Intro - Bergen

1.6K 137 12
                                    

Park Jihoon

Bergen, disinilah aku menuntut ilmu melanjutkan kuliah untuk meraih gelar sarjanaku. Tahun ini adalah tahun kedua ku di universitas ini. Geografi, aku mengambil jurusan geografi, karena itu adalah mata pelajaran favoritku dan aku ingin lebih mempelajarinya, aku juga sangat suka alam dan seisinya.

Tidak hanya itu, aku juga jadi sering berjalan-jalan ke gunung atau di tempat lainnya untuk penelitian. Seperti saat ini, aku sedang hiking di salah satu gunung di Norway, Fløyen. Meskipun orang-orang pikir ini jurusan yang sulit, menurutku ini sangat menyenangkan, karena aku sangat menyukainya.

"Ah, melelahkan sekali!" ujar temanku, Mark.

"Jangan suka mengeluh, seperti baru naik gunung pertama kali saja." Balasku sambil memberikan sebotol air kepadanya.

"Takk, Ji." (Thanks)

Aku hanya tersenyum tulus kepadanya, kemudian aku larut dalam memandang takjub keindahan gunung Fløyen ini. Pohon-pohon pinus tumbuh tinggi menjulang dan mereka berwarna putih karena tertutup salju dan lumut-lumut tumbuh subur di tanah membuat gunung ini menjadi sangat asri dan tentram.

Memasukinya saja, sudah membuat orang-orang takjub akan keindahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasukinya saja, sudah membuat orang-orang takjub akan keindahannya. Kau akan merasa seperti berada di Narnia. Oh jangan lupa kebersihan yang sangat dijaga, kalian tidak akan menemukan sampah disini, karena orang Norwegia sangat cinta kebersihan.

Aku bersama teman-temanku duduk diatas batu berlumut yang basah, sedikit menepi dari jalan setapak yang dibuat orang-orang agar tidak menghalangi jalan bagi mereka yang ingin hiking. Hiking juga salah satu kegiatan favorit orang-orang Norwegia, jadi bagi Mark, hiking bukanlah hal yang sulit atau melelahkan. Berbeda denganku yang menurutku sangat melelahkan, pada awalnya. Tapi sangat menyenangkan ketika sudah terbiasa.

Oh, aku terlalu memikirkan banyak hal sampai-sampai aku merasakan lenganku ada yang mencubit.

"Jihoon, are you with us?" Prof. Chris bertanya padaku, dan aku hanya mengangguk untuk meminta maaf. Ia kemudian melanjutkan materinya mengenai struktur pegunungan ini.

Btw, aku mengambil kelas internasional, jadi dalam pembelajaran sehari-hari kami menggunakan bahasa Inggris sebagai yang utama.

"Do you think about your family again?" Mark bertanya padaku saat kami selesai kuliah dan berjalan menuruni gunung bersama-sama. Kami tidak naik sampai puncak, hanya sampai ditengah-tengah untuk bahan pembelajaran kami.

Mark adalah sahabatku, dia keturunan Korea-Norwegia, jadi sedikit banyak dia mengerti bahasa Korea dan dia juga sangat lancar bahasa Inggris, juga Norwegia, bahasa ibunya. Kami bertemu saat aku menjadi maba disini.

Menurutnya aku sangat nekat karena memilih negara yang sangat jauh dan bahasanya yang sama sekali tidak ku mengerti. Setelah dua tahun tinggal disini, aku dapat mengerti apa yang mereka katakan namun masih sulit untukku berucap bahasanya. Aku tidak berbohong, bahasa Norwegia sangat susah sekali.

Dérive // DeepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang