Part 3

65 15 0
                                    

Aku di sini. Di taman favoritku dengan Grissham. Aku duduk termenung sambil menatap kilau gemilap danau dengan semburat cahaya matahari.

Hari ini tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin. Bisa juga dibilang mendung. Mungkin sebentar lagi akan hujan, waktu yang pas untuk mengenang masa lalu. Hujan datang tidak dengan tangan kosong. Bagiku, datangnya hujan adalah pertanda bagiku agar aku berbalik arah mundur jauh kebelakang mengingat masa lalu. Tetesan air yang turun seperti menceritkan alur kehidupan yang pernah aku lalui. Itulah pesan yang tersimpan di balik hujan.

Sunyi, senyap. Itulah kondisi taman sekarang ini. Mungkin semua orang telah berlalu lalang kembali ke rumah masing-masing karena sudah tau bahwa sebentar lagi hujan datang.

Tetapi tidak dengan aku. Aku malah dengan senang hati menyambutnya datang. Aku tidak sabar dengan datangnya hujan. Kenangan manakah yang nantinya akan di sampai kan kepadaku? Ayolah. Cepatlah datang aku sudah tidak sabar.

______________________________

Tik.. Tik.. Tik..
Iya, dia datang.
Ku pejamkan mataku. Aku merasakan setiap tetesan yang datang. Perlahan, tapi pasti.
Mulai ku hayati dan ku pahami irama tetesan hujan yang turun ke bumi seakan-akan ia berbicara kepadaku.

Gerimis sudah mulai deras menjadi hujan. Tetapi aku tetap duduk di sini menghayati kenangan yang disampaikan melalui tetesan air yang semakin lama membuatku deja vu akan suatu hal.  Tubuhku sudah mulai basah kuyup, tetapi tak apa demi mendapatkan pesan dari sahabatku, hujan.

"Hai"
Tiba-tiba ada suara seorang laki-laki yang berhasik membuyarkan konsentrasiku.

"Iya?, kenapa ya? Dan anda ini siapa?" Jawabku dengan bingung. Karena memang aku tidak pernah ingat dengan orang ini.

"Kenalin, nama gue Dean Seamus. Gue anak semester 2. Lo bisa manggil gue Dean" 

"Semester 2? Berarti seumuran sama aku dong? Tapi, seperti nya aku tidak pernah melihat orang ini" batinku.

"Emm, lo gapapa?" tanyanya yang mebuatku tersadar dari lamunanku.

"Eh, iya. Gapapa kok, hehe"
"Hmm, gue boleh nanya gak?" tanyanya dengan suara agak keras karena memang hujan juga sudah semakin deras.

"Iya tanya aja gapapa"

"Lo ngapain di sini? Kan hujannya udah deres banget. Kalo lo sakit gimana?"

"Emm, enggak kok.. Udah biasa kayak gini"

"Nama lo siapa? Terus udah Semester berapa?" Tanyanya lagi.

"Nama saya Mecca, Semester 2 juga" jawabku dengan singkat.

"Hem, seumuran sama gue dong?" tanyanya yang hanya aku balas dengan anggukan

"Lo beneran ga mau berteduh? Nanti sakit loh, dingin soalnya"

"Enggak, makasih"

"Emm, yaudah kalau gitu gue pergi dulu ya"

"Iya" jawabku dengan senyum kaku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dean pov.

Hari ini adalah hari santai buat gue. Karena hari ini gak ada agenda apapun yang mengikat gue. Dan sekarang, gue bingung mau ngapain.

"Aaron, bangun nak!! Udah siang ini!!" teriak mama gue.

Iya, sebenarnya nama gue Aaron, bukan Dean. Dean adalah nama samaran gue. Karena, gue gak terlalu suka jika temen-temen gue, pacar gue, bahkan sahabat gue memanggil gue dengan sebutan Aaron, Nama Aaron hanya untuk orang-orang yang paling dekat dengan gue, lebih tepatnya keluarga gue.

INFITHAAR - Half from True StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang