Jihoon dan Jinyoung tiba di Oslo Centralstasjon, mereka kemudian mencari restoran terdekat untuk mengisi perut dan kembali melakukan perjalan menuju Tromso. Ada beberapa alternatif untuk menuju Tromsø, bisa naik pesawat, bus atau kereta, dan mereka memilih pesawat karena waktu tempuhnya paling singkat. Jika naik kereta bisa memakan waktu sampai 30 jam.
Sesampainya di Tromsø, mereka menuju hotel yang Jihoon sudah pesan sebelumnya. Beristirahat sebentar kemudian mereka memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap berkeliling Tromsø di malam hari.
"Aku dengar pub disini yang paling terkenal." Ucap Jihoon mengawali, mereka berjalan tak tentu.
"Oh ya? Apa kita kesana saja?" tanya Jinyoung. "Aku ingin tau apa bedanya pub disini dengan di tempat lain."
"Tapi kita cari makan malam dulu ya, aku sangat lapar. Hehehe." Ucap Jihoon dan disetujui oleh Jinyoung.
--
"Ahhh tadi adalah sup ikan terenak yang pernah ku makan, Ji!" ucap Jinyoung yang puas dengan pilihan makan malamnya. Jihoon hanya tersenyum lebar, untung mereka tidak salah pilih restoran.
Sepertinya lokasi penginapan mereka memang seperti komplek wisatawan, karena banyak sekali wisatawan, juga penginapan dari hotel sampai guesthouse. Beberapa pub juga ada disini, jadi tidak perlu berjalan jauh atau naik transportasi umum untuk menjangkau semuanya.
Mereka kemudian masuk ke salah satu pub yang namanya tidak bisa Jinyoung baca. Pub memang berbeda dengan club. Pub lebih chill tempatnya seperti kafe biasa, orang-orang bersantai meminum alkoholnya untuk menghangatkan badan mereka di daerah yang sangat dingin ini. Iya, Tromsø memang sangat dingin. Karena letaknya yang berada di garis utara.
Jihoon dan Jinyoung memilih kursi di depan bar dan memesan dua gelas beer untuk mereka. Saat Jihoon dengan semangatnya ingin minum, tangannya terhenti oleh Jinyoung.
"Jangan mabuk." Ucapnya.
"Hanya satu gelas Jin, tidak akan membuatku mabuk." Bela Jihoon.
"Aku hanya tidak mau kerepotan, Ji." Ucap Jinyoung dan langsung mendapat dengusan oleh si lawan bicara.
"Ini untuk menghangatkan badan kita. Ayo cheers!" ucap Jihoon dan membuat Jinyoung juga mengangkat gelasnya kemudian cheers bersama.
Setelah beberapa teguk, Jinyoung merasa perutnya bereaksi. Sedangkan Jihoon, dia menghabiskan beernya dalam sekali teguk. Kemudian hanya menggerakkan badannya mengikuti irama musik yang sangat kencang.
Jinyoung merasa mendapat panggilan alam, perutnya bereaksi dan dirinya sekarang ingin ke toilet.
"Jihoon, toiletnya dimana?" tanya Jinyoung, Jihoon kemudian bertanya kepada bartender yang berada di depannya dan bartender itu menunjukkan arah ke toilet. Jihoon menerjemahkannya untuk Jinyoung dan dia segera berjalan pergi.
Baru beberapa langkah, Jinyoung kembali lagi. "Jangan pergi kemana-mana. Tetap disini sampai aku kembali." Jihoon mengangguk, dan saat dia ingin bicara Jinyoung segera memotongnya.
"Tidak! Kau boleh minum punyaku tapi jangan memesan apapun lagi." Ucapnya dan segera pergi, meninggalkan Jihoon sendiri.
Dari arah seberang, seorang laki-laki yang sedari tadi mengamati Jihoon pun tersenyum miring saat melihat Jinyoung pergi meninggalkannya. Dirinya segera berdiri dan pergi dari tempatnya untuk menghampiri laki-laki manis incarannya.
Jihoon sedang meneguk gelas keduanya –milik Jinyoung- saat laki-laki latin itu duduk di sampingnya, tempat yang semula Jinyoung duduki.
"Your boyfriend?" tanya laki-laki itu, Jihoon langsung melihat ke arah sumber suara saat dirasa dirinya yang sedang diajak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dérive // Deepwink
Fanfiction[Completed] What happen in Norway, stay in Norway. warn: bxb, yaoi, deepwink If you don't like, pls leave :) ©Bumblebaenim 2019