Suasana kantin SMA Gema Bangsa seketika ramai oleh para siswanya yang berniat ingin mengisi perutnya setelah beberapa jam belajar dikelas.
Monnica dan Keysha terlihat bingung ketika melihat meja-meja yang disediakan sudah penuh terisi oleh murid-murid yang telah lebih dulu sampai dikantin.
"Dipojok sana masih kosong Key" tunjuknya ke arah pojok yang terdapat meja kosong yang belum ditempati oleh siswa lain.
"Mau makan apa mon? Gue aja yang pesenin, lo disini aja, biar mejanya gak ditempatin sama orang."
" Oh oke deh, Gue bakso sama jus alpukat yaa" yang dituju bergegas menuju ke deretan penjual berbagai jenis makanan yang dijajahkan.
Monnica yang merasa bosan karena tidak ada orang yang bisa diajak untuk berbicara akhirnya mengaktifkan mode data pada smartphonenya dan mulai menjelajahi akun sosial media yang ia miliki.
"Siapa yang ngizinin lo duduk disini?"
Monnica yang masih fokus memandangi layar ponselnya tidak sadar akan kehadiran suara tadi. Dengan paksa si empunya suara merebut handphone yang sedang dimainkan oleh Monnica karena merasa kesal jika kehadirannya dihiraukan.
Monnica tersentak lalu mengalihkan perhatiannya kepada sesosok laki-laki yang berdiri menjulang tinggi dengan ekspresi yang dingin melebihi dinginnya es-es yang ada digreenland.
"Kenapa kak?" tanyanya heran kepada orang yang dikenal sebagai kakak senior karena menggunakan almamater biru yang notabenenya adalah seragam yang menciri khas kan siswa Gema bangsa.
Sekilas Monnica melihat name tag yang tertera dibagian dada kanannya. Reynand Nafis, gumamnya dalam hati.
Ia tak mengerti, kini seluruh isi yang ada dikantin memandangi dirinya. Terutama kaum wanita yang menatapnya dengan tatapan membunuh seakan-akan Monnica telah melakukan kesalahan besar yang dapat membangunkan singa yang bangun dari tidurnya.
"Anak baru ya? Gue cuma mau ngasih tahu kalo ini tempat biasa gue duduk. Dan gak ada satu orang pun yang pernah berani buat nempatin tempat duduk ini kecuali lo!" ucapnya dengan ekspresi datar.
Monnica yang mendengar ucapan tadi lantas mengernyitkan dahi merasa bingung dengan ucapan Reynand.
"Loh, ini kan kantin umum. Berarti bebas dong siapa aja yang boleh duduk dikursi ini.
Kecuali kalo sekolahan ini punya kakek lo!" sewot MonnicaReynand tersentak, tidak menyangka jika wanita yang kini didepannya akan berani berkata demikian.
Karena biasanya, tidak ada yang berani menyanggah perkataannya bahkan guru-guru sekalipun. Terlebih wanita-wanita lain akan bertekuk lutut kepadanya jika sudah melihat wajah tampan yang dimiliki Reynand.
Tidak dengan Monnica, ia tersulut emosi oleh ucapan Reynand yang dianggapnya tidak pantas berkelakuan demikian.
"Lo? Berani sama gue?" tanya Reynand sambil mendekatkan sedikit badannya ke arah Monnica
"Hhh, why not?" Monnica mendengus kesal
"Oke, kali ini gue maklum karena lo anak baru yang belom kenal siapa gue!"
"Kayaknya sekarang gue udah kenal siapa lo! Lo si senior yang memprioritaskan popularitas untuk kepentingan diri lo sendiri"
"What the.."
"Ehm, Sorry kak, kayaknya temen gua becanda deh sama omongan yang tadi, dia emang gitu orangnya seneng becanda. Heuheu" jelas Keysha yang datang dengan wajah pucat sambil menarik tangan Monnica untuk segera keluar dari kantin.
"Duh, apaan sih Key? Gue kan belom beres ngomong sama senior songong itu. Terus handphone gua juga masih di dia. Siapa itu namanya, nand.. nand..."ucapnya saat keberadaanya sudah jauh dari kantin.
"Reynand Nafis kan? Haduh Monn.. Lo itu ya hari pertama sekolah udah nyari masalah aja. Lo gatau kan siapa dia?"
"Gak tahu dan gak mau tahu!" jawabnya singkat dengan wajah yang super masam
"Monn, dia itu ketua osis disekolah ini"
"Gak percaya! Mana ada ketua osis yang kelakuannya kayak gitu. Setahu gua nih ya, menurut novel ecek-ecek yang pernah gua baca, kalo ketua osis tuh baik, pinter, humble. Gak kayak dia ish"omel Monnica
"Tapi emang itu kenyataanya, tadi gue denger anak-anak yang jajan sampingan sama gue.Dia itu most wanted disekolah ini, Dan hal penting yang harus lo tahu, kalo dia itu cucunya yang punya yayasan."
"What????" Teriak Monnica yang lengkingan suaranya menghentikan kegiatan orang-orang disekitarnya.
***
Hollaaaa. I'm come back againnnn..
Jan lupa vote and comment guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Fiksi Umum"Kalo saya sukanya sama kamu, kamu bisa apa?" Jlebb! Monnica terdiam ditempat tidak bisa berkutik barang sedikitpun. Dengan prontal Reynand nafis sang most wanted sekolah mengucapkan kata-kata yg dapat membuat hati Monnica mencelos. . Akankah ia dap...