Part 7

42 0 0
                                    

“Aku mohon kak, jangan beritahu ibu ..”

Kakak masih acuh dengan ucapanku. Aku bisa mendengar nafasnya yang terengah-engah sejak ia melihat test packku.

Semua berawal ketika aku hanya main-main dan tidak akan mengira jika tanda positif itu benar-benar muncul. Sudah seharian ini aku menyembunyikannya di bawah kasur karna aku akan menunjukkan ini ke Justin esok harinya, namun ternyata Kak Ryan menemukannya saat berberes rumah.

“Sherlyn.. Katakan ini ulah siapa ?” Aku masih terdiam, karna jikalau aku berkata ini ulah Justin ia akan mengira aku perempuan tidak benar karna memiliki banyak laki-laki.

“Sarang .. Ini semua ulah Sarang..”

Lagipula benar juga ini semua salah Sarang. Sarang yang membawaku ke Justin. Kalau Sarang tak melakukan hal itu, aku takkan hamil.

“Sudah kakak kira Sherlyn.. Dia bukan laki-laki baik ! Akan aku datangi dia, dasar laki-laki bodoh !”

Ia tak bercanda. Dengan pasti ia membuka pintu rumah dan menyalakan mobilnya. Aku berusaha untuk mencegahnya karna aku takut Sarang yang benar-benar tidak bersalah menjadi korban pukulan kakakku.

Aku keluar dari mobil Kak Ryan dalam keadaan keringat dingin. Kak Ryan sepertinya sudah benar-benar kehilangan kesabarannya, maka akhirnya ia mengetuk pintu rumah Sarang dengan keras.

“Ada apa ?! Hey .. Kenapa tampangmu seperti itu ??”

“BAGAIMANA AKU TIDAK MARAH BODOH !! KAU SUDAH MENGHAMILI ADIKKU !!”

Sarang mengerutkan dahinya lalu menatap ke arahku. Aku berusaha tak membalas tatapannya. Ia menarik nafasnya. Wajahnya benar-benar tak terkejut, mungkin ia sudah mengira-ngiranya sejak awal.

Lalu ia menutup pintunya. Tidak, lebih tepatnya membanting pintunya.

“Lihat .. Lihat pacarmu itu. Yang katanya dia baik dan tidak seperti laki-laki lain. Dia sama saja !!” Ujar Kak Ryan sambil berteriak.

***

Sarang POV

Aku benar-benar tak tahu ingin menjawab apa. Sherlyn pasti berbicara kepada kakaknya bahwa ini salahku. Padahal jelas-jelas ini bukan salahku. Justin yang melakukannya.

Aku ingin sekali menikahinya, meskipun itu bukan anakku. Namun setidaknya aku bisa memiliki Sherlyn selamanya. Huft, jika saja aku tidak terjerat di dalam perjodohan memuakkan ini.

“Siapa itu Sarang ?” Ucap ibu dari ruang tamu.

Aku menggeleng. Ibu hanya terenyum lalu kembali membaur dengan keluarga Clara. Aku kembali masuk ke kamar. Dalam keadaan benar-benar bingung.

***

“Sarang.. Semua tamu sudah datang !!” Ibu muncul dari balik pintu, lalu mendekatiku dan memastikan penampilanku benar-benar rapi. Aku hanya menghela nafas, aku merasa kurang nyaman dengan jas hitam milik ayahku ini.

“Ibu !! Ini kebesaran ! Lagipula ini masih acara perkenalan antar keluarga.”

“Hey..hey.. Kita harus terlihat rapih di depan mereka ! Memangnya kau mau pakai apalagi ?!” Kak Jessica tiba-tiba memotong pembicaraan aku dan ibu. Ia terlihat sangat cantik dengan dress hitam putihnya.

“Aku mau pakai kaus..”

“Tidak lucu Sarang ! Ayo keluar ! Ingat Sarang, kau harus bersikap baik !” Ibu menarik tanganku dan memaksaku duduk di hadapan manusia-manusia berbaju formal. Bau parfum menusuk di hidungku yang menyebabkan hidungku sedikit sakit.

“Kak.. Hidungku sakit.. Bisakah aku masuk ke kamar ?” Bisikku ke telinga Kak Jess yang menatap kearah jendela. Ia tetap terdiam meskipun aku sudah memanggilnya berkali-kali.

Aku berdecak bosan. Pikiranku kembali kembali kepada Sherlyn. Ah seandainya saja keluargaku tak terjerat hutang yang begitu banyak, pasti aku tidak akan menikahi Clara.

Aku mengambil handphone dari kantongku diam-diam. Tidak ada pesan dari Sherlyn yang biasanya memenuhi layar handphoneku. Karna bosan, akhirnya aku mengirim pesan ke Sherlyn terlebih dahulu.

Sarang : Hey, kau lupa ya ? Kita melakukan itu secara aman. Aku sendiri yang katakan itu kepadamu. Jadi bisa di pastikan itu bukan anakku, lagipula kau kan waktu itu tidur dengan Justin.

Sherlyn : Aku tahu memang bukan kau yang membuatku hamil ! Namun kau yang menukarku ke Justin dengan sebuah koper berisi uang.

Sarang : Tidak.. Bukan begitu..

Sherlyn : Iya .. Itu ! Itu kebenarannya.. Kau jauh dari apa yang kukira !

Sarang : Aku mohon hentikan pertengkaran ini Sherlyn ! Kau tak tahu aku sedang terjerat banyak masalah.. Aku sangat ingin menikahimu Sherlyn, bertanggung jawab dengan semua yang kulakukan.

Sherlyn : Omong kosong, Sarang ! Aku tak perlu omong kosongmu !

Aku mengunci handphoneku. Mengusap mukaku sambil mencoba mengatur nafasku. Perkelahian ini terjadi lagi. Sherlyn pasti akan semakin marah padaku.

***

Aku tak percaya hari ini adalah hari pertunanganku. Ya jadi bisa di pastikan ini akan semakin dekat dengan pernikahan. Dan aku yakin kalian semua tahu bahwa aku tak menyukai semua ini. Mencintai Clara saja tidak.

“Kepentingan keluarga memang lebih penting daripada soal cinta.” Aku tahu ibuku memang benar. Tapi aku lebih memilih untuk jatuh miskin bersama orang yang kusayang di banding menikmati kekayaan dengan perempuan centil menyebalkan ini.

Clara adalah manusia yang sangatku benci. Aku tahu dia sudah berumur sekitar dua puluh tahun, namun tingkah lakunya seperti anak sepuluh tahun. Ia suka memaksaku untuk membawa semua barang belanjaannya. Lalu, ia juga membuang banyak waktuku untuk menunggunya di salon.

Ingin sekali aku membunuhnya dan menikahi perempuan kaya lain (mungkin Sherlyn). Namun keluargaku sudah sangat dekat Clara beserta orangtuanya dan Clara sepertinya sudah sangat mencintaiku.

Kakak memberikan sinyal untuk segera mengeluarkan cincin yang berada di kantung celanaku. Clara yang saat itu menggunakan gaun putih dengan anggunnya mengulurkan tangan kanannya. Teman-temannya yang berada di bawah panggung berteriak dengan gaya centilnya, uh menjijikkan.

BRAKK ..

Aku melihat pintu besar itu di buka secara paksa. Sial, aku lupa membawa softlensku jadi aku tidak bisa melihat begitu jelas. Aku berusaha menyipitkan mataku agar aku dapat melihat dengan jelas. Terlihat seorang laki-laki berbaju hitam sambil menggandeng.. Sherlyn. Ya, itu Sherlyn aku sangat yakin itu Sherlyn.

“Hey Sarang ! Kau harus bertanggung jawab atas semua perlakuanmu ! Dasar manusia tak bertanggung jawab !”

Ayah dan ibu mendekati pria itu. Sial, semua bencana yang bukan atas perbuatanku.

***

“Bisa-bisanya kau menghamili wanita lain disaat kau sudah mau menikah !! Apa yang kau pikirkan Sarang ?! Kau ingin kita jatuh miskin !” Ucap Ibu.

Aku sendiri tak tahu harus menjawab apa. Jadi aku memilih untuk diam saja dan pasrah agar diriku yang disalahkan. Lagipula kalau dipikir, ini juga salahku kan ? Meskipun bukan aku yang menghamilinya.

Ibu yang tadinya masuk ke kamar lalu kembali dengan tas yang mungkin berisikan baju.

“Ambil ! Dan sekarang kamu pergi dari sini, kau sudah membuat keluarga ini jatuh miskin !” Aku tak terkejut, aku sudah yakin ibu pasti akan mengusirku. Namun di luar sedang hujan deras, dan aku tak tahu akan pergi kemana.

Aku mengambil payung pelangiku (entahlah mungkin ini punya kakakku) lalu keluar dari rumah ibuku. Aku tak mungkin kembali kerumahku karna rumahku sudah dijual untuk biaya pernikahan yang gagal itu. Sial.

Aku menatap layar handphoneku. Mengetik nomor Sherlyn yang sudah ku hafal sejak lama.

Sarang : Bisakah aku ke rumahmu sekarang ?

Sherlyn : Baiklah. Namun untuk apa ?

Sarang : Ya lihat saja nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang