10

20 2 1
                                    

Hai buat para readers setia aku, jangan bosan-bosan baca cerita ku🤗. Ya walau agak gaje tapi nggak apa-apa lah😊😊

Oh ya cuman mau ngingetin ajah😚
Tolong nyalain Data-nya cuman buat vote ajah kok🌟⭐🌟
Itu ajah,,,,

__________________&__________________

Author POV

" Kak Syawal? "

" Kamu? "

Keduanya berucap bersamaan. Terkejut. Kemudian keduanya kembali menetralisir keadaan dengan bersikap biasa-biasa saja. Hampir saja Mita menjatuhkan buku yang berada di tangannya itu  ke lantai jika saja ia tak cukup kuat untuk menggenggam erat.

Jantungnya berdegup kencang  saat tahu Syawal berada di depannya. Mita tidak tahu apa yang sedang Tuhan rencanakan untuknya. Sadar karena masih saling diam Mita cepat-cepat menundukkan pandangannya sambil berdehem.

" Bu Sutri nyuruh aku nyusun buku-buku di rak belakang " ucap Mita tanpa menoleh ke Syawal.

Sedang laki-laki di depannya hanya diam tak bergeming " Katanya aku boleh minta tolong sama seseorang yang ada disini, taunya__ itu kak Syawal" Mita sedikit was-was menolehkan kepalanya melihat reaksi dari Syawal. Namun sedikit menyesal akibat tidak ada balasan dari Syawal.

Yang dilihatnya hanya Syawal yang sedang menaruh sebuah buku ketempatnya. Mita agak risih jika berada dalam situasi seperti ini. Dan akhirnya kembali berucap.

" Tapi kalau kak Syawal gak mau bantu, gak apa-apa kok aku bi- "

"Aku bantu" potong Syawal akhirnya membuat Mita sedikit terkejap. Dilihatnya Syawal yang berjalan memutari rak. Mungkin tidak berniat melewatinya.

"Apa-apaan sih, kok aku jadi ge-er?!" batin Mita berucap. Cepat-cepat ia menghilangkan pikiran itu dari kepalanya lalu berjalan ke arah rak kosong paling belakang untuk menaruh buku-buku yang dibawanya.

Otaknya kembali berpikir, untuk apa Syawal datang ke perpus? Sedang perkiraannya yang akan ia temui adalah seorang kutu buku. Mita mulai menyusun buku. Meletakkan diatas meja terlebih dahulu lalu menyusun buku dengan rapi. Ia tak habis pikir, niatnya yang ingin menenangkan pikiran dari Syawal malah adalah orang yang ditemuinya. Bagaimana bisa tenang pikirannya?

Derap langkah mulai terdengar mendekat. Mita mulai mengatur ekspresinya sebiasa mungkin agar tak memicu kesadaran Syawal bahwa setelah insiden tadi Mita sedang tidak baik-baik saja. Mengatur tiga buku tersisa Mita cepat-cepat pergi mengambil buku yang lain sebelum Syawal datang dan berada didekatnya.

Pikirnya ia akan mengambil buku sementara Syawal akan menyusun buku, setelah itu ia yang akan menyusun buku lalu Syawal pasti akan pergi mengambil buku lagi. Begitu seterusnya. Ya, ini cara tepat agar ia tidak berpapasan dan berdekatan langsung dengan Syawal.

" Tapi kok aku malah terkesan menghindar gitu? " Batinnya bertanya. Mita geleng-geleng kepala dan memutuskan akan bersikap biasa saja. Membuang jauh-jauh ide yang sempat terlintas di otaknya.

Saat mereka sudah berpapasan, Mita menundukkan kepalanya. Sebisa mungkin terlihat biasa saja, namun ekspetasinya tak sesuai harapan. Ia semakin terlihat grogi. Terbukti saat berjalan melewati Syawal ia tak sengaja menyenggol rak buku yang membuat beberapa buku terjatuh dan berakhir mendapat perhatian dari lelaki itu. Konyol.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Syawal dan diangguki oleh Mita tapi sama sekali tidak menoleh ke arahnya.

"Mungkin ini waktunya aku minta maaf ke dia" batin syawal yang mulai menyadari tingkah Mita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

somethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang