Part 4

32 0 1
                                    

Aku tak tahu apa hubunganku dengan Sarang. Apa kita berpacaran ? Tapi ia sama sekali tak menyatakan perasaan apapun kepadaku. Apa kita berteman ? Seromantis itukah kata pertemanan ?

Aku dan Sarang kembali bertemu. Bukan di mall lagi, namun di sudut taman kota. Hari memang sedang panas. Jadi aku memilih membelikan eskrim untukku dan Sarang.

“Makasih.”

Aku dan Sarang datang memakai baju yang sama (ya baju yang kemarin ku beli) tanpa perjanjian. Reaksiku dan Sarang hanya bisa tertawa melihat baju kita yang sama.

Setelah lelah tertawa, aku dan Sarang kembali sibuk menikmati eskrim coklat yang hampir meleleh. Suasana taman yang cukup menyenangkan membuatku membuka topik. Aku dan Sarang bercengkrama, berawal dari tentang cuaca yang cerah hingga berakhir tentang celana bapak tua yang berada di depanku yang robek yang membuatku dan Sarang kembali tertawa.

Aku melihat dari sudut mataku. Terlihat segerombol perempuan sedang menikmati kentang gorengnya sambil tertawa. Aku mengedip-ngedipkan mataku untuk memastikan aku tak salah melihat. Itu Clara dan teman-teman gengnya yang terkenal jahat dan pedas ucapannya satu kampus.

“Sarang, jangan disini yuk. Ganti tempat.” Ucapku sambil menarik-narik lengan Sarang.

“Gak mau. Enak disini.” Sial Sarang benar-benar tak mau pindah, dan karna ucapan Sarang yang keras mengundang kedua mata Clara dan gengnya hingga dia datang menemuiku.

“Pacar baru ?” Tanya Clara sinis. Aku diam saja, tidak tahu akan menjawab apa. Beberapa detik aku tak mau memberi jawaban. Clara menampar pipiku. Apa maksudnya ?

“Hey ! Apa maksudmu ?! Memangnya aku tidak boleh mempunyai pacar seumur hidupku ?! Kau tak pantas menamparku seperti itu.” Aku berteriak tepat di depan wajahnya.

“Sungguh tidak pantas !!” Sudah muak aku dengan ucapannya maka aku meninggalkan Clara dan Sarang dan menaiki sepedaku untuk berjalan pulang. Clara sungguh merusak hariku.

***

Sudah seminggu aku dan Sarang tidak bertemu. Bagaimana bisa bertemu, menelfon dan sms saja tak bisa. Apa dia membenciku karna kejadian di taman itu ? Tapi bagaimana ia bisa marah ? Jujur aku sangat tak mengerti kenapa Clara menamparku kemarin. Memangnya Clara mengenal Sarang ?

Huft. Daripada aku memikirkan itu dan bisa membebani pikiranku jadi aku memutuskan untuk pergi ke mall. Aku mengambil sepedaku lalu menuju ke mall dengan kecepatan tinggi.

Aku memasuki pintu mall. Mall cukup ramai hari ini. Sehingga aku bisa melihat beberapa teman sekampusku bersama teman-temannya. Aku berjalan menuju toko baju yang waktu itu aku dan Sarang kunjungi. Hiasan hati yang biasanya menggantu sudah di lepas, mungkin sudah sejak lama.

Perutku tiba-tiba keroncongan. Aku menuju restoran favorit ayahku. Restoran Jepang ini kata ayahku masakannya sangat mirip dengan masakan kakekku. Ayahku memang asli orang jepang. Baru memasuki restoran tersebut, suasana Jepang sangat terasa. Mirip dengan rumah Sa... Ah Sherlyn ! Bisakah kau melupakannya sebentar ?

Aku duduk di sebelah pasangan. Yang... Tunggu.. Sepertinya aku mengenalnya.. Hey, itu Sarang dan ... Clara ? Tunggu, apa Sarang dan Clara selama ini saling kenal ? Atau mereka berpacaran ?

Sarang menatapku. Tak ada yang bisaku lakukan selain membalas tatapannya. Nafasku tak beraturan dan dadaku sesak menahan air mata. Kenapa kebahagiaanku selalu diambil lagi, bisakah aku punya kebahagiaan yang lama ?

“Sarang..” Ucapku kepada Sarang yang berada di sampingku tapi berjarak kurang lebih setengah meter karna berada di kursi yang berbeda. Namun dia mengacuhkanku dan memainkan handphonennya. Maka aku mengirimkan pesan singkat padanya.

SarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang