#5 Siraman

81 4 2
                                    

Pada tanggal 02 Oktober, Hanifa mengadakan siraman dirumahnya, kalian tahu? itu adalah adat sunda, sebelum menikah, biasanya calon mempelai wanita mengadakan siraman, atau sama seperti syukuran karena akan menjadi pengantin.

Apa??!! Iyaaa, Hanifa.. Sahabatku.. Ia akan menikah hahahahhaah jangan pernah tanya aku kapan akan menyusulnya, do'akan saja, tahun depan aku sudah menyusulnya, hahahaha bercanda.. tapi, aamiinkan saja.

Acara siraman berlangsung dengan haru, karena Hanifa harus mengikuti adat sunda yang didalamnya terdapat sungkeman, atau disebut juga sujud dan memohon maaf ataupun berterimakasih kepada orangtua yang telah membesarkan hingga ia menikah. Kalian tahu? Aku tentu saja menangis.

Saat acara siraman berlangsung, ada acara lempar kain, dan aku mendapatkan kainnya, seperti kata orang "cepet nyusul ya cieeee" aku hanya tersenyum malu dan mengaamiinkannya hahahaha.

Apa yang aku cari? Iya, si pria itu. Aku tidak melihatnya. Ketika aku, Delisa,Hanifa, si adik kelas Deta, dan Risa si teman SD kami, sedang berbincang diteras rumah, aku melihat mobil putih datang, dan ya, itu dia! Dia yang terlambat menghadiri siraman, karena apa alasannya aku tidak tahu.. Aku hanya tersenyum dan hatiku menari setitik hahahha tidak tidak, tidak menari setitik, hanya jumping-jumping, lebih parahkan? hahahahah.

Tadinya aku akan pergi dan pulang, tapi setelah melihatnya datang, seperti ingin tetap disana dan menginap sepertinya hahaha, karena aku belum melaksanakan shalat ashar, aku masuk kedalam rumah Hani untuk ashar, ini bukan modus:( percayalah.. sebelumnya ia datang, aku akan pulang untuk melaksanakan ashar di rumah, tapi sudahlah, biarkan aku melihatnya sedikit lebih lama lagi hahahaha, akupun pergi ke toilet untuk berwudhu, ketika Hanifa mengantarku ke toilet, seperti ada orang didalamnya, aku meminta Hanifa untuk mengetuknya.

"ada orang?!" katanya, (sembari mengetuk).

Seorang lelaki menjawab"iya".

Aku hanya terdiam menunggu dan tersenyum karena ada orang didalam.

Hanifapun tersenyum dan mengatakan bahwa "bill, hahahahaa itu dia"

Akupun salting dan tersenyum, Hanifa terus memojokkan dengan menyentuhku dan tertawa.

Tak lama, pria itu keluar dengan basuhan air wudhu dimukanya, dan tersenyum kecil pada Hanifa, akupun sangat malu dan langsung masuk saja ke toilet untuk berwudhu. Sudahlah, kalian pasti tahu, didalam toilet, iya benar, aku tersenyum senyum sendiri hahahahahha.

Selesai berwudhu, aku langsung bergegas ke arah mushola, dan ku lihat ia yang sedang ashar di dalam kamar yang tepat berhadapan dengan mushola, aku hanya tersenyum kecil, dan merasa tersentuh melihatnya sedang shalat.

Selesai shalat, aku bersama teman-teman langsung saja untuk berpamitan pulang, dan tak lupa kami bersalaman kepada semua saudara Hani, saat kita bersalaman, salah satu saudaranya, tantenya Hani sepertinya..

"a, ini pilih, pada cantik-cantik gini"

Aku tidak tahu reaksinya seperti apa, karena dia tidak menjawab, dan akupun tidak melihat wajahnya ketika salah satu tante Hani mengatakan itu, akupun langsung menghampiri pria itu untuk bersalaman, ia sedang duduk berdua bersama adik wanitanya, tak lupa ia memberikan senyuman manisnya ketika aku bersalaman.

Aku tidak langsung pulang, melainkan berfoto bersama didekat rumah Hani bersama Delisa, Deta, dan Risa, karena kita sedang memakai warna baju yang sama, siraman Hani memiliki tema pakaian berwarna sama, yaitu putih.. Setelah lama dan asik berfoto, kita pergi untuk pulang, dan yaaaaaaa!!!!!! Ku lihat ia sedang berjalan ke arah swalayan sebrang rumah Hani, aku membuka sedikit kaca mobil, agar aku bisa melihatnya dengan jelas, dan mungkin saja ia juga melihatku hahahaha

Salah satu temanku, Delisa..
"itu, saudara Hanikan bil?"

(sembari melihatnya, tersenyum dan pura-pura tidak melihatnya) "ohiyaya, a Rendy" balasku.

"kamu ko tau? pernah deket sm a Rendy?" jawab Delisa.

"ohh, enggak, cuma sekedar tahu doang Del"

Malam hari, ketika dirumah..
Iya, terimakasih kamu, pria manis, aku tidak bisa tidur dan tidak sabar ingin bertemu hari esok, padahal aku bukan pengantinnya, tapi aku yang tak bisa tidur malam itu..

Keesokan harinya..
Hari dimana Hani dan Haykal menikah.

Aku, Dia & Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang