Setelah keterkejutannya dengan Gibran yang tiba-tiba saja sudah muncul didalam mobil. Monnica berusaha keras untuk tidak memikirkan kejadian tadi pagi yang membuat dirinya kesal sendiri.
Bagaimana tidak? Gibran yang awalnya masih teronggok diatas ranjang kemudian tiba-tiba saja sudah duduk manis dikursi supir dengan pakaian casual dan rambut basah yang dibiarkan berantakan membuat kesan cool tercipta pada dirinya.
Wajar saja jika banyak kaum hawa yang berdecak kagum akan ketampanan Gibran yang memiliki rahang tegas, alis tebal, dan hidung mancung yang bertengger melengkapi salah satu keindahan ciptaan tuhan.
"Baiklah, untuk siswa-siswi baru silahkan berbaris dilapangan karena sebentar lagi akan dilaksanakannya upacara apel pembukaan masa pengenalan lingkungan sekolah. Terima kasih" Intruksi yang berasal dari pengeras suara tadi berhasil membuyarkan lamunan Monnica.
Ia yang sedang duduk seorang diri disalah satu bangku yang berada dikoridor sekolah bergegas melangkahkan kakinya menuju lapangan.
Karena hari ini ialah hari pertama dirinya menjadi siswa SMA Gema Bangsa yang notabenenya ialah salah satu sekolah favorit dikotanya karena tidak mudah melalui beberapa test fisik, test lisan maupun psikotest, membuat dirinya belum memiliki teman yang ia kenal saat ini.
Meskipun begitu, sudah banyak beberapa pasang mata laki-laki senior maupun siswa baru lain yang melirik ke arah Monnica dengan tatapan kagum atas kecantikan yang Monnica miliki.
Ditambah lagi lesung pipit yang hanya tercipta dipipi bagian kanannya membuat nilai plus pada dirinya. Rambut sedikit pirang yang lurus dan panjang diikat menjadi satu ke belakang dengan body goals dan otak yang pintar. Membuat banyak perempuan iri kepada Monnica yang mempunyai banyak kelebihan.
***
Setelah upacara apel pembukaan masa pengenalan lingkungan sekolah selesai, siswa-siswi baru diarahkan untuk pembagian kelompok yang terdiri dari 6 orang perempuan dan 6 orang laki-laki.
"Hi, gue Keysha. Keysha Nazeera. Lo bisa panggil gue Key, Keysha, Nazeera, Zeera, Keyna, Keyzee, Keyra, atau apalah terserah lo." cerocos wanita manis disamping Monnica sambil menyodorkan tangan kanannya.
"Eh, iyaa.. Aku Monnica" menerima sodoran tangan dari keysha."Monnica doang?" tanyanya
"Apanya?" bertanya balik
"Namanya" ucap Keysha singkat
"Nama aku Monnica Putri Pramudya, kamu bisa panggil Monnic atau Monnica" jelasnya
"Ehm, tapi gua pengennya manggil Momon, gimana dong?""Loh, kenapa?" dengan dahi mengkerut
"Suka aja, heuheu" Keysha terkekeh geli"Yaudah deh gak papa" Monnica merasa senang dengan Keysha karena memiliki sifat yang terus terang dan tidak merasa canggung walaupun ini pertemuan pertamanya.
Berbeda dengan dirinya yang berusaha sebisa mungkin untuk tidak menampakkan sifat cerewetnya."Ehm, Mon? Lo tau gak yang tadi ngasih intruksi dipodium tadi?" tanyanya setengah penasaran membuat wajahnya yang kekanak-kanakkan terlihat semakin menggemaskan.
"Yang mana?"
"Yang tadi itu loh, sebelum apel upacara pembukaan dimulai"
"Oohh, iya iya aku tahu. Kakak senior yang pake almamater biru kan?" tanyanya memastikan
"Haduhhh mon, semua senior kita disini kan pake almamater biru!!" celotehnya dengan wajah memelas
"Eh, iyaya.. Whehee, emang kenapa kamu nanyain dia?""Em, enggak sih. Aku refleks inget dia aja pas tadi ngobrol sama kamu." ucap keysha
"Kok bisa?" Monnica memandang Keysha dengan tatapan heran
"Iya, jadi si kakak senior yang tadi itu punya lesung pipit dibagian pipi kiri. Nah, sedangkan lo dibagian kanannya" dengan sengaja mencubit pipi
Bagian kanan Monnica "Jodoh banget gak sih?""Ehm, mungkin cuma kebetulan aja Key" ucapnya
"Maybe yes, maybe no!" sambil mengangkat kedua bahunya.***
Holla!! I'm comebackk..
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote + coment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Ficción General"Kalo saya sukanya sama kamu, kamu bisa apa?" Jlebb! Monnica terdiam ditempat tidak bisa berkutik barang sedikitpun. Dengan prontal Reynand nafis sang most wanted sekolah mengucapkan kata-kata yg dapat membuat hati Monnica mencelos. . Akankah ia dap...