11

1.6K 267 2
                                    

Pandangan wanita itu tak pernah lepas dari dua orang yang masih terlelap disana. Senyuman bahkan tak pernah lepas pula dari wajahnya saat ini. Memperhatikan sang putra disana yang tampak tenang tidurnya. Menggenggam salah satu tangan seorang gadis dimana pangkuan gadis itu pula telah menjadi bantal yang nyaman baginya.

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka. Menampakkan seorang perawat yang memang selalu membantu dan menjaganya. Dan dengan cepat pula, ia mengisyaratkan pada perawat itu untuk tak membuat keributan sementara sang perawat telah mendaratkan pandangannya pada keduanya.

Perawat itu hanya mengangguk mengerti. Mengikuti perintah sang Nyonya dan memilih untuk mendekat padanya disana yang masih menyandarkan dirinya pada kepala tempat tidurnya.

"Selamat pagi, Nyonya."

Hanya senyuman yang Yoonji berikan. Pun dengan sang perawat yang kini mulai melakukan tugasnya.

"Apa itu Tuan Muda? Aku tak melihatnya kemari. Dan gadis itu. Bukankah itu gadis yang saat itu Nyonya lihat? Relawan yang bermain gitar untuk anak-anak di rumah sakit ini?"

Yoonji hanya mengangguk setelahnya. Pandangannya tak pernah lepas dari keduanya yang bahkan tak terganggu dengan percakapan kecil keduanya.

"Bukankah mereka terlihat sangat cocok?"

Sang perawat beralih kembali menatap keduanya. Hanya memberikan senyumnya pada Yoonji dan mengangguk menjawabnya.

"Hmm. Nyonya terlihat menyukai gadis itu sepertinya."

Yoonji mengangguk. "Ya. Aku menyukainya. Dan aku berharap, jika Namjoon juga akan menyukainya sama seperti diriku menyukainya. Aku bahkan berharap keduanya akan memiliki sebuah hubungan dan menjadi sepasang kekasih. Karena dengan begitu, akan ada seseorang di samping Namjoon nanti ketika aku tak ada. Dia tak akan sendiri lagi ketika aku pergi nanti."

Sang perawat hanya tertegun disana. Mungkin untuk kata-kata menguatkan bagi sang Nyonya tak ada gunanya lagi. Beliau bahkan sudah menderita penyakit yang dideritanya hampir 5 tahun. Berat baginya. Tapi ia melakukan itu semua untuk bertahan demi putranya.

Gadis itu mengerjap. Kini perlahan mulai membuka kedua matanya dan melirik ke arah seseorang yang masih terlelap pada pangkuannya. Posisi keduanya bahkan belum berubah dari semalam.

Pria itu terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya. Membuatnya menarik ujung bibirnya ketika melirik pada pria yang tengah terlelap itu.

Dan Rose sedikit terkejut ketika matanya bertemu tatap dengan Yoonji disana yang tersenyum padanya. Lalu pada sang perawat yang memberikan senyumnya padanya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sial. Ia bahkan tak sadar jika Ibu dari Namjoon itu telah bangun. Dan apa mungkin beliau sudah melihat keduanya? Habis sudah, Rose akan malu setelah ini.

Ia tersenyum canggung. Perlahan mulai melepaskan genggaman tangan keduanya. Namun bukannya melonggar, genggaman itu semakin mengerat. Dan Rose bisa melihat kini Namjoon kembali menyamankan dirinya pada pangkuannya.

Sial. Rose mengumpat dalam hatinya. Kenapa pria itu malah menyamankan dirinya dan kembali terlelap? Ingin memukulnya namun tak bisa. Rose tak gila sampai harus memukul pria itu di depan Ibunya sendiri. Jadi yang ia lakukan hanyalah diam. Membiarkan Namjoon melanjutkan tidurnya dan menatap canggung pada Yoonji disana.

"Biarkan saja dia tidur. Aku bahkan yakin jika dia belum mendapatkan tidurnya dengan nyenyak beberapa hari ini."

Can You See My Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang