Aku pulang. Membawa cerita yang mungkin akan jadi pengalaman yang tak menyenangkan, meskipun memberikan kesan yang menggairahkan. Aku masih tak percaya bisa tersesat ke dalam sebuah perkumpulan yang mengagungkan kebebasan tapi kebablasan. Muak, sedih, miris dan juga prihatin dengan orang-orang seperti mereka. Akan tetapi aku juga tak bisa berbuat banyak. Aku tidak mungkin melarang mereka-mereka yang gemar melakukan kegiatan di luar batas. Siapa aku, orang yang hanya sedikit berpikir waras?
__Hmmm ... lupakan mereka dan tetek bengek aktivitasnya.
Aku sudah berada di rumah kontrakan. Merebahkan diri di atas kasur dan mulai memejamkan mata. Namun tetiba ada sebuah ganjalan yang terlintas dalam benakku. Sepertinya aku melupakan sesuatu yang semestinya terbawa pulang. Aku meninggalkan barang di rumah mewah itu. Ya, boneka kucing Pusspyo tertinggal di sana.
Aku segera meraih ponsel dan melakukan panggilan telepon ke nomor Budjang. Namun sayangnya, laki-laki escort itu tak pernah mengangkatnya. Padahal aku sudah beberapa kali mencoba. Hasilnya selalu nihil. Mungkin Budjang lagi sibuk melayani pelanggannya. Lagi pesta bugil. Jadi percuma juga bila aku menelponnya, tidak bakalan diangkat. Huft ... sudahlah, mungkin aku tidak berjodoh dengan boneka itu.
Aku kembali membaringkan tubuh dan bersiap-siap tidur. Karena lelah aku pun lekas terbawa ke dunia dekapan kasur.
Tidurlah sayang, hingga pagi menjelang
Tak usah kau pikirkan, karena esok akan ada jawaban
Bagai dekapan yang memancarkan kehangatan, peraduan ini membuaikan tubuh dalam ayunan mimpi. Membawa roh berkelana pada bias-bias fatamorgana yang penuh ilusi. Kemudian kembali ke raga saat fajar menjemput hari. Membuka dunia terang bersama sinar suci sang mentari.
Selamat pagi, time to make a dream come true.
Pagiku yang indah mendadak gerah, ketika aku membuka sebuah pesan di grup WA. Ada sebuah video penggerebekan polisi terhadap sejumlah pria. Aku jadi terkejut karena dari sejumlah pria itu ada wajah Budjang yang nampak jelas tertera. Tak hanya ia, tapi juga Mr. Lee dan lain-lainnya.
__Ya, Tuhan ... jangan-jangan pesta semalam yang aku datangi itu terendus oleh pihak yang berwajib, hingga mereka digerebek dan digelandang ke kantor polisi, lalu menjadi sebuah aib.
Entahlah, aku harus bersikap bagaimana? Bersyukur karena aku tidak menjadi bagian dari mereka, atau iba terhadap kejadian yang menimpa mereka. Yang pasti aku harus mengucapkan, 'Alhamdulillah', tanpa mengurangi sedikit pun rasa empatiku pada mereka, terutama Budjang yang sudah kukenal. Semoga dari kejadian ini, ia bisa mengambil hikmahnya dan dapat menjalankan dengan ikhlas proses hukumnya.
Berita tentang penggerebekan ini pun menyebar seperti virus yang menular. Baik melalui media cetak, elektronik maupun media online, semua membahasnya. Lagi-lagi eksistensi kaum LGBT tersudutkan oleh oknum-oknum marjinal yang memiliki perilaku nakal di luar akal. Kaum homoseksual kembali tercoreng akibat ulah beberapa kaum mereka sendiri. Sungguh miris dan mempunyai pemikiran yang kelewat dangkal. Mereka tidak mengambil pelajaran dari kejadian yang sudah-sudah.
Bagaimana nasib boneka pusspyoku yang tertinggal di sana? Mungkinkah boneka itu akan menyeretku pada kasus ini? Ah ... kuharap, tidak! Aku jadi was-was dan takut akan disangkutpautkan. Ini benar-benar konyol, bila seandainya aku harus berhubungan dengan pihak kepolisian hanya karena aku meninggalkan boneka itu di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Hiks ... hiks ... hiks ... apa yang harus aku lakukan? Aku hanya berdo'a agar pemikiran buruk ini tidak menjadi kenyataan. Aku tidak mau turut terseret atas kasus penggerebekan itu.
Tiga hari telah berlalu, sejak berita penggerebekan itu menyebar, tak ada yang menghubungi aku untuk mengkonfirmasi apakah diriku terlibat dalam pesta yang sungguh luar biasa itu. Syukurlah kalau begitu, aku bisa bernafas lega. Lega karena aku tak perlu memikirkan sesuatu yang buruk hingga mengganggu pikiranku.
Clingg!
Nada notifikasi WA-ku berbunyi. Ada sebuah pesan yang masuk. Aku langsung membuka pesannya. Dari sebuah nomor yang masih asing di layar smartphone-ku. Perlahan aku membaca pesan ini yang berbunyi sebagai berikut :
Kami mengundang anda untuk menghadiri acara ulang tahun anak kami, Pyo Chandra Puspito pada :
Tanggal : 11 Oktober ...
Pukul : 19.00 WIB
Alamat : Jl . Metro Kencana xxx No.xx Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Mohon kehadirannya tepat waktu. Terima kasih.
(Ada lampiran foto Pyo yang sedang tersenyum)
__Ah, Pyo ... aku kangen kamu, aku pasti akan datang di pesta ulang tahunmu. Tunggu aja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Jantan Abu-abu
Short StoryUntuk 13++ Kucing Jantan Abu-abu itu bernama Pusspyo yang kutemukan tergeletak di jalanan. Suatu hari, Pusspyo pergi menghilang entah ke mana? Saat aku mencarinya, aku berjumpa dengan seorang pria muda yang memiliki sikap dan ciri-ciri persis sepert...