pedih

41 6 3
                                    

Senja yang terlukis,
Indah bagai pujaaan hati

Sabit yang meruncing,
Lentik bagai senyum yang terukir

Fajar yang memancar,
Terang layaknya lentera malam

Pagi yang mengembun,
Lembut bagai melodi yang mengalun

Dan,
Dari semua itu, kamu
Yang membuatku, terbit dan tenggelam.

                                       ~~~
Ketika itu, aku pun tersadar
Yang telah terlampau jatuh
Dalam permainan manis  mu

Kau, tertawa renyah
Memulai permainan mu
Mengikis segala rindu
Merengkut semua rasa,
Tanpa batas.

Hatiku yang rapuh pun turut mengadu
Duhai rasa tolong hentikan ini
Semua permainan ini
Jika ekspetasi kali ini tak sesuai realitas
Biar saja aku jatuh, sakit
Biar menjadi pelajaran
Apalah daya ku
Yang terbuai akan dusta

Dusta,
Yang kala itu tampak menawan
Mengalahkan ribuan kejora
Menaklukan segala rayuan

Tak ada rasa lelah
Tak ada kata marah
Musnah segala beban

Hati ku yang kian menjadi paduka
Akal ku yang brutal
Ego ku yang berambisi
Nafas ku yang di kendalikan
Tunduk pada nya
Wahai paduka kami
Sang hati, bertakdir perih.

                                     ~~~
CINTA!
Jangan kau ubah hatiku
Buat nya menghapus ketulusan
Buat nya menghapus kesetiaan
Buat nya menghapus kenangan lama
Jangan, jangan lakukan!
Karena sakit hati yang kau buat.

Jangan buat aku mencicipinya
Jangan buat aku merasakannya
Jangan buat aku menelannya
Jangan buat aku tersiksa karnanya
Jangan!.

Duhai kau,
Duhai bulan purnama
Duhai bintang gemintang
Duhai angin yang menyendiri
Duhai ombak yang meliuk-liuk
Duhai kau, sang hati

Ternyata,
Di takdirkan dengan mu
Cukup rumit, namun teduh
Layaknya hujan ditengah gurun
Layaknya cahaya dalam gelap
Layaknya kamu dalam sujud ku.

Bagiku, aku bahagia
Angin pun merestui
Samudra pun meridhai
Angkara pun tak terbebani
Alangkah bahagia nya
Aku, kala itu

Sebuah Sesal Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang