Jalanan yang dilewati mereka berdua terlihat sepi. Kiri dan kanan jalanan juga tidak terlihat apapun selain pepohonan yang menjulang tinggi.
Terlihat asri dan indah namun juga menyeramkan di saat yang bersamaan. Mengapa Tobias membawanya ke hutan seperti ini? Apakah ia akan dibunuh?!
"Hm, Tobias. Maaf, tapi bisakah aku membayarmu saja? Kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Kekerasan tidak akan membantu apa pun. Kumohon maafkan aku."
Suara Ruby bergetar dan matanya berkaca-kaca. Ia benar-benar takut saat ini, apalagi Tobias begitu berkuasa sehingga jika ia melakukan pembunuhan sekalipun tidak akan mendapatkan masalah apa pun.
"Apa maksudmu? Apakah mencium dan menampar bokongmu merupakan tindak kekerasan?"
Astaga, pria mesum satu ini! Rasanya Ruby ingin memaki dan menjambak rambut tebal, ikal dan hitam yang ditata rapi itu.
"Bisakah kamu berhenti membicarakan ciuman?!"
Tobias melirik Ruby dengan kening yang berkerut tidak suka. Ia terus memandangi Ruby hingga gadis itu menjadi panik.
"Tobias, aku mohon lihat ke jalanan. Aku masih ingin hidup!"
Bukannya menuruti Ruby, Tobias malah melepaskan tangannya dari kemudi dan memiringkan badannya ke arah Ruby sepenuhnya.
"Kau gila?!"
Dengan panik Ruby berusaha menggapai kemudi namun tangannya dicekal oleh Tobias.
"Aku ingin menciummu lebih dari sekali."
"Kamu malah memikirkan ciuman di saat seperti ini?!"
Dalam hati Ruby mengutuk kegilaan Tobias. Pria sinting sialan! Untung saja tampan dan kaya, jika tidak mungkin sudah ia habisi!
Gadis itu masih sibuk dengan pemikirannya hingga tidak sadar jika Tobias sudah mendekatinya dan tiba-tiba saja ia merasakan kecupan di pipinya.
"Karena perjanjian di bibir ini hanya satu kali, jadi aku mencium yang lain." Tobias menyapukan ibu jarinya ke bibir mungil Ruby yang sedikit terbuka karena terkejut.
"Dan kamu tidak usah khawatir, mobil ini bisa self driving. Jadi tidak usah tegang begitu." Tobias sedikit menaikan sudut bibirnya membentuk senyuman tipis yang membuat Ruby terpesona. Belum lagi lesung pipi yang terlihat semakin jelas itu.
"O-oke." Ruby kembali menatap jalanan di depannya dengan tegang. Ia benar-benar tidak mengerti dengan situasi ini. Self driving car, pria aneh dan mesum yang juga sepertinya super kaya raya.
"Aku menyukai mata birumu, terlihat sangat indah dan cantik."
Wajah Ruby terasa panas mendengar kalimat gombal dari pria aneh yang sudah mencuri ciuman pertamanya di sebelahnya itu. Tapi Ruby merasa ia lebih aneh lagi karena ia sama sekali tidak bisa menolak apa yang dilakukan Tobias terhadapnya.
Ruby bisa melihat Tobias sudah kembali memegang kemudi dari ekor matanya. Dalam hati ia bersyukur Tobias sudah berhenti mengganggunya.
Mereka berdua saling berdiam diri hingga akhirnya mobil mereka sampai ke depan sebuah gerbang yang menjulang tinggi.
"To-Tobias. Kita memasuki wilayah terlarang? Sebaiknya kita putar balik," Ruby terlihat panik, apalagi sekitarannya hanya berupa pepohonan dan tidak ada seorang pun yang terlihat di sana.
Tidak mengacuhkan perkataan Ruby, Tobias malah meraih ponselnya, beberapa detik kemudian gerbang di depannya terbuka dengan lebar menunjukan pemandangan yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Kiss a Day ✔️
Lãng mạnWARNING 17+ PLEASE BE WISE!! 'One Kiss is All It Takes' - Dua Lipa YANG GAK SUKA GAUSAH DIBACA, YANG REPORT KUDOAIN GADAPET JODOH! Highest rank : #2 in CeritaPendek (17 Juni 2019) #5 in Shortstory (4 Juli 2019) #31 in Romantis #1 in Girls (22 Mei...