Pinta ku

29 5 1
                                    

Ketika panggilan-Nya mengundang
Ku jawab, tak lupa akan kau
Yang katanya, lebih dari mutakhir
Ku minta dengan malu-malu
Mengukirkan namamu
Dalam takdirku

Berkutat penuh harap
Kau mengabulkan pintaku
Jika tak mungkin
Jawablah sekedarnya
Jika tak mungkin, lagi
Cukuplah, perdengar
Suaraku yang mulai layu
Tatapku yang mulai sayu
Tanganku yang mulai rapuh
Terkikis oleh waktu
Yang membalut umur
Bersimpuh, berlutut
Tak kuat ku taruh
Lebih lama ku mengadu

Tuhan, ku ingin bilang
Yang  kupercaya, kau lebih paham
Ada gadis mei, yang berharap
Dibalik matanya yang membulat
Yang sering, dan terlalu sering
Meratapi takdir

Yang ia berharap tuk di hargai
Bahwa ia pun mencintai
Mencintai makhluk-Mu
Yang dianggapnya ajaib

Ajaib

Aku datang untukmu
Juga menghilang darimu
Tapi mengapa?

Mengapa harus aku
Yang merasa jatuh
Yang di rasa menjatuh
Yang serasa terjatuh, jauh

Kau tau
Karena kau, terajutlah kenangan baru
Karena kau, terciptalah isakan sendu
Karna kau, terenyuhlah daku
Meski hanya sesaat
Itu artinya
Di setiap detiknya, adalah kilau emas
Di setiap tawanya, adalah kicau melengking

Karna ku harap, jika kau mulai jauh
Ada sedikit harapan
Tuk ku mengintip, memastikan
Ada pertemuan, setelah kenangan
Di suatu saat nanti

Malam-malam ku terbangun
Merusak, bunga tidurku
Demi-Nya, padamu
Cepat-cepat aku bersujud
Takut terdahului
Terkalahkan sekejap mata
Yang menusukku
Untuk terakhir kali
Membilah bertubi-tubi
Tanpa henti
Sakit tuk di akui
Sengit tuk di hindari

Terus, dan selalu
Ku ucap namamu
Selengkap-lengkapnya
Tanpa batas, yang melarang

Dia alias kau
Terlantun, tertatih merdu
Perlahan, dengan pasti
Teralun haru
Memendam parau

Mencekat gusar
Bait yang brutal
Tersingkir keluar
Lirik-lirik tua

Kau satu dalam nada itu
Menciptakan irama
Yang meraung-raung
Membangkitkan ku jatuh
Tertindih masa lalu
Yang tak jauh
Dari kata sendu

Kau bersenandung
Dalam gemuruh
Yang terbendung
Menggulung , awan yang mendung
Tanpa hujan yang merintik
Yang memporandakan
Titik demi titik
Dari dalam secarik
Kertas yang teriris

Tak ada yang terbesit
Dari hati yang terlilit
Rindu yang melekit
Hingga anginpun mengerti
Indah nan lugu
Nada-nada yang melagu
Menyairkan sesuatu
Menguraikan satu
Menjadi padu.

Sebuah Sesal Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang