Tali Pertama, Juli

35 7 0
                                    

Ketika hati tertutup kelabu cinta
Ketika itu juga, Kau sucikan
Jernih, bagai embun yang tertidur
Kau buka ia, sang hati pemuram
Dengan-Mu, Kau kenalkan dia
Serta tatap pertama, Kau izin kan leluasa
Menatap, merekam, dalam ribuan ingatan
Cepat bagai kilat

Aku mengalah, menyerah
Kau datangkan dan alihkan
Senyumnya yang teramat tersirat
Yang menjebakku terjerat
Dalam benih-benih yang bersemburat

Akulah, bak perekat
Tak mudah jatuh, untuk melekat
Tak mudah sirna, untuk yang terlekat
Tapi Sang Kuasa berkehendak, aku bisa apa?

Yang membiarkanku larut, dalam rasa tulus
Yang menelantarkan, kepedihanku
Yang menertawakan, parit perinduku
Yang menaburkan, gejolak rasa padaku
Dan, yang menuliskan, skenario-ku

Ketika pahatan indah itu datang
Kau datangkan rasa takut
Yang tak semestinya, ku takuti
Lahirlah aku, gadis penakut

Bersembunyi, berusaha menutupi
Agar tak dicari-cari, dan tak diketahui
Tak dipeduli, tak juga diminati
Tapi, spekulasi, prediksi, ataupun ekspetasi
Tak luput dari drama-drama kecil
Yang tertawa geli

Mempertajam, menghujam, membinasakan
Hingga merusak, mengusik sanubari
Kini adalah, kala yang tak bisa dihindari

Kini ku, kan terus bertahan
Meratapi, dipenghujung kata
Menelantarkan pahit, yang tak tertahankan
Dalam detik nadiku
Dalam atom terkecil tubuhku
Terus berharap, tanpa jeda sang koma
Dari kepastian, yang membiru

Dia, rajutan kata
Yang teruntai, satu demi satu
Menghujatku, lemah gemulai
Melabrakku kasar
Dengan jangkar dari kapal
Membiarkanku tenggelam, lebam
Terjerembab bersama hina

Memperkejam dari pembunuhan
Sadis, mendustakan kepercayaan
Hingga terlukai, rapuhnya hati
Tak berdosa

Aku, kini
Tersalahkan dan disalah-salahkan
Mengapa?, haruskah ku bertanya?

Sebuah Sesal Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang