11 | Hangat Namun Dingin

16 0 0
                                    

Ramanda menggigit bibirnya, tampak wanita itu menahan isak tangisnya sedari tadi. Mencoba tenang walau hatinya tak karuan menghadapi rasa sakit yang menyesakkan dada.

"Manda, kamu tenang ok?" Daren mengintrupsi. Bukannya risih tetapi laki-laki muda itu iba menatap istrinya yang begitu kalut.

"Gimana aku bisa tenang Ren? Aylee kayak gini karna kita kan?" Daren bergeming. Sekali lagi Ramanda menggigit bibirnya.

Pintu ruangan terbuka. Ramanda segera bangkit dan menghampiri dokter yang memeriksa Aylee.

"Ada baiknya kita bicaran di ruangan saya pak-buk" Ramanda mengangguk setuju.

Semoga gak terjadi apa-apa dengannya ya tuhan, batin Ramanda perih.

"Jadi gini pak-buk, dari hasil pemeriksaan Aylee terkena stress ringan yang membuat sel-sel di dalam otaknya berfikir secara irasional. Ini sudah terjadi 4 tahun belakangan semenjak Aylee berobat kepada saya. Dia banyak mengonsumsi obat penenang supaya perasaan dan fikirannya tenang. Tetapi hal itu justru memacu tingkat stress nya di beberapa waktu." terang dokter itu perlahan.

Wajah pucat Ramanda semakin menegang mendengar penjelasan sang dokter. Apalagi ini? Dia bahkan tak bisa untuk mengambil satu tarikan nafasnya. Tak urung itu juga terjadi kepada ayah muda itu. Daren semakin mengutuk dirinya sendiri ketika penjelasan dokter dihadapannya semakin membuat ulu hatinya sakit.

Dokter itu tersenyum tipis. Dia paham apa yang terjadi ditengah-tengah keluarga muda itu. Aylee sudah dia anggap anaknya sendiri tak urung ia merasa sakit melihat gadis muda itu terkena depresi ringan.

"La-lalu bagaimana keadaan Aylee saat ini dok?" Ramanda bahkan menggigit bibirnya kembali ketika pertanyaannya kini semakin mendesak air matanya keluar.

Dokter itu kembali tersenyum tipis, "Alhamdulillah keadaannya semakin membaik buk. Tetapi jangan sampai membuat Aylee tertekan dan mengingat hal yang membuat dia merasa tak dianggap selama ini"

Ramanda mengangguk paham, "baik dok. Terima kasih atas informasi serta kasih sayang yang dokter berikan kepada Aylee. Kami berdua pamit terlebih dahulu"

"sama-sama pak, buk" jawab dokter itu sembari tersenyum.

***

Disinilah Ramanda dan Daren berdiri. 2 jam yang lalu Aylee siuman yang membuat dua orangtua muda itu segera menghampiri putri semata wayang mereka. Dan selama dua jam itu pula lah mereka hanya memperhatikan gerak-gerik Aylee tanpa berniat mengganggunya. Aylee terbangun seolah lupa dengan apa yang terjadi sebelumnya. Seperti yang terjadi pagi ini, Aylee sedang menyantap sarapannya sambil menonton televisi. Entah bagaimana, Aylee pun merasa ia lebih bahagia pagi ini sehingga tidak menyadari kehadiran dua orang yang sedari tadi menatapnya.

Selesai dengan sarapannya, gadis bermata indah itu turun dari ranjangnya perlahan. Ia menahan gejolak panggilan alam nya sedari tadi karna menonton tayangan yang ia tunggu-tunggu sejak beberapa hari yang lalu. Lucu memang. Semua itu tak luput dari penglihatan Ramanda dan Daren. Bagaimana Aylee tersenyum, tertawa bahkan perasaan kesal yang membuat hati kedua orangtua muda itu menghangat. Bahkan Ramanda diam-diam memotret semua tindakan Aylee. Beberapa kali ia tersenyum sampai ingin menitikkan air mata melihat hasil jepretannya. Beruntung sekali ruangan ini cukup besar sehingga Aylee benar-benar tidak sadar akan kehadiran orangtuanya. Entah bagaimana respon Aylee nanti melihat mereka menjadi ketakutan tersendiri bagi Ramanda dan Daren.

"Manda, kamu senang?" Daren memecah keheningan diantara keduanya. Ramanda mengangguk tanpa menatap ke arah suaminya. Masih takjub melihat tawa putri semata wayang mereka.

"kalau gitu kita samperin dia ya?" ajak Daren ragu. Ragu dengan keputusannya yang akan berdampak buruk pada suasana hati mereka bertiga.

"kamu yakin ren? Aku takut dia kayak kemaren lagi ngeliat kita berdua" Ramanda berucap lirih. Ternyata ia paham akan rasa sakit putrinya itu. Luka yang ia dan suaminya toreh bukan main-main.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beauty Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang