20 menit sudah gadis itu duduk di sana sambil sesekali membalik lembar kitab suci yang dibacanya. Lantunan merdu dari bibirnya terhenti tatkala seorang pelayan datang membawa pesanannya. Gadis itu menyudahi bacaannya lalu tersenyum sembari berterima kasih kepada si pelayan.
Gadis itu memakan perlahan nasi goreng neraka yang baru saja datang beberapa detik yang lalu. Setelah menyantap habis makanannya, ia meminum segelas susu dingin dalam satu tarikan napas tanpa menjeda untuk meminumnya. Wajahnya tampak memerah seiring keringat yang terus bercucuran di pelipisnya. Tampaknya segelas susu tidak cukup untuk meredakan rasa panas di mulutnya.
Dari balik pintu masuk kafe masuk seorang lelaki bepakaian santai namun terbilang sopan, ia mengenakan baju kaos oblong berwarna navy dengan celana jogger berwarna cream yang dinaikkan diatas mata kakinya. Matanya menerawang seisi ruangan kafe yang tampak penuh itu, pandangannya terhenti saat ia mendapati seorang gadis yang duduk seorang diri. Ya, itulah yang dicarinya. Bukan gadis itu yang dimaksud, melainkan kursi kosong yang sedari tadi menemani gadis itu.
Lelaki itu mendekat lalu duduk di depan gadis itu, ia melirik sekilas gadis yang tadinya hanya terlihat punggungnya. Tak lama datanglah seorang pelayan yang membawakan daftar menu yang tersedia di kafe. Tanpa berpikir lama, ia memesan apa yang diinginkannya, seperti makanan itu menjadi favoritnya di kafe itu. Si pelayan lalu pergi setelah mencatat pesanan si lelaki.
"Tunggu mas!" Teriak si gadis lembut. Si pelayan yang merasa dirinya dipanggil berbalik menuju meja yang baru saja ditinggalkannya.
"Iya, ada yang bisa saya bantu Mbak?" ucap si pelayan pria itu sopan.
"Saya pesan susu panas satu," ucap gadis itu yang masih saja mendesah kepedasan.
"Baik, mohon ditunggu ya Mas, Mbak." si pelayan tersenyum ramah lalu pergi meninggalkan meja nomor 6 itu.
"Maaf mbak, saya boleh duduk di sini kan?" tanya lelaki itu yang harusnya sedari tadi menanyakan perihal itu.
"Ah, boleh boleh." ucap gadis itu sambil tersenyum ramah.
Setelah itu hanya kecanggungan yang ada, tidak ada satu pun dari kedua insan itu yang mau menghilangkan suasana canggung itu, sampai akhirnya seorang pelayan wanita datang membawa pesanan yang telah ditunggu-tunggu.
Lelaki itu menikmati makanannya, sementara si gadis meminum perlahan susu panas yang di pesannya agar tidak membakar lidahnya. Getaran handphone yang terletak di atas meja sontak membuat kedua insan itu menghentikan kegiatannya, mereka saling memandang karena terkejut.
"Ma-maf," ucap si gadis, lalu menerima panggilan masuk yang ternyata berasal dari ponselnya.
"Assalamu'alaikum," ucap gadis itu membuka percakapan dengan seseorang diseberang sana.
"Wa'alaikumsalam Ai, nanti malam jadi kan? Aku gak jadi jeput kamu ya, langsung ke sana aja. Maaf ya," ucap seseorang di balik telephone.
"Iya gak apa, Angel jadi ikut kan? Kita ketemuannya dimana?" tanya gadis yang di panggil Ai itu.
"Iya, nanti kumpul di depan gerbang aja." jawabnya.
"Makasih infonya Nina, assalamu'alaikum." ucap Ai mengakhiri panggilan itu setelah seseorang bernama Nina itu menjawab salamnya.
Lelaki yang berada di hadapan gadis itu telah melahap habis makanannya, ia terus saja melirik sekilas gadis di hadapannya. Ia merasa penasaran dan familiar dengan gadis itu, rasa penasaran itu muncul saat pertama kali ia menatap gadis itu, dan terus bertambah saat mendengar percakapan gadis itu, walau suaranya terdengar begitu pelan.