My Athena | 4

2.8K 227 0
                                    

Besoknya Thalya sudah menyusun kata-kata beserta alasannya untuk ia katakan pada Adrian. Semoga saja pria itu mengizinkannya untuk pergi. Ia ingin sekali berlibur. Apalagi dengan Emma. Dan ini kesempatannya untuk pergi bersama sahabat tercintanya itu.

Ia berjalan di koridor rumah sakit dengan langkah gemetar. Takut jika perkataannya akan menyakiti pria itu seperti kemarin saat di taman. Mengingat itu membuatnya merasa sangat bersalah.

Sesampainya di depan kamar Adrian, ia jadi ragu untuk membukanya. Tetapi dengan mantap ia masuk. Setelah ia mengumpulkan segenap keberaniannya.

"Hai." sapanya sambil tersenyum manis.

Adrian menoleh dan menatap gadisnya dengan senyum lebar. Tangannya bergerak menyuruh Thalya untuk duduk di kasur bersamanya. Thalya menurut, ia duduk tepat di depan pria itu.

"Apa Fero tidak kesini?" tanya Thalya basa-basi.

Adrian mendengus kesal. "Apa kau kemari hanya menanyakan Fero?" gerutunya.

Thalya terkekeh pelan. "Tentu saja tidak. Lalu kemana yang lainnya. Mm, Helena?" ia menggigit bibir bawahnya. Membuat Adrian melirik sekilas ke arah bibir mungil itu.

"Tadi dia kemari bersama adiknya. Dan baru saja pergi beberapa menit yang lalu." Thalya mengangguk mengerti.

"Aku ingin mengatakan sesuatu." kata Thalya membuat Adrian menaikkan sebelah alisnya bertanya.

Gadis itu terlihat gugup. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain. Ia menggigit ujung lidahnya sebelum berujar. "Lusa aku akan pergi berlibur ke Pennsylvania bersama Emma." katanya lirih.

Tidak ada jawaban apapun dari pria di depannya. Thalya pun mendongak. Lalu melihat raut wajah Adrian yang berubah dingin. "Tidak." tegasnya.

Thalya merengut kesal. "Aku ingin berlibur kesana. Hanya beberapa hari saja." rengeknya.

Adrian menghela napas panjang. "Tidak, honey. Aku tidak mau jauh darimu." tolaknya tak terbantahkan.

Ingin rasanya Thalya berteriak di depan wajah pria otoriter itu. Sungguh, Adrian sangat possesive padanya. Namun saat ia melihat tepat ke dalam manik mata Adrian, membuat nyalinya seketika menciut dan kata-kata yang sudah ia susun melebur begitu saja dari otaknya bersama keberaniannya tadi.

Baru saja Thalya akan mengeluarkan kalimat protesannya. Suara pintu terbuka mengalihkan atensinya pada dua orang yang baru saja masuk.

"Biarkan dia pergi berlibur sebentar saja. Dia pasti merasa terkekang jika kau membuatnya seperti itu." kata Fero. Ia berjalan menuju sofa dan duduk disana.

Lena mengangguk setuju.

Oh! Thalya sangat bersyukur karena kedatangan dua orang ini. Ia sangat berterimakasih sekali pada mereka yang mau membelanya.

Thalya kembali menatap Adrian dengan tatapan memelas andalannya. Melihat itu Adrian menjadi tidak tega. Ia pun mengangguk dengan malas.

"Yes!" Thalya bersorak senang sambil mengepalkan tangannya.

"Berapa hari kau disana?" tanya Adrian.

"Mm. Satu minggu mungkin." jawab Thalya ragu.

"Apa?! Tidak boleh! Kau hanya boleh pergi selama tiga hari, tidak lebih." tegas Adrian. Thalya melotot kaget. Tangannya menarik-narik lengan pria itu.

"Tiga hari?! Yang benar saja! Kau tahu 'kan jarak New York dan Pennsylvania cukup jauh!" pekiknya tak terima.

Sedangkan dua orang yang sedang duduk di sofa hanya menonton perdebatan mereka dengan seksama. Merasa tertarik dengan adu argumen dua sejoli itu.

Thalya menghentak-hentakkan kakinya, merasa kesal. Ia pun keluar dari ruangan itu dengan wajah masam. Menutup pintu ruangan itu dengan sedikit bantingan. Membuat orang-orang di dalam sana terkejut.

Fero berdecak kesal. "Kau tidak bisa terus-terusan mengekangnya seperti itu. Dia juga butuh kebebasan. Bagaimana jika nanti dia marah padamu dan akhirnya nekat pergi tanpa seizinmu. Lalu entah kapan akan kembali." ia berusaha menjelaskan itu semua pada Adrian.

Seolah tersadar, Adrian terbelak kaget. Kepalanya sontak menoleh ke arah Fero yang sedang menatapnya sambil menyeringai mengejek. Ia pun akan turun dari kasurnya. Namun dihalangi oleh Fero.

"Mau kemana kau?!" tanya Fero sedikit keras.

"Aku ingin menemui, Thalya. Bagaimana jika dia benar-benar marah padaku dan melakukan apa yang kau katakan tadi." jawab Adrian frustasi. Fero terbahak mendengarnya. Dan Lena hanya tertawa pelan.

"Kau baru menyadarinya ternyata. Sudahlah kau tunggu saja disini. Biar aku yang mencari gadis kesayanganmu itu." kemudian Fero keluar ruangan berniat mencari Thalya.

Ia memutuskan untuk mengirim Thalya pesan singkat. Menanyakan dimana keberadaan gadis itu sekarang. Setelah pesannya dibalas, ia membukanya. Thalya berada di taman rumah sakit.

Di taman rumah sakit, Fero melihat Thalya yang sedang duduk sendirian di salah satu bangku taman. Ia pun mendekatinya dan duduk di sebelahnya.

"Kenapa kau kemari?" tanya Thalya dengan nada ketus tanpa menatap Fero.

"Adrian ingin bertemu denganmu."




Pindah ke Karyakarsa
Usn : naigisa

My Athena ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang