Bahagia bukan tentang siapa yang menghiburmu, tetapi tentang bagaimana tanggapan hati atas kebahagiaanmu.
-s.a-Aku adalah Mecca Luna, Anak broken home dari 3 bersaudara. Aku biasa dipanggil Mecca. Aku lahir dari keluarga sederhana yang sangat berbahagia.
.
.
.
.
.
Menurutku bahagia itu ketika aku dapat berkumpul dengan keluarga, menikmati weekend bersama, dan bahagia setiap hari tanpa beban apapun, tetapi ketika ada dia, semua hal indah mengenai keluarga lenyap sudah.Rumah yang seharusnya menjadi tempat berteduh, seketika menjadi tempat yang enggan aku singgahi. Semua kenangan buruk terbayang di pikiranku ketika aku menginjakkan kaki di rumah. Rumah, yang katanya menjadi surga, nyatanya menjadi hal buruk bagiku. Rumah, yang seharusnya menjadi tempat indah, kini sebagai saksi kepedihan hidupku. Aku ingin merasakan kebahagiaan yang pernah singgah dirumahku. Aku ingin mengembalikan semua itu, tetapi rasanya tidak mungkin. Semua sudah berjalan dimakan waktu. Apa salahku sehingga aku merasakan hal yang tidak patut aku rasakan? Apa ini salah orang tuaku? Tidak, ini bukan salah siapapun. Ini adalah garis kehidupan, skenario tuhan yang telah ditakdirkan untukku. Mau tidak mau aku harus melalui semua ini. Lalu, apakah aku bisa melewati lika liku tajam perjalananku? Sahabat, iya, hanya ada satu orang yang dapat ku jadikan tempat berteduh dikala aku membutuhkan.
.
.
.
.
.
_______________
Nb: kalo kalian suka dengan part ini, please click tombol bintang, oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
INFITHAAR - Half from True Story
Teen FictionInfithaar /Al-infithaar/ Terbelah, Hancur, lenyap sudah harapan indah, hancurnya kenangan lama, timbulnya hati gundah gulana. Jika semuanya sudah retak, hancur, dan lenyap, apa mungkin semua bisa kembali seperti semula? Seperti kaca yang telah peca...