part 36

6.6K 294 11
                                    

Kei duduk di teras ditemani rembulan yang bersinar terang, dengan bulat sempurna. Ia memandangi cincin yang melingkar di jari manis tangan kirinya, yang entah bagaimana pas di jarinya. Tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.

Ia usap cincin itu dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Cie cie yang habis di lamar oleh kekasih hati." Indah sudah berada di sebelah Kei tanpa di sadari oleh Kei.

"Indah.....sejak kapan kamu disini?"

"Sejak kapan ya? Cukup lama hingga bisa melihat seseorang senyum senyum sendiri seperti orang gila"

"Indaaahh......."

Indah terkekeh melihat Kei tersipu malu.

"Sungguh Kei, ini suatu kebetulan yang.....mmm....bukan....bukan kebetulan tapi taqdir Kei. Kalian memang di taqdirkan bersama"

"Kamu berfikir seperti itu Ndah?"

"Iya Kei, kamu bisa saja kan kabur dan pergi jauh, bahkan keluar dari Indonesia, tapi secara bersamaan aku menghubungimu dan kamu memutuskan untuk kesini"

"Dan sangat kebetulan kamu mengajar di sekolah yang didirikan oleh dia"

"Apa aku harus pulang Ndah, kata om Bian papa sakit, terkena serangan jantung karena perusahaan kolaps"

"Harusnya seperti itu, mama kamu pasti perlu dukungan dari kamu"

"Tapi aku takut Ndah, takut jika papa akan memaksa aku lagi"

"Tapi sekarang ada dia yang akan menjagamu, dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi, iya kan?"

"Ehem......"

Indah dan Kei menoleh pada suara deheman yang ternyata adalah Bian.

"Boleh saya bicara dengan tunangan saya?" Ucap Bian pada Indah.

"Tentu, kalau begitu saya mau istirahat dulu di kamar, aku masuk dulu ya Kei"

Kei mengangguk pelan pada Indah, Bian mendekat dan duduk di sebelah Kei.

"Besok aku mau ajak kamu ke suatu tempat"

"Hemmm.....kemana Om?"

"Besok juga kamu tahu sayang. Suka cincinnya?"

"Suka banget" jawab Kei menunjukkan tangannya yang sudah dihiasi cincin berlian yang sore tadi Bian berikan.

Semilir angin malam membuat rambut kei yang sebahu berterbangan berantakan, Bian menghadap pada Kei yang berada di sebelahnya, ia merapikan rambut Kei, juga anak rambut Kei yang menutupi wajah Kei.

Bian membelai pipi Kei dan mendekatkan wajahnya pada Kei, Kei menatap mata Bian yang semakin mengikis jarak antara wajahnya dan Kei hingga bibirnya menempel di bibir Kei yang membuat Kei memejamkan matanya.

Bian mengulum lembut bibir Kei sedangkan tangannya membelai lengan Kei, tangan Bian beralih ke tengkuk Kei dan bergantian mencium bibir atas dan bawah Kei hingga membuat Kei kehabisan nafas.

~~~
~~~

Bian dan Kei berjongkok di hadapan makam kedua orang tua Bian, Bian membelai batu nisan ayahnya.

"Ayah........ seperti janjiku pada ayah dan ibu, Bian sudah membawanya yah. Membawa orang yang Bian cintai ke hadapan ayah dan ibu" ucap Bian menggenggam jemari Kei dan tersenyum memandangnya

"Bian akan menikahi Kei, Restui kami yah, Bu" ucap Bian lagi.

Setelah keduanya berdoa di makam ayah dan ibu Bian, mereka berjalan meninggalkan area pemakaman di desa itu.

KEINARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang