05. TENTUKAN

42 1 0
                                    

SELAMAT DATANG.

WAHAI PARA PEMBUNUH.

SILAKAN, PILIH KORBANMU.

***
Apollo menekan tombol membuka. Sebuah tulisan hidding muncul, tanpa logo. Background merah dengan tulisan hitam. Apollo bukan penikmat game, tapi apollo cukup mengerti dalam permainan apapun selalu ada logo atau gambar yang terpampang saat aplikasi terbuka. Tapi dalam game ini berbeda.

SELAMAT DATANG

WAHAI PARA PEMBUNUH

SELAMAT ANDA ADALAH ORANG TERPILIH YANG AKAN MENGUBAH DUNIA INI

ADA BEBERAPA ATURAN DARI PERMAINAN INI

1. DI BUNUH
2. MEMBUNUH
3. TERBUNUH

ANDA BISA MEMILIH DI ANTARA PILIHAN DI ATAS. CARA APAPUN DI PERBOLEHKAN.

PERMAINAN PERTAMA DIMULAI

SILAKAN PILIH KORBAN ANDA?.

Apollo tercengang
" Permainan apa ini?, aku pasti gila, dasar bodoh apa yang kau lakukan, mencoba permainan konyol!" tangan apollo mencoba mencari tombol exit tapi tidak ada. tangannya menekan tombol back, tidak ada yang terjadi. game ini tidak mau keluar.

ADA 3 KORBAN YANG BISA ANDA PILIH.

A. ALBERT MAHENDRA
     KEPALA POLISI
B. DONA
     PENGANTAR SUSU
C. SUTINO
     SATPAM PENJAGA

TENTUKAN PILIHAN ANDA.

Ada 3 foto dengan dikripsi nama dan perkerjaan tertera di sebelah foto.

Kepala polisi bertubuh pendek gemuk, berkulit putih, pipinya merah, hanya beberapa rambut yang menempel di ujung kepalanya. Satu hal yang menjadi misteri sampai sekarang, hanya kumisnya yang masih lebat. Pria itu lebih tepat di sebut sinterklas daripada seorang polisi.

Pengantar susu cantik, tubuhnya kurus, berkulit sawo, rambut hitam halusnya diikat rapi, mengenakan celana jeans diatas lutut, kaos putih bertulis the rocker. Jika melihat sekilas dari penampilannya, gadis itu merupakan gadis baik - baik, tapi bibirnya berkata lain. Bibir tanpa polesan, warna pink cerah, sudah mulai menghilang tertimpa hitam pucat. Bisa di pastikan bibir manisnya, bukan pertama kali menyentuh rokok.

Satpam penjaga, bertubuh tinggi kekar. mengenakan seragam satpam bank resmi. Kulitnya gelap segelap langit malam. Sebuah pistol dan pentungan terselip di antara sabuk, di tangan kanannya mengapit topi. Rambutnya pendek rapi, lembap, berminyak yang basah oleh keringat, yang perlahan mengucur di keningnya. Seutas senyum dipaksakan, membuat dia tampak konyol di foto.

Apollo hanya memperhatikan sekilas, sedetik kemudian telepon gengam itu sudah berada di sofa.

" Cukup sudah semua kegilaan ini, aku menyerah."

Apollo kembali mencari program acara menarik di televisi. Setelah lama berkutit dengan program film remaja labil, mitos, siaran berita yang berulang, kehidupan satwa. Akhirnya Apollo menyerah, dia menonton acara talk show membosankan, orang paling lucu sekalipun tidak akan membuat dia tertawa.

Perlahan mata Apollo mulai melemah. Apollo hampir jatuh tertidur, jika saja telpon genggamnya tidak berhenti bergetar.

Dengan enggan Apollo meraih telepon, dan mencoba membaca notifikasi yang muncul.

DIKARENAKAN ANDA TIDAK MENENTUKAN TARGET PERTAMA ANDA, SELAMA 1 JAM MAKA KAMI AKAN MENGACAK UNTUK ANDA

Sebuah wajah gemuk berkumis, memenuhi layarnya.

TARGET PERTAMA ANDA.

KEPALA POLISI KOTA.
ALBERT MAHENDRA.

ANDA BISA MEMILIH CARA KEMATIAN YANG ANDA INGINKAN UNTUKNYA.

A. ANDA MEMBUNUH SECARA LANSUNG.
B. BUNUH DIRI
C. TERBUNUH OLEH MUSUH.
D. ....(MASUKAN KATA KUNCI LAIN)

DIKARENAKAN ANDA TIDAK MEMILIH PADA PERMAINAN PERTAMA, MAKA AKAN KAMI ACAK KEMBALI.

Layar telepon berkedit - kedit beberapa saat, hingga akhirnya berhenti.

BUNUH DIRI

TELAH DI PUTUSKAN TARGET AKAN MELAKUKAN BUNUH DIRI.

Pupil apollo membesar, wajahnya menegang, keringat dingin menguncur. Mulutnya sedikit terbuka. Sebuah kata meluncur perlahan.

AYAH...



    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang