menuju kandang kuda yang berada di istananya, ia mengambil kuda kesayangannya Lighlie.

Ia diberi nama Lighlie karena ia mempunyai kekuatan petir dan cahaya. Dan Lighlie juga merupakan hewan legendaris yang termasuk langka karena hanya ada dua ekor di dunia sihir ini.

"Lama tak bertemu Ligh!" ucap Rissa sambil membelai surai Lighlie lembut.

"Kamu jarang kesini.." rajuk Lighlie.

Atau lebih tepatnya, Lighlie berbicara dengan bahasa hewan dan Rissa mengerti itu.

"Maaf ya aku jarang nemuin kamu, sekarang mau jalan-jalan gak?" tanya Rissa.

"Mauuu!!" pekik Lighlie senang.

Lighlie menundukkan tubuhnya agar Rissa lebih mudah untuk menaiki dirinya. Rissa tersenyum senang, ia pun langsung menaiki punggung Lighlie.

Lighlie langsung berlari dengan sangat kencang, Rissa terkekeh. Sepertinya Vixye-nya sudah lama tidak bersenang-senang.

"Kita mau kemana?" tanya Lighlie saat hewan itu sudah mengurangi laju kecepatan lari nya.

"Crystal palace," ucap Rissa tanpa ekspresi.

Lighlie membawa Rissa menuju Crystal palace dengan kecepatan sedang, karena mereka berdua ingin menikmati pemandangan sekitar--atau lebih tepatnya memantau.

Tapi saat ditengah perjalanan, Rissa melihat sekelompok orang yang sedang menindas seorang laki-laki.

Tentu saja Rissa tidak tinggal diam, ia langsung turun dari punggung Lighlie dan berjalan ke arah mereka dengan langkah santai.

Raut wajahnya juga seperti biasa, tidak memperlihatkan apapun alias datar. Rissa hanya diam sambil memperhatikan mereka yang sedang memukuli laki-laki itu.

Sampai seseorang dari mereka menyadari keberadaan Rissa, mereka semua langsung menghentikan aktivitas menindas mereka.

Salah satu dari mereka yang mungkin bisa dibilang ketuanya maju sambil memandang Rissa dengan pandangan meremehkan.

"Wah wah! Ada gadis cantik disini? Ada perlu apa manis?" tanyanya, "Kenapa kau kesini? Harusnya kau berdiam diri di dalam kamar."

Rissa hanya diam, ia tidak berkata apapun. "Apa kau bisu? Atau sariawan?" tanyanya.

Rissa tetap diam. "Mau apa kau?" tanyanya mulai kesal.

Rissa tetap diam, ia tidak menjawab apapun. "Oh, kau bisu. Apa kau bisa bahasa isyarat?" tanyanya.

Rissa tetap diam yang membuat ketua dari sekelompok orang itu menggeram marah lalu mengeluarkan elementnya.

Rissa tidak bergeming dari tempatnya, sang ketua langsung membuat beberapa anak panah menggunakan element tanahnya dan melemparnya ke arah Rissa.

Anak panah yang terbuat dari tanah itu langsung menghilang saat akan mengenai Rissa dan langsung membuat mereka semua terdiam.

Rissa maju selangkah, sang ketua langsung menyerang Rissa dengan cara membabi buta. Tapi itu percuma saja karena anak panah itu akan terus menghilang saat akan mengenai Rissa.

Rissa mengeluarkan element petirnya dengan volt yang tidak terlalu banyak, tapi itu cukup untuk membuat mereka semua pingsan.

Rissa langsung kembali ke arah Lighlie saat urusan membasmi para hama itu sudah selesai.

"Tunggu!" panggil laki-laki itu saat Rissa akan pergi. Laki-laki itu berusaha mendekati Rissa dengan berjalan tertatih-tatih.

"Namamu siapa?" tanyanya.

"Rissa," ucap Rissa datar.

"Namaku Lionel," ucapnya sambil tersenyum tipis, "Terimakasih.." ucapnya tulus.

"Sama-sama, maaf tapi aku harus pergi sekarang."

"Baiklah. Hati-hati dijalan dan terimakasih banyak sekali lagi," ucap Lionel sambil melambaikan tangannya.

"Hm."

Lighlie langsung berlari dengan cepat, mereka akan melewati dream forest yang mengharuskan mereka untuk bergerak cepat.

Lengah sedikit saja, maka akan berakibat fatal. Karena dream forest merupakan hutan halusinasi. Disana ada kabut yang akan mengecoh siapapun yang terbuai.

Mereka akan tertidur dan mengimpikan sesuatu yang sangat mereka inginkan. Dan tidak akan pernah bangun kecuali mereka bisa keluar dari halusinasi itu sendiri.

Lighlie mengeluarkan sayapnya, ia akan terbang menggunakan sayapnya karena Rissa mulai mengantuk. Ia tidak cukup tidur tadi malam.

Lighlie terbang dengan sangat hati-hati karena kabut mulai menebal sedangkan Rissa sudah terlelap.

Sret!

DHUARR!

TBC

Comment kalo ada typo ❤
Maapkeun saia kalo chapter ini terlalu pendek :)

She's a PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang