4

35 9 1
                                    


Hari berlalu begitu saja. Semenjak kejadian di hari itu Mita malah sering bertemu langsung dengan Syawal. Entah itu tidak sengaja ataupun sengaja. Mita kini sering senyum-senyum sendiri. Mengingat kembali bagaimana Syawal membalas senyumnya dengan senyuman yang tulus. Arghh, rasanya ia akan gila sekarang.

Mita memang menyukai Syawal saat pertama kali melihatnya. Saat itu Syawal sedang bercanda dengan teman-temannya lalu nampak tertawa gembira. Mita yang melihat itu langsung tertarik dengannya. Hari demi hari pun berlalu, Mita terus mencari tahu siapa lelaki yang dilihatnya. Dan ia akhirnya mendapatkan informasi sedikit saat tahu bahwa lelaki yang dilihatnya saat itu adalah seorang pemain basket.

Mita lantas bertanya kepada Wulan apakah ia mengenal laki-laki yang dia maksud berhubung Wulan berpacaran dengan Sabri yang notabenenya adalah pemain basket. Namun Wulan juga tidak mengenalnya. Tetapi akhirnya Mita tahu saat Wulan menanyakannya kepada Sabri. Memang Mita mempunyai teman pemain basket di kelasnya namun ia malu untuk menanyakannya kepada Raihan dan Farel, yang ada dia akan dijadikan bahan gangguan.

Sebentar lagi Mita akan pergi menonton pertandingan basket. Lebih tepatnya menonton Syawal bermain basket. Tapi dia sendiri bingung karena tidak ada teman yang ingin menemaninya. Jujur ia tak pernah pergi sendiri, ia tak seberani itu. Namun berhubung tak ada yang akan menemaninya terpaksa Mita akan pergi sendiri hari ini.

Padahal Mita sudah memaksa Ani, Erna, dan Wulan tapi mereka tetap tidak mau. Ani sibuk mengurus kelas karena kewajibannya sebagai ketua kelas dan Erna sibuk bermain game online. Sedangkan Wulan sibuk dengan tugas sekolahnya yang belum selesai. Dan Mita memaklumi semuanya, tapi Mita juga tidak bisa melewatkan pertandingan itu.

Dan disinilah dia. Duduk sendiri di gazebo kosong depan lapangan basket. Mita memilih menonton agak jauh agar ia bisa leluasa memandang Syawal lagi pula ia tidak suka duduk di samping para siswi yang berteriak heboh bagaikan orang kesurupan.

Dari sini Mita sudah melihat beberapa pemain basket di lapangan sedang melakukan pemanasan. Namun ia belum melihat Syawal.

" Kemana ya kak Syawal, kok belum nongol sih? " Tanya Mita pada diri sendiri yang sudah tak sabaran.

Permainan sebentar lagi akan dimulai, tapi sampai sekarang lelaki yang ditunggu Mita sedari tadi belum muncul juga. Tidak mungkin jika Syawal tidak bermain basket hari ini, biasanya dia akan bermain di awal permainan.

Suara peluit menggema di lapangan itu tanda permainan sudah dimulai. Mita mengedarkan pandangannya mencari dimana Syawal berada ingin memastikan bahwa hari ini dia juga akan ikut bermain setidaknya bermain sebagai pemain pengganti.

Raut wajah Mita memasam karena tak melihat lelaki itu. " Kemana dia, kenapa dia nggak ada disana? " Ucap Mita membatin. Ia mulai kesal sekarang. Ia bela-bela datang sendiri hari ini demi untuk menonton Syawal bermain. Tapi lelaki itu tidak ikut bermain ataupun berada disana bersama pemain basket lainnya. Sial sekali dia. 

Mita dengan perasaan kesal berniat akan meninggalkan tempat itu, tidak ada gunanya ia menonton sedangkan Syawal tidak ikut bermain. Sedang tujuannya datang hanyalah ingin menonton Syawal bukan yang lain. Mita kemudian berdiri meninggalkan tempat itu. Tapi tiba-tiba orang tidak senonoh melemparkan tas kepada Mita yang langsung ditangkapnya.

" Hey! " Mita berteriak kesal, dengan tas yang berada ditangannya menutupi wajahnya. Ia akan mengomeli orang itu yang dengan tidak sopannya melemparinya tas.

" Sorry, gue minta tolong pegangin tas gue! " teriak orang itu menuju lapangan basket. Orang itu ternyata lelaki berseragam basket lengkap. Mita terkesiap, tak jadi mengomeli. Ia terdiam lama masih tak percaya kalau laki-laki itu ternyata Syawal. Syawal yang dikaguminya. Syawal yang ia tunggu sedari tadi. Syawal yang melemparkan tas kepadanya.

somethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang