3 nen E gumi

801 69 4
                                    

Reader's POV

Pagi hari di pertengahan bulan Juni tak sesejuk yang kukira. Di sinilah aku, seorang diri mendaki gunung di belakang sekolah swasta bergengsi Kunugigaoka Gakuen.

Kenapa di pagi hari yang terik ini aku harus mendaki gunung seorang diri? Jawabannya hanya satu,

Karena mulai hari ini aku di turunkan ke kelas E.

Karena mulai hari ini aku di turunkan ke kelas E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kunugigaoka Gakuen. Sekolah bergengsi di tengah kota Tokyo yang di penuhi oleh anak-anak berotak encer sepenjuru negeri.
Sekolah ini tidak berbeda dari sekolah-sekolah lain, hanya saja terdapat sistem pendidikan yang unik yaitu sistem kelas E.

Kelas E berisi anak-anak yang kurang dalam pelajaran. Mereka di tempatkan di gedung berbeda yang berada di atas gunung di belakang gedung utama. Tidak hanya itu, mereka juga mendapat diskriminasi dari guru maupun murid di gedung utama.

Agar mereka tidak masuk ke kelas E, murid-murid lain pun di dorong untuk belajar lebih keras agar tidak mendapat perlakuan buruk seperti kelas E.

Memang sistem yang kejam bagi anak-anak kelas E.

Dan di sinilah aku, seorang [Fullname] yang dianggap gagal dalam pelajaran dan diturunkan ke kelas E.

Ku hentikan langkahku sejenak, melepas lelah. Waktu masih banyak sebelum pelajaran berlangsung, karena itulah ku sempatkan melihat pemandangan dari gunung ini. Gedung utama terlihat begitu jelas dari atas sini.

Dapat kuingat hari-hariku di gedung utama, sayangnya itu bukanlah ingatan yang indah.
Tak terasa setetes air jatuh dari pipiku. Teringat akan perpisahan ku dengan orang yang paling ku percaya, sahabatku sendiri.

Teringat betapa menyakitkan kata-katanya yang ditunjukkan padaku.

Aku mengusap air mataku, melangkahkan kakiku menuju puncak gunung, menuju gedung kelas E.

***

Hal pertama yang kupikirkan saat melihat gedung kelas ini adalah 'Serius ini gedung kelas, bukan gudang?' dengan perasaan itu akhirnya sampailah aku di ruangan yang di sebut ruang guru ini. Yang menyambutku bukanlah seorang manusia yang disebut guru, melainkan seekor(?) gurita raksasa berwarna kuning yang memakai toga dengan senyum yang aneh.

"Permisi... saya mencari Karasuma-sensei wali kelas E... Apa beliau ada?" Tanyaku dengan ragu-ragu. Apa gurita ini mengerti bahasaku?

"Nyurufufufu, aku sudah menunggumu. Kau [Fullname]-san, bukan? Selamat datang di kelas E. Aku Koro-sensei, mulai hari ini aku adalah wali kelasmu. Yoroshiku onegaishimasu." Gurita itu pun mulai memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan*ralat tentakelnya padaku.
Ternyata dia bisa bicara!!

"Yo... yoroshiku, sensei..." Dengan ragu-ragu aku menyambut tangan* tentakel itu.

"Baiklah, saatnya memperkenalkan dirimu pada teman-teman sekelasmu. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai."
Gurita yang menyebut dirinya Koro-sensei itu berjalan menuju kelas mendahuluiku. Aku pun mengikutinya di belakang.

New Life | Karma X Reader X AsanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang