Minhyun melongo ditempat melihat wanita di depannya terkejut dan berteriak saaat melihatnya.
Maling katanya?
Se-ganteng ini di teriakin maling?
Belum sempat Minhyun melangkah maju ataupun protes, tiba-tiba terdengar suara ribut dari rumah yang ada disebelah.
"APA? MALING?!"
"BENTAR-BENTAR GUE AMBILIN PISO DULU!"
"BENTAR NGAMBIL CELURIT DULU!"
Bola mata Minhyun membola. Tunggu, ini salah paham. Minhyun tidak bermaksud melakukan apa-apa, demi apapun.
Suara ribut itu makin terdengar jelas. Minhyun menatap Eunbi yang masih menatapnya waspada, wanita itu memegang tas yang ada di tangannya dengan erat dan melihat kearah Minhyun dengan garang. Detik semakin bertambah dan keributan itu semakin menjadi, membuat Minhyun perlahan mundur, terutama saat ia mendengar suara kunci dan kenop pintu yang dibuka dengan tergesa-gesa.
"MANA MALINGNYA!" Suara pintu yang dibuka dengan kasar itu terdengar keras. Eunbi berteriak kaget karena Minhyun melangkah mundur dan melompat kearah pagar setinggi dua meter setengah.
"Lo-lompat ke pager." Eunbi menunjuk kearah pagar depan setelah melihat Dongho menghampirinya dengan sebuah pisau di tangan kanannya dan sebuah celurit di tangan kirinya.
"Mana mungkin orang bisa lompat gitu aja, Bi!" seru Dongho yang kemudian berlari kearah pagar dan mencari sosok 'maling' yang dimaksud oleh Eunbi.
Namun sayang, Dongho tidak menemukan maling tersebut.
***
"Beneran maling kan tadi?" Eunbi membuka kulkasnya dan mengeluarkan beberapa makanan dari sana. Kakinya melangkah kearah meja makan untuk memanaskan makanannya, tetapi nafsu makannya langsung luntur saat ia melihat tong sampahnya telah penuh. Ia mendengus, kemudian ia memilih untuk menutup makanannya dan berjalan kearah tong sampah.
Ia berjalan kearah gang dimana tempat sampah biasa dikumpulkan,Malam ini tidak seperti malam biasanya. Biasanya ia akan menemukan sekumpulan remaja yang kongkow di jalan. Kali ini ia hanya menemukan beberapa orang yang berjalan melawan arah. Hal ini membuatnya ragu untuk membuang sampah.
Suasana ini rawan terhadap kriminal.
Eunbi menggelengkan kepala. Kenapa harus punya firasat buruk saat ini?
Sehabis membuang sampah, Eunbi langsung pulang. Masih melalui jalan yang sama seperti berangkat tadi. Namun, ditengah perjalanan ia bertemu dengan sekongkolan preman didepan sana.
Ia berpikir positif mungkin itu hanya sengaja nongkrong disana. Tanpa maksud malakin orang.
"Yuhuu cewek cantik."
"Mau kemana neng?"
Eunbi kira sekumpulan preman itu hanya akan menggodanya. Nyatanya mereka menghampirinya.
"Hei sendirian aja neng. Mending sama abang aja sini." ajak salah satunya mencolek dagu wanita itu.
"Apaan sih pak?! Maaf tolong singkirkan tangan kotornya." ketus Eunbi menyingkirkan tangannya.
"Jutek amat si enengnya."
Eunbi tak peduli melanjutkan perjalanannya. Namun, sebuah tangan mencekal pergelangan. Hal itu membuatnya menoleh ketakutan.
"Ayo neng ikut abang. Kita main. " ucap preman yang mencekal pergelangannya.
"Enggak, Lepasin bangsat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Fox | Minhyun-Eunbi
FanfictionTentang Eunbi yang kehidupannya mendadak kacau semenjak kedatangan siluman rubah. +lokal, au semi-baku A project collab with @kayshone_