Bab 1 Panjul mempermainkan aku

5.2K 198 1
                                    

Sebelum bingung karena tidak tahu siapa Panjul, baca dari awal kisah Panjul, dengan judul, "Aku hamil anak jin."
Panjul adalah jin Islam yang baik. Baiklah kita simak ceritanya.

-----------

          Segelas susu panas di meja kerja menemaniku mengetik naskah. Malam sudah semakin larut, di saat yang lain sudah terlelap tidur dan mungkin sedang bermimpi indah, aku masih terjaga di ruangan belakang.

          Gudang tempat penyimpanan barang bekas menjadi tempat pilihanku untuk menyepi sambil mengetik naskah.  Suara anjing tetangga melolong di tengah malam membuat suasana semakin mencekam.

          Aku sudah terbiasa mendengar suara lolongan anjing tiap menjelang dini hari. Telingaku mulai mendengar suara air gemericik, gelas berisi air susu tiba-tiba memutar seperti di aduk. Pikiranku mulai terganggu, "perbuatan siapa ini?" dalam benakku berpikir.

          Aku mulai membaca Ayat kursi dan surat pendek, terdengar suara berisik di balik pintu belakang. Setelah membaca surat pendek, aku mulai tenang dan cuek, air susu di gelas aku tumpahkan di tempat cuci piring.

         Aku duduk kembali, mataku terus keliling mencari suara desahan, baju yang menggantung di tali jemuran bergerak dan goyang. Mataku terus melotot dan memandangi baju yang bergerak sendiri, aku mulai senyum sinis dan melanjutkan memeriksa hasil ketikan untuk naskah novel. Lagi-lagi kesabaranku di uji, baju yang menggantung mulai jatuh, "kurang ajar! siapa kamu!" gertakku.

          Tidak ada jawaban sama sekali, aku mulai merapihkan baju yang jatuh, aku sudah menduga itu pasti perbuatan jin yang sengaja menggangguku. Kali ini membuat aku naik pitam, lampu tiba-tiba mati, dadaku mendadak terasa sesak, aku tidak menyukai kegelapan. Lampu senter dari handphone langsung aku nyalakan, aku berdiri untuk mencari lilin, tapi tiba-tiba lampu menyala kembali. Dan saat itu muncullah suara tertawa riang.

           "Hahahahahaha,"

          Aku dibuat terkejut dengan suaranya, bulu romaku berdiri, darahku mendidih, aku mulai fokus dan berdoa, mulai merasakan getaran yang aku kenal, aroma wangi yang aku kenal.

         "Dasar jin! awas kamu Panjul!" hardikku marah.

          Aku mulai cemberut menahan marah, tidak peduli lagi Panjul mau mengganggu atau tidak. Aku melanjutkan mengetik naskah.

          "Assalamu'alaikum, Bunda," ucap sapa tanpa wujud.

          "Wa'alaikum salam!" jawabku sangat ketus.

          "Kalau Bunda marah, aku pulang lagi..." ucap Panjul.

          "Pulang sana! siapa juga yang menyuruhmu datang!" jawabku tambah ketus.

          Suara Panjul menghilang dan tidak ada lagi gangguan, tapi justru membuatku penasaran, kenapa Panjul datang dan mengganggu. Rasa penyesalan datang karena aku tidak sempat bertanya kenapa dia datang.

          Panjul bukan manusia, mungkin jin memang senang mengganggu manusia. Aku mulai tidak tenang, biasanya Panjul datang membawa berita, atau masalah, atau mungkin di perintah Ibunya.

          Malam yang sunyi diselimuti kecemasan. Rasa gengsiku tinggi, tidak mau memanggil Panjul dan bertanya ada apa dia datang menemuiku. Tapi rasa penasaran terus mengganggu pikiranku

***

Penampakan Arwah (Panjul Part 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang