Happy reading!
***
Sejak keluar dari rumah sakit, Thalya masih memikirkan semuanya. Ia bertekad akan melupakan pria itu. Dan sesampainya di apartemen, ia langsung menelpon orangtuanya.
"Halo."
"Hai, Ma."
"Ada apa, honey?" tanya ibunya.
"Aku akan kembali ke Colorado." katanya to the point.
"Benarkah?" pekik ibunya. Senang karena anaknya akan kembali pulang ke Colorado.
"Iya." Thalya mengangguk meski orang di seberang sana tidak melihatnya.
"Kapan kau akan kemari?"
"Besok pagi aku akan berangkat. Aku sudah memesan tiket busnya."
"Baiklah. Kami menunggumu disini, sayang. Maafkan ayah dan ibu yang selalu mengabaikanmu." ujar ibunya merasa bersalah.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti."
"Kalau kau sudah sampai di Colorado hubungi kami. Supaya kami bisa menjemputmu."
"Iya. Aku akan menghubungi kalian. Aku akan membereskan barang-barangku dulu. Bye, Ma."
"Bye, honey."
Sambungan terputus. Thalya kembali melihat layar handphonenya. Tidak ada pesan apapun. Itu artinya memang Adrian sudah melupakannya. Ia tersenyum masam.
Seharusnya ia senang. Bukankah ini adalah keinginannya? Menyelesaikan tugasnya untuk membantu mengembalikan ingatan Adrian, setelah itu pergi. Tapi kenapa nyatanya ia merasa tidak rela meninggalkan pria itu.
Thalya menggelengkan kepalanya. Jangan bodoh! Ia tidak mau terus-terusan dihantui oleh bayang-bayang Adrian. Ia harus bisa melupakannya. Memendam rasa ini sendirian.
Suara bel apartemennya berbunyi nyaring. Ia melangkah ke pintu dan membukanya. Terlihat Emma yang sudah berdiri disana. Gadis itu baru saja pulang dari Pennsylvania kemarin sore, bersama kedua orangtuanya.
Ia mempersilakan Emma untuk masuk.
"Apa kau yakin dengan keputusanmu untuk kembali ke Colorado?" nada ucapan Emma terdengar tidak rela jika Thalya pergi.
"Ya, aku sangat yakin. Lagipula aku juga harus memperbaiki hubunganku dengan orangtuaku 'kan?"
Emma mengangguk paham.
"Kalau kau sudah disana jangan lupakan aku ya." ujar Emma sedih.
Thalya terkekeh. "Tentu saja tidak. Mungkin suatu saat aku akan kemari untuk mengunjungimu." katanya.
"Aku akan menginap disini sampai besok pagi, boleh kan?"
"Tentu saja boleh. Aku juga sedang membutuhkan teman untuk saat ini."
"Lalu bagaimana dengan Adrian?" Emma tampak ragu dengan pertanyaanya itu.
Thalya mengedikkan bahunya. "Dia mungkin sudah melupakanku."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Athena ✔
Romance[COMPLETED] Short story Termasuk karya lamaku. Jadi kalau bahasa dan alurnya masih berantakan mohon dimaklumi. Kalau merasa cerita ini bikin sakit mata lebih baik tinggalkan saja, oke?