14.Kenangan

1.1K 84 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

-Dear Delisa-

Sudah sebulan berlalu sejak kejadian dimana Delisa bertemu dengan seorang laki-laki yang mengaku sebagai sahabat Ayahnya.

Delisa tidak pernah menceritakan kejadian itu pada Ibunya. Ia tidak mau menambah beban pikiran Ibunya yang akhir-akhir ini kesehatannya kurang baik.

Delisa berjalan dengan ceria bersama kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Arni dan Rahmi. Sebenarnya bukan hanya mereka teman Delisa disekolah. Hanya saja, Delisa bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan semua orang. Ia lebih pemilih, mana orang yang baik untuk dijadikan sahabat dan mana yang bukan. Bukankah Agama seseorang tergantung pada sahabatnya?

Bukan maksud pemilih atau tidak mau bergaul. Sama sekali tidak! Delisa suka berteman dengan semua orang, hanya saja hanya Arni dan Rahmi yang sampai saat ini menjadi sahabat setianya.

Delisa, Arni dan Rahmi memilih duduk dibangku paling depan.

"Nah! Gini kan bisa puas lihat Kak Faiz" ucap Arni.

"Ya Ampun Arni! Jadi kamu mau duduk didepan cuma karena pengen lihat kak Faiz?" Tanya Rahmi.

Arni mengangguk antusias. Delisa lebih memilih diam dan memperhatikan panggung yang ada didepannya. Sekarang, mereka berada di aula Madrasah yang sudah disulap sedemikian rupa karena ada acara pentas seni.

Seminggu yang lalu, kelas 12 telah selesai melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer(UNBK). Dan sekarang, tibalah acara pentas seni (pensi) sekaligus acara perpisahan.

Acara pensi ini dibuat oleh sekolah dengan bantuan OSIM (Organisasi Siswa Intra Madrasah), para alumni sebagai donatur dan beberapa sponsor makanan dan minuman.

Acara pensi berlangsung dengan meriah hingga sebelum ashar sebagai penutupan. Berbagai acara mulai dari penampilan dari beberapa ekstrakulikuler seperti teater, tari, dan nasyid.Selain itu, banyak juga penampilan dari siswa/i kelas 12 yang akan menjadi alumni.

Penampilan yang terakhir adalah penampilan yang paling banyak membuat seluruh penonton histeris. Dance dari beberapa siswa kelas 12. Dengan semangat mereka meneriaki penggemar mereka masing-masing.

"Kak Faiii...zzz. Aku padamu" teriakan Arni yang melengking mengalahkan suara loadspeaker.

"Berisik banget sih Ar"

"Ih Kak Faiz ganteng banget....." histeris Arni sambil jingkrak-jingkrak.

Delisa menatap orang yang membuat Arni dan beberapa siswi lainnya histeris.

Faiz

Orang itu mengenakan kaos berwarna putih polos dan blazer berwarna hitam dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam. Tangan bajunya sudah digulung hingga siku. Pakaian yang digunakan sama dengan pakaian yang dipakai murid laki-laki kelas 12 lainnya. Tapi entah kenapa hanya dia yang paling banyak disorot oleh kebanyakan siswi sejak mulainya acara pensi.

*****

"Pensinya meriah banget ya? Pokoknya nanti kalau kita pensi harus lebih meriah" ucap Rahmi menggebu-gebu.

Sekarang mereka sedang berjalan di koridor yang masih ramai beberapa murid berlalu-lalang yang enggan beranjak pulang setelah selesai acara pensi.

"Gak usah terlalu meriahlah, sayang uangnya. Lebih baik kita berikan kepada yang lebih membutuhkan, lebih bermanfaat" saran Delisa.

Dear DelisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang