(1)awan mendung-Jennie

31 3 0
                                        

15-oktober-2018

Awan mendung dengan menampakkan warna gelap keabu-abuan. Awan itu terlihat begitu berat untuk menampung air suci yang ingin ia tumpahkan itu. Tapi sayangnya tidak jadi, karna ia masih mau menahannya. Ia masih ingin menampung air suci itu walaupun berat dan terkadang menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Seperti itulah yang dirasakan seorang Azrael Jennie yang sedang bimbang apakah ia harus menumpahkan air sucinya begitu saja yang telah ia jaga selama ini, atau dengan bodohnya ia masih mau menopangnya dan mempertahankannya hingga nanti.

"Huh....seberat ini kah memutuskan suatu keputusan?" Gumamnya sendiri yang sedang duduk di sudut bangku kelasnya dan menatap ke arah luar jendela. Ya, matanya terarah ke awan mendung itu.

Tak lama Taehyung sang lelaki yang sedang ia pikirkan itu pun datang menghampirinya dan duduk di bangku sebelah nya. Dengan santai ia taruh lengannya di atas kedua pundak Jennie.

Jennie tidak menghempasnya dan hanya diam membiarkannya begitu saja.

Begitu lama ia mempersiapkan diri untuk mengatakannya. Akhirnya ia pun dapat mengatakannya sekarang.
Ditariknya nafas lalu menghembuskannya kembali dengan mengeluarkan suara yang sedikit mengganggu Taehyung dan menyadari akan kegugupan kekasihnya itu.

"Ya! Kau kenapa? Kenapa terlihat begitu gugup dan tegang?" Tanya nya.

Jennie menoleh ke arah Taehyung dan menatapnya datar.

"Astagah berhenti menatap ku seperti itu! Kau kenapa sih? Apa ada yang salah?" Tanya Taehyung lagi yang semakin diserang rasa penasaran.

"Zefanya Taehyung Nowela." Panggil Jennie yang masih setia dengan tatapan datar nya itu.

"Ng? Kenapa?"

"Aku lelah. Kita udahan aja." Ucap Jennie dengan tatapan yang masih datar.

Taehyung yang mendengarkan perkataan Jennie secara tiba-tiba itupun langsung membulatkan matanya karna terkejut.

"Hah? Apa kau sungguh-sungguh mengatakannya?" Tanya Taehyung memastikan.

Jennie menganggapinya dengan anggukan tanpa keraguan sama sekali.

Membenarkan posisi duduk nya, Taehyung menarik kembali lengannya dan ditaruhnya di samping tubuhnya kembali.

"Kenapa tiba-tiba sekali? Apa alasannya?"

"Heummm sepertinya aku lelah menjadi kekasih mu Zefanya Taehyung Nowela."

"Apa?"

Taehyung semakin tidak mengerti dan kebingungan dengan apa yang dikatakan Jennie.

"Sudahlah kabulkan saja satu permintaan ku ini. Bisa kan? Menurut ku sepertinya itu tidak akan sulit untuk kau lakukan." Ucap Jennie dengan memasang senyuman sepele ke pada Taehyung.

"Apa-apaan sih kau ini? Akan kuanggap kau tak pernah mengatakan ini semua pada ku." Kata Taehyung memutuskan.

"Hahahahaha kau lucu sekali. Sudah ya Zefanya Taehyung Nowela. Jika kau tak percaya, maka berusahalah percaya dengan perkataan ku. Lalu jika kau masih kurang jelas dengan alasannya, kau bisa menanyakan nya pada dirimu sendiri kenapa aku sampai bisa mengatakan ini pada mu. Tolong ya." Tambah Jenni yang disusul dengan berdiri nya dia dan langsung pergi meninggalkan Taehyung sendirian di kelas.

Berhubung jam sekarang ialah jam istirahat jadi lorong-lorong sekolah mereka terlihat agak sepi karna semua manusianya berkumpul di kantin ataupun menjelajahi seluruh ruangan yang ada di sekolah ini.

Sebenarnya Jennie juga tak kuasa mengatakan semua itu pada Taehyung. Lagian kalau kalian bertanya apakah Jennie menyayangi Taehyung. Jawabannya tentu saja iya. Bahkan sangat. Tapi entah kenapa hati Jennie sekarang mengatakan bahwa sudah saatnya ia berhenti dan melepaskan Taehyung ke pelukan wanita lain.

Ia berlari menelusuri lorong sekolahan dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca. Baginya keputusan ini sungguh berat untuk ia putuskan, efeknya begitu menyakitkan dan menyesakkan di dada.

"Jennie!"

Jennie tak menanggapinya dan tetap berlari terus menuju atap.

Sekarang rasanya ia ingin menangis dan berteriak sepuasnya tanpa ada satu orang pun yang mengganggu ataupun melihatnya sedang terpuruk seperti ini.

Kringgg!

Bel masuk sudah bunyi, menyuruh para murid untuk masuk ke dalam kelas dan melanjutkan jam pelajaran mereka masing-masing.

Tapi saat ini keadaan Jennie sedang kacau balau. Pikirannya sedang tidak genah. Jadi ia memasa bodokan bel masuk itu dan tetap berlari menaiki anak tangga satu persatu yang mengarah ke atap.

Tak tahan lagi Jennie untuk menampung air matanya itu, ia pun meneteskannya dengan pasrah.

Kriettt!

Pintu masuk ke atap pun terbuka karna terdorong Jennie. Tanpa berhenti ataupun basa-basi lagi, ia memasuki area atap dan duduk di dekat balkon yang ada pada di atap tersebut. Ia berjongkok dengan menutupi wajahnya dengan melipat kedua tangannya dan menenggelamkan wajahnya. Ia menangis dengan kencang. Seperti keadannya sekarang, awan mendung itu pun akhirnya ikut menjatuhkan air sucinya. Air itu jatuh ke permukaan bumi dengan rintikan yang begitu deras membasahi semuanya, sampai seluruh sekujur tubuh Jennie dibasahi dengan air yang jatuh dari awan itu.
Ia tak memperdulikannya dan tetap menangis. Bahkan lebih kencang dari yang tadi. Dadanya sedang sakit dan terasa sesak, susah rasanya untuk bernafas.

→→→→→

Sedangkan keadaan di kelas,

"Siang semuanya!" Sang guru pun memasuki ruang kelas untuk memulai jam mengajarnya.

"Siang bu!" Balas serempak para murid yang diajar.

"Ng? Kenapa bangku itu kosong? Kemana orangnya?" Tanya sang guru yang menyadari akan kosongnya bangku di sebelah Seulgi.

"Saya kurang tahu bu. Soalnya sewaktu istirahat kami tidak sama." Jawab Seulgi menjelaskan.

"Ck! Kemana cobak anak itu? Yasudahlah tak usah dipikirkan. Tapi jika nanti ia balik tolong bilangkan ke dia bahwa saya memanggilnya untuk menjumpai saya. Mengerti?" Suruh sang guru dengan tegas.

Seulgi pun mengangguk mengerti.

♛♕♛♕

New ff lagi dari aku nih, masalah penulisan yang ada salah-salahan atau bahasa yang kurang enak dibaca mohon dimaafkan. Dan juga bisa bagi yang mau ngasih saran ataupun kritikan daku menerimanya dengan lapang dada. Hanya saja jangan hujatan yang menyakitkan ya;))

Jan lupa budayakan vote dan komen. Thank you....
Hope you will enjoy with my story
♥♥♥♥

051018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang