Bab 2 Panjul mengadu

3.5K 169 6
                                    

          Ingin sekali malam itu mengadu pada Ibunya Panjul, yaitu Kejora. Tapi perasaan berkecamuk, takutnya Kejora tidak tahu kalau Panjul datang ke rumahku, dan aku tidak mau membuat Kejora khawatir karena tingkah Panjul.

          Hidup memang aneh, kenapa manusia bisa memiliki anak dari bangsa jin. Semua karena seorang dukun, Ayah tiri Kejora yang sudah memperkosanya dan memerintah jin memperkosa Kejora. Meskipun Kejora berharap Panjul bisa menjadi manusia seutuhnya, tapi takdir tidak bisa di elak, Panjul tetap keturunan bangsa jin.

         Aku mulai gelisah, sepertiga malam telah lewat, Panjul tidak kembali. Dia benar-benar pergi dan marah. Lepas  Adzan Subuh aku mulai mempersiapkan diri pergi ke Masjid bersama suamiku. Pulang dari Masjid aku kembali ke gudang, dan melihat buku berserakan, "kerjaan kucing apa Panjul ini?" benakku berpikir keras. Aku beranikan diri mengirim SMS pada Ibunya Panjul.

          "Assalamu'alaikum, apa kabar Ra? bagaimana kabarmu dan anakmu Panjul?" tulisku di SMS.

          "Wa'alaikum salam, Alhamdulillah baik, kalau Panjul sudah beberapa bulan ini tidak pulang Bun," balas Kejora langsung membalas.

          Jawaban Kejora Ibunya Panjul membuatku terkejut, ternyata Panjul tidak pulang sudah lumayan lama. Tapi Kejora sudah terbiasa melihat tingkah Panjul yang kadang pulang, kadang menghilang. Ingin rasanya memanggil Panjul, tapi aku urungkan. Malam berganti terus berjalan berganti hari, sampai pada malam kelima, Panjul kembali menggodaku dengan suara yang tidak jelas.

           "Bunda!" sapa Panjul

           "Aku tahu itu kamu! ada apa Panjul?" tanyaku lirih.

           "Bunda mau menolong aku tidak?" tanya Panjul dengan suara menggema.

           "Bantu apa Panjul?" tanyaku penasaran dengan suara sangat pelan.

           "Bunda, ada jin di rumah Pamanku," ucap Panjul.

           "Masalahnya apa kalau ada jin?, kamu juga jin, kok," sindirku sambil ketawa lirih.

           "Jinnya menyusui bayi Bunda!" ucap Panjul lantang.

           "Apa?!" teriakku sangat terkejut.

          Tidak sengaja aku teriak, membuat Suamiku yang masih terjaga penasaran dan membuka pintu tengah.

          "Mam, bicara dengan siapa?" tanya Suamiku heran.

          "Tidak bicara dengan siapa-siapa Pap," jawabku terkejut.

          Aku terkejut Suamiku menghampiriku, malam sudah berganti dini hari, Suamiku masih memandangku dan tiba-tiba mencurigaiku, karena aku terlihat gugup.

          "Mamam tidak bicara dengan siapapun? Papap mendengar Mamam sedang bicara, apa sedang teleponan?" tanya Suami penasaran.

          "Tidak!" jawabku singkat.

          Suamiku mendekatiku dan mengambil ponsel yang aku pegang. Dia memeriksa panggilan telepon, tidak biasanya Suamiku curiga dan penasaran.

          "Ya sudah, masuklah jaga kesehatan Mam," bujuk Suamiku.

          Aku berdiri dan mengikuti Suamiku, padahal masih sangat penasaran yang di sampaikan Panjul, tapi aku harus taat pada perintah suami.

***

Penampakan Arwah (Panjul Part 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang