Setelah dua bulan gak ketemu Fajar, rasanya rindu juga. Kali ini gue gak ke Bandung, tapi langsung ke Jakarta. Gue mau bikin kejutan kecil-kecilan.
Today is our 1st anniversary.
Bahkan gue gak nyangka bisa bertahan sama Fajar. Kita yang sangat minim berantem, tapi selalu bungkam kalau kita bahas soal keyakinan.
"Alhamdulillah kita bisa bertahan sampai sekarang."
Sedangkan gue,
"Puji Tuhan, aku masih melewati hari-hari bersama kamu."
Iya gue sedih, tapi gue bahagia sama Fajar. Gue gak sanggup untuk melepaskan dia disaat gue masih membutuhkan dia.
"Nyari siapa mba?"
Waktu gue lagi kelabakan nyari Fajar, seseorang menyapa gue. Mungkin dia tau gue gak hafal Pelatnas.
"Nyari Fajar mas, ada?" tanya gue.
Dari nada bicaranya dia orang Jawa, soalnya rada medhok. Dia menengok ke arah gue heran.
"Fajar? Gak salah nyari orang?" kata cowok tersebut.
Salah nyari orang gimana coba? Gue langsung menatap dia bingung.
Tapi cowok yang gue yakin dia atlet bulutangkis juga malah senyum. Senyum menyeringai gitu lho, kan gue jadi takut.
"Ya intinya saya mau ketemu sama Fajar, bisa tolong kasih tau dia dimana?" kata gue dengan sedikit kesal.
"Iya mba, jangan jutek gitu dong. Fajar tadi lagi latihan, dan gak bisa diganggu mba, soalnya ada coach juga." jawab dia
"Daripada mba bete nunggu Fajar, mending main sama saya aja yuk?"
Gue kaget, kok ini orang bisa langsung ngegas kayak gini. Serius gue kenal juga enggak, Ya Tuhan.
"Gak perlu mas. Makasih." gue udah bersiap-siap mau kabur, yang penting gak ketemu sama orang ini lagi.
Tapi tiba-tiba tangan gue di tahan. Seolah gak memperbolehkan gue pergi. Disini gue makin bingung, ini orang maunya apa.
"Lepasin!" protes gue.
Tapi dia masih senyum-senyum gak jelas.
"Kasih tau nama mba dulu, baru saya lepasin." pintanya.
Demi apa ya, kok ada orang tengil kayak dia?
Gue menghela napas kasar, dan menatap dia sedikit sinis. Sumpah jadi badmood gini. Gak peduli dia ganteng, gak peduli dia keren, intinya dia bikin gue bete.
"Natal,"
"Hah? Siapa?!"
Ini orang telinganya belum dibersihin kali ya. Padahal gue udah agak teriak ngomongnya.
"Natal, okay puas? Lepasin tangan saya!" teriak gue.
"Hai Natal, gue Kevin Sanjaya."
His name is Kevin.
"Saya gak nanya lho, dan please jangan sok kenal sok dekat sama saya." kata gue dan pergi dari hadapan Kevin.
Ngapain juga gue nginget namanya? Buat apa? Amit-amit punya pacar kayak Kevin. Untung pacar gue namanya Fajar.
"Hey, kamu kok disini?"
Gue yang awalnya fokus ke handphone, langsung sadar kalau ada sosok yang gue tunggu-tunggu.
"Iya, surprise! Seneng gak ada aku disini?"
"Masih perlu jawaban?" kata Fajar ke gue.
"Enggak sih hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athlete [Fajar Alfian]
Fanfiction#Badmintonseries Mungkin kita belum ditakdirkan bersama. Aku dan kamu berbeda, namun aku bahagia. Related to another athlete series ©2018, oneflowerisme