Kisah Bayangan

18 1 0
                                    

Aku pernah bercerita kepadanya
Di bibir yang menjutai semakna kerinduan

Pada hari yang kusebut malam
Kurasai angin sudah tertidur di atas lampion oren di jembatan dermaga sana

Tergambar jelas wajahnya dari pangku ingatanku
Raut senyumnya yang kusebut perindu
Sudut matanya yang sering kusebut periang yang kini sudah mulai meriang

Kemarin,
masih mampu kurebahkan kerinduanku dikeningnya
yang tak mampu kuterjemahkan pada lisan yang ingin mengetahui tentang kejadian malam itu

Hari ini langit sudah gelap semakin larut dari sudut pandang mata yang semakin melayu
di depan dermaga
cerita yang sudah tertumpah derai air kerinduan

Semakin jelas
Aku menatap ratap
di atas
lantunan kata yang teriris perih dengan segudang kerinduan yang menanti

Ku menetap tatap disini
Padamu

Tentang Kita; Kau, Aku dan PertemuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang