The Trip pt.1

518 85 8
                                    


"Kau yakin mereka mengajakku juga?"

Entah sudah untuk keberapa kalinya Eunbyeol bertanya itu. Mulai sejak awal aku mengajaknya hingga detik ini, kami sudah berdiri kaku di depan gedung Big Hit.

"Sora, kau yakin Kim Taehyung mengajak kita pergi? Kau yakin Kim Taehyung yang itu?" Aku lagi-lagi mendelik kesal. Kembaranku ini belum percaya aku bisa berteman dekat dengan Kim Taehyung. Ya, Kim Taehyung si idol terkenal, ia pikir aku berkhayal dan hanya berteman dengan seseorang yang bernama Kim Taehyung yang memiliki teman dengan nama Jimin dan Jungkook. Wow! Kebetulan yang sangat luar biasa. Aku heran kenapa ia bisa mendapatkan beasiswa dengan otaknya yang seperti itu.

"Sora, kau yakin kan? Kau tidak sedang mengerjaiku bukan?" Belum sempat aku menghardiknya tiba-tiba sebuah van berwarna putih berhenti di depan kami. Seseorang yang duduk di dalam sana membuka pintunya. Ia menggunakan kacamata hitam ditambah beanie menutupi rambutnya. "Sudah siap nona-nona? Mari berangkat!" Aku memandang Eunbyeol terkesiap, ia benar-benar kehabisan kata-kata. "Sudah kubilang kan? Aku tidak berbohong, Byeola," kataku sambil masuk ke dalam van dibantu oleh Taehyung. Setelah itu Eunbyeol dengan canggung mengikutiku.

Setelah aku benar-benar sudah duduk dengan rapi di atas van tersebut, Jimin dan Jungkook menoleh kepada kami, menampilkan senyuman terbaik mereka.

Aku segera membungkukkan sedikit badanku. "Ah, annyeonghaseyo, aku Eonsol dan ini kembaranku Eunbyeol," kataku memperkenalkan diri.

"Kalian berdua memiliki nama yang cantik, seperti pemiliknya." Jimin mengedipkan sebelah matanya sebelum mendapatkan sebuah pukulan tepat di kepalanya. Siapa lagi kalau bukan tangan milik Taehyung.

"Kuperingatkan kau, Jimin. Jangan merayu milikku."

"Taehyung-ah, kau tidak bisa memiliki keduanya. Kau bisa berikan satu untukku."

Setelah itu Jimin kembali mendapatkan sebuah pukulan yang kini mendarat di punggungnya. Kali ini Jungkook pelakunya.

"Hyung, berhentilah menjadi seorang playboy dan pasang sabuk pengamanmu dengan benar."

Kami berdua terkekeh melihar Jimin yang kini duduk dengan wajah kesal. Dengan suara kecil ia mengoceh, "apa gunanya membawa wanita cantik jika bukan untuk dirayu, huh."

Sesaat mobil berjalan, Jimin tiba-tiba berkata, "Omong-omong yeppeun tidak ikut?"

Aku mengernyitkan dahiku. Siapa yeppeun?

Taehyung memutar kepalanya ke belakang menghadap kami yang duduk di kursi belakang. "Kyunghee tidak ikut?" Oh, jadi yang disebut yeppeun tadi adalah Kyunghee. Astaga, Jimin sungguh memanggil Kyunghee dengan panggilan itu.

"Ia bilang ia memiliki kencan dengan kekasihnya."

Aku dapat melihat mata Jimin mendelik. "Yoongi Hyung memang selalu posesif, huh."

Seketika tangan Taehyung kembali menubruk kepala Jimin. "Ya! Kau berhentilah mengoceh hal-hal yang tidak penting." Jimin hendak membalas namun Taehyung menggeram sehingga ia menahan tangannya.

"Oke, sekarang semuanya duduk dengan rapi sebentar lagi kita sampai." Aku dapat melihat senyum Taehyung terkembang ketika ia mengatakan itu. Sebelum sempat aku bertanya hendak ke mana kami dibawa, aku kini sudah sepenuhnya sadar memandang lapangan besar di sampingku.

Taehyung berdehem. "Jungkook, keluarkan tiket kita." Jungkook dengan semangat mengambil beberapa lembar kertas dari dalam tasnya. Lagi-lagi sebelum sempat aku bereaksi kini Taehyung sudah kembali berbicara, "Ladies and Gentlemen, we're going to Jeju Island!"

Sunrise in Seoul • 2/7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang