8 |Sedikit Perubahan|

13 0 0
                                    

Adnan terjaga setelah 2 jam tertidur pulas di sofa rumah sakit. Ia menatap punggung Aylee yang naik turun teratur menandakan gadis itu masih tidur pulas. Laki-laki itu tersenyum.

Ia hendak bangkit dari sofa tersebut tetapi urung ia lakukan karena sebelum ia bangkit pintu kamar terbuka menampakkan dua sosok gadis yang sudah lama ia ketahui namanya itu.

Mereka saling melempar senyum tetapi canggung karena sudah lama tidak bertemu.

"ekhem. Lo berdua mau jenguk Aylee?" tanya Adnan basa basi. Bodoh, umpatnya geram. Ya pastilah mereka berdua ini akan menjenguk Aylee.

Abel dan Dhira mengangguk. Dalam hati mereka berdua ingin sekali memuji ketampanan Adnan saat ini.

"kayak mana kondisi Aylee?" tanya Abel yang kembali sendu menatap Aylee yang masih menutup matanya.

Helaan nafas terdengar dari mulut Adnan. Ia menatap gantian dua gadis didepannya. "udah mendingan tapi masih harus dirawat 2 hari kedepan"

Dhira dan Abel mengangguk paham akan penjelasan Adnan.

"oh ya nan! Sejak kapan lo di indo? Bukannya_"

Adnan berdehem kemudian tersenyum, "sebenarnya gue disini atas suruhan orang juga, tapi ngeliat keadaan Aylee sekarang gue gak bisa balik ke Aussie"

Abel dan Dhira ber-oh ria. Suasana kembali hening. Sayangnya Adnan juga tak tahu bagaimana cara memulai kembali suatu percakapan.

Ditengah keheningan, Aylee terjaga. Ia menatap ketiga orang disana heran. Mengapa suasananya krik krik sekali? Batinnya.

"hey" panggil Aylee agar menyadarkan ketiga orang disana. Mereka terkejut.

"Aylee! Ampun deh, lo kenapa bisa kayak gini sih? Ini juga semenjak kapan lo suka diinfus gini? Kalau sakit lo bisa bilang_"

"gue cuma sakit sedikit Dhir. Adnan aja yang lebay" canda Aylee agar Dhira berhenti mengoceh. Dan tak lupa pula ia mencibir ke arah Adnan.

Adnan melotot tak terima, "sakit sedikit? Lo udah pucat, badan lo panas, gemetaran. Lo pikir ini sakit biasa aja Hah?" ucap nya kesal. Hilang lah semua kecanggungan diantara mereka.

Abel terkekeh melihat pemandangan itu begitupun Dhira. Rasa cemas yang mendera di hati Abel sirna melihat Aylee tersenyum tanpa beban.

"kecapean doang itu sih gak sakit kali nan" balas Aylee tertawa seolah lupa kalau dia benar-benar sakit.

Adnan semakin tidak terima, "lo_tauk deh Ay! Keras kepala lo gak ilang-ilang." ucapnya semakin bersungut.

Seketika pecah tawa ketiga gadis itu. Sudah lama mereka berempat tidak bercanda ria seperti ini. Sudah lama sekali.

Adnan memilih duduk disofa sambil memainkan hpnya. Mukanya di tekuk masih terlihat kesal. Aylee Aylee. Dari dulu selalu keras kepala membuat Adnan harus mempunyai stok kesabaran menghadapi gadis itu. Dia kan peduli sebagai sahabat dan_ mantan pacar. Tetapi jangan salah Adnan tidak lagi menyukai Aylee sebagai gadis tetapi sebagai adiknya.

"Nan! Mukanya gak usah ditekuk. Tu bibir pengen ditarik apa biar putus?" kekeh Abel yang sudah mulai angkat bicara.

Kok kesal ya, batin Adnan merajuk. Semua kembali tertawa.

"oh ya! Gue ingat satu hal. Ay_" ucap Dhira misterius.

"hmm?"

"lo sama Adnan balikan?" tanya Dhira hati-hati.

Abel melotot, sedangkan Aylee dan Adnan tersedak. Padahal mereka berdua tidak memakan apapun.

Dhira nyengir bebek menatap ketiga temannya disana. Reaksi mereka membuat Dhira canggung.

Beauty Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang