5.Kakak Kelas

1.3K 119 18
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

-Dear Delisa-

Delisa berdiri tegap di lapangan basket. Beruntungnya dihukum oleh Bu Dewi adalah tidak disuruh berdiri di lapangan upacara, yang merupakan lapangan utama di sekolah Delisa.

Bayangkan saja betapa malunya dia kalau berdiri di lapangan upacara. Masih juga pagi sudah kena hukum. Pastilah begitu yang dikatakan orang-orang kepadanya.

Rasa pegal mulai dirasakan Delisa. Hampir setengah jam dia berdiri disini. Belum satu les pelajaran kakinya sudah sangat lelah. Panasnya matahari mulai menyengat kulit. Keringat mulai mengucur di tubuhnya.

"Mau minum?"

Delisa mendongak menatap laki- laki tegap yang ada dihadapannya.

"Enggak kak"

"Ngapain berdiri disini?"

Delisa memutar bola matanya. Emang ngapain kalau berdiri disini ya pasti dihukumlah. Hanya orang kurang kerjaan yang mau berdiri disini tanpa alasan. Delisa diam saja, malas menanggapi perkataan Faiz di depannya.

"Ya sudah kalau gak mau" Faiz menarik kembali tangannya yang memegang botol air mineral, lalu meminumnya.

"Gak baik minum berdiri kak"

Faiz yang mendengar teguran dari Delisa hanya mengendikkan bahu.

"Tau" jawab Faiz cuek.

"Kalau udah tau kenapa masih dilanggar?"

"Males aja duduk. Udahlah kenapa jadi bahas ini sih?"

"Kamu dihukum?" tanya Faiz pada Delisa. Delisa hanya mengangguk.

"Gak capek?" Delisa kembali mengangguk.

"Panas gak?" Delisa kembali mengangguk, merasa kesal dengan laki-laki di hadapannya ini.

"Terus ngapain masih disini?"

"Kan lagi dihukum kak" jawab Delisa yang mulai kesal dengan Faiz.

"Kenapa kamu mau di hukum?"

Delisa diam saja tidak menanggapi perkataan Faiz yang menurutnya aneh. Memangnya siapa orang yang mau dihukum di dunia ini? Tetapi kalau sudah salah mau tidak mau ya harus menjalani hukuman.

"Memangnya kakak yang di hukum santai aja. Dihukum kok malah tidur nyenyak"

Ingin sekali Delisa berkata seperti itu. Tapi dia masih ingat akan kesopanan pada kakak kelasnya yang hari ini agak sedikit aneh menurutnya.

"Kakak ngapain masih berdiri disini sih?" Akhirnya kata itu keluar juga dari mulut Delisa. Bagaimana tidak? Faiz hanya berdiri disana tanpa niat pergi. Apa dia tidak masuk jam pelajaran?

Oh atau dia pasti bolos.

"Astagfirullahal'adzim jangan su'udzan Del gak baik"

Mood Delisa sudah buruk. Ditambah lagi orang didepannya ini. Delisa mendongakkan wajahnya melihat laki-laki yang tak bergerak dari tempatnya itu. Delisa membiarkan saja Faiz berdiri di depannya. Tapi lama kelamaan dia mulai salah tingkah di perhatikan seperti itu.

Sebenarnya maunya Faiz itu apa. Baru juga kenal semalam udah sok dekat gitu. Belum lagi pertemuan mereka yang membuat Delisa kesal, tapi berakhir baik karena Faiz yang mau mengantarnya. Dan sekarang yang membuat Delisa heran kenapa Faiz malah masih berdiri disini.

"Udah ke kelas aja kalau gak tahan lagi"

"Gak boleh. Kalau Bu Dewi kesini baru boleh balik lagi ke kelas"

Dear DelisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang