"Aku harus pergi. Selamat pagi.."
Ia mengecupku tepat di dahiku. Iya, aku tidak salah. Aku bisa merasakan hangat bibirnya. Dan aku bisa merasakan detak jantungku berdetak tak menentu. Aku mendekap tubuhnya dan membelai rambut pirangnya. Sepertinya aku dan lelaki ini bukan sekedar sahabat lagi.
Sarang. Aku mengenal bule ini entah bagaimana. Mungkin ia turun dari atas langit, atau apa aku tidak tahu. Aku juga baru mengenalnya beberapa hari ini. Kita berada di universitas yang sama, di Amerika. Ya aku juga tidak tahu mengapa laki-laki keturunan amerika bisa bernama Sarang (karna yang ku tahu itu berasal dari korea). Mungkin karna orangtuanya sudah lama tinggal di Korea. Aku tak tahu banyak tentangnya.
Aku terkadang kesal. Karna aku tak terlalu bisa mengingat wajahnya sebelum ia pergi. Aku selalu berusaha menjepret wajah kita berdua, bahkan hingga dengan cara diam diam. Tapi hasilnya pasti tidak memuaskan. Setidaknya aku bisa menunjukkan Sarang dengan bangga kepada teman-temanku. Karna aku tak akan mungkin bercerita tanpa bukti.
***
Aku membuka mataku. Benar, sekarang sudah pagi. Melihat sekitarku, Sarang menghilang. Ia selalu menghilang saat aku membuka mata dan ia terus bersembunyi hingga aku menutup mataku di malam hari. Mungkin ia memang suka bersembunyi.
Namaku Sherlyn. Manusia aneh yang memiliki dua kehidupan. Satu di dunia nyata dan satu lagi di dalam mimpi. Tapi jujur, aku menganggap kehidupanku di dalam mimpi adalah kehidupanku yang nyata.
Kehidupanku di dunia nyata sangat membosankan. Ya begitulah.. Teman palsu, kuliah universitas yang tak diinginkan, uang jajan yang kurang, ya masih banyak lagi.
Setelah bertemu Sarang dan berkuliah di Amerika (tentunya di alam mimpi). Aku sangat ingin bisa kuliah di Amerika. Namun Ayah sepertinya tak mendukungku. Ia tak mau aku jauh darinya. Ya jadi mau bagaimana lagi, aku harus menuruti permintaannya dan menetap disini.
"Sherlyn .. Sarapan !!"
Aku menuruni beberapa anak tangga hingga menuju ke meja makan. Sepertinya Ibu sedang sangat malas menyiapkan sarapan, seperti biasa. Jadinya lagi-lagi aku harus menyantap roti bakar tanpa selai.
***
Aku menjalani aktivitas di dunia nyataku seperti biasa. Kuliah, makan siang sendirian, terkadang pergi ke mall untuk sekedar membeli buku lalu ke kedai kopi, ya seperti biasa.
Aku memang anti sosial, mungkin seumur hidupku aku hanya punya dua sahabat. Karin, teman waktuku sekolah dasar yang sekarang sudah entah kemana dan Sarang. Teman mungkin banyak, namun yang sepertiku jelaskan mereka palsu seperti angin. Aneh, padahal mereka berwujud nyata tapi seperti palsu. Sedangkan Sarang yang menurut orang-orang palsu tapi ia benar-benar sangat nyata.
Tanganku menjatuhkan beban-bebannya ke kursi sebelah tempat aku duduk. Bertumpuk-tumpuk buku siap kubaca untuk menghilangkan rasa bosan. Sambil di temani greentea latte kesukaanku aku sibuk membolak-balik buku. Sesekali aku menyeruput minumanku. Karna masih panas jadi aku harus meniupnya.
Saat aku menyeruput minumanku, tiba-tiba seseorang mendorong sikutku membuat greentea latte-ku tumpah mengenai buku dan celanaku.
"Hey !!" Aku berusaha membersihkan celanaku dengan tissue. Dasar menyebalkan ! Apakah ia tidak tahu bagaimana ia mendapatkan celana ini ? Ini sangat mahal. Apalagi buku-ku, ini sedang seru-serunya.
"Maaf-maaf .. Lagian baca buku sambil minum duduknya di tengah jalan lagi." Ujar laki-laki itu dengan nada tak bersalah.
Tunggu, aku sepertinya mengenali suaranya. Suaranya sangat tak asing. Aku yakin aku pasti mengenali wajahnya, mungkin ia seseorang yang sekampus denganku. Dengan begitu aku menoleh ke arah wajahnya. Aku tahu ingatanku buruk, tapi aku yakin instingku dan dengan apa yang ia pikirkan pertama kali saat melihat wajah ini membuatku memutuskan sesuatu.
Dia sangat mirip dengan Sarang.
Tapi aku tak peduli, lagipula yang aku tahu ada banyak wajah yang mirip satu sama lain di dunia ini. Mungkin ada tujuh, bisa jadi seribu. Jadi aku meminta laki-laki ini mengganti celanaku, bukuku dan greentea latteku.
"Enak saja .. Aku tak akan ganti ! Lagipula inikan salahmu sendiri.." Menyebalkan sekali laki-laki ini. Sudah membuat kesalahan, tak mau bertanggung jawab pula !
"Ya sudah kalau kamu tidak mau ganti ! Siapa namamu ?"
"Sarang." Jawab dari bibirnya membuat jantungku berhenti. Sial, bagaimana Sarang di dalam mimpi bisa berubah seratus delapan puluh derajat di dunia nyata ?
"Lalu kalau kau tahu namaku, kau mau apa ? Melapor satpam ? Haha, kau melapor satpam karna aku menumpahkan greentea lattemu ?" Nadanya semakin menyebalkan.
Aku mengerutkan wajahku lalu kembali membersihkan noda yang masih bersisa di celana kesayanganku.
"Okay .. Okay .. Baiklah, aku tak suka melihat wanita hampir menangis. Aku akan ganti celanamu, bukumu dan green.. eskrim saja !" Aku tersenyum tanda kemenangan, laki-laki menyebalkan ini bisa luluh hatinya.
"Kenapa tidak greentea latte ?!"
"Aku tidak suka baunya ! Aneh." Dasar laki-laki berselera rendah. Namun tak apa, ia segera mengganti baju dan buku-ku. Lagipula eskrim bukan hal yang buruk.
***
"Kau ini memang perempuan menyebalkan ya !"
Aku yang sibuk menikmati eskrim coklatku langsung menatap sinis kearahnya. Bisa-bisanya ia mengatakan bahwa aku menyebalkan tanpa berkaca bahwa ia sendiri sangat menyebalkan, bahkan melebihiku.
"Hey bukannya kau yang menyebalkan ? Kau bahkan tak mau mengakui kesalahanmu tadi .." Balasku membara-bara.
"Yeaa.. yea.. Aku mengalah. Aku sangat menyebalkan, tak mau bertanggung jawab, bla bla bla .."
Aku memutar mataku lalu kembali ke eskrimku, "Tunggu, bagaimana bisa kau bernama Sarang ?"
"Memangnya kenapa ? Masalah ?"
"Habisnya kau tidak terlihat seperti orang Korea." Aku mengerutkan dahiku.
"Orangtuaku sudah lama di Korea." Sepertinya ia benar-benar Sarang yang aku kenal. Tapi mungkin versi dunia nyata-nya.
Aku hanya mengangguk-angguk menyimpan banyak rahasia.
***
Hari sudah malam. Aku menarik selimutku dan bersiap menjalani kehidupan di alam mimpi. Aku menutup mataku, gelap seperti menarikku semakin dalam dan kemudian kembali terbangun, namun di alam mimpi.
"Hey. Aku merindukanmu.." Sarang memelukku sambil menaruh sarapan di meja kecil tepat di bawah kakiku. Hari ini Sarang memasak sosis goreng dan mashed potato. Aku tersenyum lalu mengecup dahinya.
Aku menikmati sarapanku sambil bersandar di bahu Sarang yang sedang asyik menonton televisi sambil memakan popcorn karamel kesukaannya. Ia sesekali mengambil potongan sosis tanpa sadar.
"Sarang !! Itu punyaku .." Ucapku sambil mencoba menggigit sosis yang hampir masuk kedalam mulutnya.
Chu.
Aku menatap matanya, sangat dekat. Benar, aku menciumnya.
"KYAAA MAAF AKU TIDAK SENGAJA !!" Aku menutup mulutku. Sarang tertawa kecil. Sepertinya ia menyukainya. Bibir merah muda itu menjadi sedikit mengkilap karna bekas lipgloss yang baru saja ku pakai.
Beberapa detik setelah kejadian itu aku seperti di tarik kembali. Sarang mencoba menarik tanganku agar aku tak meninggalkannya secepat itu. Tapi sepertinya angin itu terus menarikku.
"Sherlyn .. Kenapa kau sangat takut kembali ke dunia nyata ?" Tanya Sarang sambil menggenggam erat tanganku.
"Karna tak ada seseorang sepertimu, kau sangat baik.."
"Kalau begitu aku akan mencarimu di dunia nyata dan terus berada disisimu. Aku mencintaimu !!" Itu ucapan Sarang yang terakhir ku dengar sebelum aku terjatuh kembali ke dunia nyata.
to be continued.
****************************
ini tulisan pertamaku. Kepanjangan ya ? Huhuhu maaf ya bahasaku memang begitu bertele-tele :((
Tapi semoga kalian suka :) Hope you enjoy.
Aku butuh komen kalian.. Biar aku terus maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarang
RomancePernahkah kamu bertemu seseorang di alam mimpi yang sebelumnya kamu belum pernah kau temui ? Aku pernah. Bahkan hingga mencintainya. Namun apakah semua yang ada di alam mimpi itu selalu sama di dunia nyata ?