Part 8

6.6K 568 90
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

"Eungh..."

"Jangan mendesah dong, sayang! Entar kalau gue khilaf gimana?"

Kedua mata Wendy yang tadinya masih terpejam langsung terbuka lebar ketika mendengar suara mesum di sampingnya.

Wendy menoleh pada sosok Chanyeol yang sedang nyengir sambil menaikkan kedua alisnya dengan cepat.

"ANJRIT!"

Wendy refleks berdiri.

"NGAPAIN LU DI SINI?"

Dahi Chanyeol berkerut. "Lah? Kan lu yang nyuruh gue tidur di sini. Dasar pikun!"

Wendy melotot. "Heh! Sembarangan ngatain gue pikun!"

"Emang pikun."

Wendy menghentakkan kaki dengan kesal. "Ish rese banget sih lu!"

"Rese begini kamu juga sayang, kan?" goda Chanyeol. Senyum ala om pedofil terukir di wajah gantengnya.

"ENGGAK! GELI! JIJIK! HOEKS!" Wendy muntah pelangi.

"Ckckck. Padahal belum diapa-apain, udah hamil aja." Chanyeol geleng-geleng kepala.

BRUK!

Wendy melempar bantal ke wajah Chanyeol. "Sembarangan banget ya mulut lu."

Chanyeol mengambil bantal itu dan menghirupi aroma vanilla yang menempel di sana.

"Hm.. Kamu wangi banget."

Wendy memutar bola matanya. Dia agak geli mendengar panggilan aku-kamu dari mulut Chanyeol.

"Emangnya kayak lu, bau ketek!"

Chanyeol melotot kesal. "Heh, gue pakai parfum mahal nih."

"Bodo amat. Masalah emang buat gue?" sahut Wendy.

Chanyeol mendengus lalu beranjak dari ranjang. Dia hampiri Wendy yang masih berdiri di samping ranjang.

"M-mau ngapain?" Wendy yang melihat gelagat mencurigakan dari Chanyeol langsung memasang kuda-kuda.

Chanyeol tidak menjawab. Dia tetap berjalan mendekati Wendy tanpa melepaskan pandangannya dari cewek cantik itu. Tatapannya dalam dan seolah menelanjangi Wendy.

Wendy menelan ludah. Kaki mungilnya refleks melangkah mundur sampai punggungnya menempel di tembok.

Melihat itu, Chanyeol mempercepat langkahnya. Dia kurung Wendy di antara tembok dan tubuh gagahnya. Wajah mereka sangat dekat, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

Wendy refleks menahan napas.

"Kamu gak lupa kalau aku ini bos kamu, kan?" suara berat Chanyeol memecah keheningan. Kedua mata miliknya menatap lurus mata hazel Wendy.

Wendy menggeleng pelan dengan kaku. Tubuhnya benar-benar sulit untuk digerakkan. Lidahnya kelu, bahkan untuk melontarkan kata-kata saja tidak bisa.

Chanyeol tersenyum, lalu menempatkan kedua tangannya di pinggang ramping Wendy. Wendy ingin memberontak, namun seluruh syarafnya mendadak seperti mati rasa.

"Tau apa artinya?" tanya Chanyeol lagi.

Wendy menggeleng.

"Kamu harus menuruti semua perintahku, tanpa terkecuali." Chanyeol tersenyum.

Wendy ingin melawan, tapi lidahnya benar-benar kelu entah kenapa. Ditambah lagi jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang, semakin membuat dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

▶Dangerous Park Chanyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang