Bab 6 Aku meminta Kejora mengawasi Kakaknya Marina

2.9K 147 1
                                    


          Aku mulai memikirkan kasus Marina, jaman sudah semakin aneh, Ayah memperkosa anak kandung, dan saudara memperkosa saudaranya sudah banyak terjadi di beberapa tempat. Dan ini sangat miris, teknologi semakin canggih, banyak pula yang terjebak jika kita tidak bisa memilih dan memilah.

         Apalagi video porno, dan penampilan wanita yang vulgar kerap menggoda insan laki-laki, itu bisa memicu nafsu laki-laki bangkit. Aku mencari waktu yang tepat untuk membicarakan masalah Marina pada Kejora, sebab Marina adalah ponakan suaminya.

         Masalah semakin rumit karena saksi sudah meninggal dunia. Aku hubungi Kejora dan membicarakan masalah Marina. Kejora sangat terkejut dan mau membantu mengungkap kejahatan Toyib Kakak Marina. Aku menyerahkan masalah Marina pada Kejora. Dan menunggu kabar dari Kejora.

Kisah Kejora menyelesaikan kasus Marina

          Kejora mulai mendekati suaminya, dan mengajak suaminya menjenguk Sadi adik suaminya.

         "Pak, bagaimana kalau liburan akhir pekan ini, kita menengok Sadi, adikmu? aku dengar Sadi dan istrinya sering sakit-sakitan sejak Marina meninggal, kita kesana yuk, Pak!" pinta Kejora.

         "Iya, juga ya Bu, sudah lama kita tidak menengok Sadi, semenjak kematian Marina," ucap suami Kejora.

         "Kalau begitu, aku persiapkan dulu bekal untuk oleh-oleh mereka ya, Pak! aku juga mau membeli perlengkapan bayi untuk anaknya Marina," ucap Kejora.

          Kejora mempesiapkan perbekalan untuk di perjalanan dan oleh-oleh, jarak rumah Kejora dan Sadi harus ditempuh tiga jam perjalanan. Saat waktunya tiba liburan datang, Kejora dan suaminya berangkat ke Desa Sadi. Sampai di rumah Sadi, Kejora di sambut Toyib, Kakaknya Marina masih telihat ramah dan biasa. Yang mengejutkan Kejora ketika menengok bayi di kamar Marina, Panjul menyapanya.

          "Ibu... " sapa Panjul.

          "Panjul? rupanya kamu disini?" ucap Kejora terkejut.

          "Iya Ibu, aku menjaga bayi ini Bu, Toyib ingin mencelakai bayi ini," ucap Panjul.

          "Apa? tega sekali dia! Panjul, kamu jaga bayi ini baik-baik, ya? Ibu ingin bertemu dengan Ibunya Marina dulu," ucap Kejora.

          Saat Kejora sedang bicara dengan Panjul, suami Kejora tiba-tiba masuk kamar Marina.

          "Bu? kamu bicara dengan siapa?" tanya suami Kejora, tiba-tiba masuk kamar.

          "Oh, ini Pak! anu Pak, aku sedang ajak bicara bayi Marina," jawab Kejora gugup.

         "Dia masih kecil Bu, dia tidak akan mengerti kamu bicara apa," ucap suami Kejora.

          Kejora menghela napas panjang, Kejora tidak mau suaminya tahu, kalau Panjul ada di kamar Marina. Kejora melangkah masuk ke kamar Jujum istrinya Sadi.

          "Jum, gimana kabarmu? katanya kamu sakit? apa yang kamu rasakan Jum?" tanya Kejora pada Jujum.

          "Ya, beginilah Mbak! aku merasa lemas dan sakit terus," jawab Jujum.

         "Apa sudah periksa ke Dokter Jum?" tanya Kejora.

         "Sudah Mbak, tapi kata Dokter aku biasa saja, mungkin hanya kelelahan," jawab Jujum.

         "Lalu Sadi bagaimana? dia sakit apa?" tanya Kejora penasaran.

         "Suamiku sama Mbak, sering mengeluh pusing dan lemas, tapi kata Dokter tidak ada penyakit berat," jawab Jujum.

          Kejora mulai mengingat perkataanku, kalau Sadi dan Jujum sudah di guna-guna Ayahnya Aksay. Aksay adalah suami Marina, yang tidak terima dituduh menghamili Marina.

          "Jum, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Kejora.

         "Tanya apa Mbak?" jawab Jujum penasaran.

         "Tentang Marina Jum, bagaimana kabar suami Marina sekarang?" tanya Kejora.

         "Aksay maksudmu? menantu kurang ajar dia! gara-gara dia anakku mati bunuh diri!" jawab Jujum kesal.

        "Apa kamu yakin semua gara-gara Aksay, Jum?" tanya Kejora penasaran.

        "Ya, siapa lagi kalau bukan dia! Marina hanya punya satu kekasih, tidak pernah berkenalan dengan siapapun! nanti juga dia kena azabnya!" gerutu Jujum.

        "Kenapa Aksay begitu ya Jum?" tanya Kejora kembali.

        "Aksay itu gila Mbak! masa menuduh Toyib yang menghamili Marina!" ucap Jujum sedikit marah.

        "Maaf ya Jum, kamu jangan marah dulu, aku hanya ingin tahu saja, kenapa Aksay begitu kuat menuduh Toyib? apakah pernah melihat Marina dan Toyib berhubungan?" tanya Kejora memancing dan sangat hati-hati.

        "Tidak pernah Mbak! Aksay itu tidak waras! keluarganya juga membela Aksay dan marah pada kita, mereka menuduh kita sudah memfitnah Aksay! sudah jelas-jelas Aksay itu satu-satunya pria yang jalan dengan Marina!" ucap Jujum masih kesal.

        "Iya Jum, kamu tenang dulu, aku hanya heran kenapa Aksay menuduh Toyib, bukan menuduh pria lain, sedangkan Toyib itu adalah Kakaknya," ucap Kejora pelan.

        "Yaitu Mbak! gara-garanya karena melihat Marina ketakutan jika melihat Toyib!" ucap Jujum.

        "Maaf nih Jum, bukan aku menuduh, bukan ya, Jum? tapi apa kamu tahu, kenapa Marina takut pada Toyib?" tanya Kejora.

          Jujum mulai diam dan memandangi Kejora tanpa berkedip, Jujum seperti menyadari pertanyaan Kejora, dan dia sendiri tidak tahu jawabannya.

 ***

Penampakan Arwah (Panjul Part 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang