Woojin tak tau harus merasa bahagia atau malah sebaliknya. Kini dihadapannya Guanlin dan Jihoon tengah mengikat janji suci di atas altar.
Woojin memandang cincin pertunangannya dengan Guanlin 2 bulan yang lalu yang masih tersemat cantik di jari manisnya, tapi kenapa malah Jihoon yang menikah dengan Guanlin. Kisah cintanya sungguh mengenaskan.
Ia tak tau kalau selama ini Jihoon mempunyai hubungan yang lebih dengan tunangannya hingga akhirnya mereka menikah. Jihoon itu sahabatnya, dan dengan teganya menghianatinya. Ah, Woojin ingat, semenjak ia dan Guanlin bertunangan, Jihoon menjauhinya, mungkin Jihoon cemburu pada dirinya.
Woojin sudah tidak bisa menahan tangisnya saat menyaksikan pasangan suami istri yang baru menikah itu berciuman dengan mesranya.
Woojin merasa akan benar-benar gila jika seperti ini. Ia memutuskan untuk pulang, makin lama ia disana akan memperparah luka batinnya.
Setidaknya ia sudah tau kalau sahabat dan mantan tunangannya sudah berbahagia di atas penderitaanya.Kini Woojin sedang duduk sendirian di taman dekat apartemennya, ia memang suka menghabiskan waktu disana. Apalagi kalau dirinya sedang ada masalah, taman ini menjadi tujuan utamanya untuk menenangkan diri.
"Guanlin, seenggaknya kasih tau aku kalau kamu udah nggak cinta sama aku".
"Asal kamu tau, orang tuaku kecewa banget, terlebih aku" monolog Woojin."Jihoon, hiks kamu jahat" Woojin memandang fotonya dengan Jihoon lewat ponselnya.
"Katanya kamu bakal bahagia kalo aku bahagia, tapi kenapa sekarang kamu ngambil kebahagiaaku hiks, kamu jahat hiks" Hati Woojin benar-benar sakit, mungkin bisa dikatakan hancur, sakitnya begitu mendalam dan menyesakkan.
Woojin menghabiskan waktunya hanya untuk menangis dan meratapi nasibnya di taman itu.Hari sudah menjelang malam, Woojin memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Saat ia hendak melangkah ada seseorang yang memukulnya hingga pingsan.
Woojin membuka matanya perlahan, ia merasakan rasa sakit di bagian belakang lehernya, pasti karena pukulan tadi.
Woojin mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan yang sudah ditata secantik mungkin, dan ini mirip sekali dengan desain kamar pengantin baru batin Woojin, Woojin hendak berdiri tapi ia baru sadar kalau tubuhnya diikatkan ke kursi yang tengah ia duduki sekarang. Woojin mencoba melepaskan ikatan itu.
Saat sedang mencoba melepaskan ikatan, Woojin tak sengaja mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Pintu kamar itu terbuka dan menampakkan sosok yang begitu Woojin kenal.
"Jihoon?" lelaki itu mendekat ke arah Woojin.
"Nyenyak tidurnya? Yang tadi itu maaf ya" ujar Jihoon sambil mengusap-usap kepala Woojin.
"Jadi kamu yang mukul aku tadi??!! ".
"Iya maaf ya".
"Lepasin aku Jihoon!!".
"Gak, aku gak bakalan lepasin kamu".
"Mau kamu apa sih ?? Belum puas kamu nyakitin aku??" Jihoon memandang sinis Woojin.
"Yang ada kamu itu yang nyakitin aku Jin! Aku Cinta sama kamu! Aku sayang sama kamu! Tapi kamu malah milih Guanlin! Apa bagusnya sih dia? Aku sengaja ngerebut dia dari kamu! Biar apa??? Biar gak ada yang bisa milikin kamu selain aku! Dan rencanaku udah berhasil, sekarang kamu cuman milik aku aja" Jihoon mengecup bibir Woojin yang bergetar."Dimana Guanlin Jihoon!!!! Dimana???!!!!!" Teriak Woojin.
"Oh bedebah itu udah aku urus, kamu mau liat dia?? " Jihoon berjalan ke arah kamar mandi dan membuka pintunya.Woojin begitu kaget melihat Guanlin terkapar di lantai dengan bersimbah darah. Tangis Woojin pecah.
"Hiks Guanlin".
"Jihoon!! Kamu apain Guanlin hah???!! Hiks Guanlin, bangun!".
"Aku cuman ngasih dia pelajaran aja karena udah ngerebut kamu dari aku".
"Jahat! Kamu jahat Jihoon hiks".
"Aku ngelakuin ini semua cuman buat kamu Jin! Guanlin udah mati! Dan sekarang aku udah gak ada saingan lagi buat dapetin kamu, silahkan kalau kamu mau ngatain aku jahat, aku gila, karena kamu sendiri yang buat aku kaya gini! Andaikan kamu mau nerima cintaku semuanya gak bakalan serumit ini!".Jihoon mendekat ke arah Woojin dan melepaskan ikatan di tubuh Woojin. Woojin sudah pasrah, masabodoh jika Jihoon akan membunuhnya juga. Toh semua masalah ini memang berawal dari dirinya.
Jihoon melepaskan ikatan di tubuh Woojin tapi tidak di kedua tangan Woojin. Ia menggendong tubuh mungil Woojin dan membaringkannya di kasur.
"Sekarang kamu cuman milik aku, dan gak akan ada lagi yang bisa ngerebut kamu dari aku" Jihoon melucuti semua pakaian Woojin.
"Anggap aja ini malam pertama kita, aku udah susah-susah nyiapin semua ini buat kamu" Woojin hanya bisa menangis."Ini salah Jihoon hiks".
"Salah gimana? Aku Cinta sama kamu, dan itu wajar-wajar aja".
"Tapi aku gak ada rasa sama kamu! Aku cuman nganggap kamu sebagai sahabat, gak lebih! Sadar Jihoon! Sadar hiks".
"Oh, kalau gitu aku bakalan bikin kamu jatuh Cinta sama aku Woojin".Dan malam itu menjadi malam yang paling mengerikan bagi Woojin, bukan hanya batinnya saja yang terluka, tapi juga fisik dan mentalnya. Jihoon menyetubuhinya semalaman dan tak membiarkannya untuk berhenti menangis dan berteriak. Karena Jihoon sangat suka saat Park Woojin pasrah di bawah kungkungannya.
End
Hope you like it guys..
Don't forget to comment and vote..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihoon X Woojin [Winkcham]
Fiksi PenggemarAbout Jihoon and Woojin Oneshoot Twoshoot .... Warn! Yaoi! BxB! 17+ Top! Jihoon Bott! Woojin Bahasa; baku, non baku