4. Kembali diterima

533 88 7
                                    

Kuucapkan terima kasih telah mengikuti ff abal ini :")


Minhyun hanya membulatkan matanya kaget saat Eunbi tahu-tahu malah membanting pintu rumahnya di depannya. Ia mencoba mengetuknya, tetapi derap langkah Eunbi di dalam semakin menjauh dan hilang.

Disitu Minhyun mulai berpikir, apakah ia akan menjadi gelandangan di kota besar ini?

Tidak. Minhyun tidak akan menderita lagi. Sudah cukup ia menderita hidup di dalam hutan, ini kesempatannya untuk kembali hidup seperti semula.

Minhyun harus tetap masuk, entah bagaimana caranya.

***

Eunbi baru saja masuk ke dalam kamarnya setelah mencuci piring kotornya. Ia menutup pintu kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di ranjang. Sungguh, ia merasa lelah sekali.

Ia baru saja memejamkan matanya beberapa menit, namun ia mengerang karena terusik dengan sebuah suara. Kepalanya menoleh ke sumber suara setelah ia berhasil memaksa matanya untuk terbuka.

"ASTAGA!" Eunbi terguling ke sisi lain ranjangnya dan berakhir terjatuh saat melihat seseorang berdiri diluar balkon kamarnya.

"Ngapain lo disitu!" semprot Eunbi saat tahu Minhyun berdiri disana, dengan tangannya yang masih setia mengetuk kaca balkon, serta tatapan paling memelas membuatnya semakin marah.

Bagaimana bisa Minhyun naik keatas balkon kamarnya.

"Ah, iya. Dia kan rubah," gumam Eunbi. Ia kemudian mendecak saat sadar apa yang dikatakannya.

Rubah.

Maka detik itu juga Eunbi melangkahkan kakinya mendekat ke arah balkon kamarnya. Minhyun yang melihat Eunbi berjalan ke arahnya mulai tersenyum senang, akhirnya Eunbi datang padanya dan-

"Jangan kesini lagi."

-menutup gorden balkonnya.

Senyum Minhyun luntur seketika.

***


Malam hari itu di saat semua orang terlelap, langit tiba-tiba menurunkan hujan deras. Mungkin semua orang semakin terlelap dalam tidurnya. Namun berbeda dengan Eunbi. Entah apa yang membuat dirinya tiba-tiba terbangun di tengah malam.

Ah rupanya tenggorokannya terasa seret. Gadis itu akhirnya berjalan menuju dapur, mengambil sebotol air. Setelah memuaskan dahaganya, terdengar suara petir yang menggelegar. Eunbi termenung, pikirannya melayang tiba-tiba pada Minhyun. Terbesit beberapa pertanyaan dalam otaknya.

Apakah ia sudah pergi? Atau bahkan sudah menemukan tempat tinggal lain?

Detik itu juga Eunbi kembali ke kemarnya. Matanya mengintip ke balkon dibalik tirai gorden. Eunbi merasa iba melihat Minhyun tertidur pulas di teras balkon. Ia masih bisa tidur nyenyak meskipun gemericik air dan dinginnya malam menghantuinya. Entah apa yang membuat hatinya bergerak, mengambil selimut tebal kemudian membuka pintu balkon. Tangannya menyelimuti Minhyun dengan hati-hati. Takut tiba-tiba ia terbangun lalu menerkam Eunbi. Karena bisa jadi Minhyun menyimpan dendam kesumat pada gadis itu.

Jadi, mari kita do'akan semoga yang dipikiran Eunbi itu tidak kenyataan.

Bahkan langit berganti pagi pun hujan masih menyapa. Eunbi sama seperti manusia lainnya, semakin betah di kasur. Namun, itu tak berlangsung lama. Ia masih teringat pada manusia aneh yang nangkring di teras balkonnya. Eunbi segera beranjak dari kasurnya melangkahkan kedua tungkainya ke balkon. Tangan mungilnya menekan kenop pintu, membukanya lebar. Bukan berharap udara dingin masuk kekamarnya. Ini semacam kode etik agar Minhyun segera masuk ke dalam rumahnya.

Namun hingga satu jam ia melakukannya, pemuda itu tak beranjak. Minhyun tetap bergeming sambil memainkan air hujan.

"Gak mau masuk lo?" Suara datar Eunbi berhasil mengalihkan atensinya. Ia menoleh menatap gadis mungil itu.

"Aku hanya berteduh saja," ujar Minhyun. Ia menyerahkan selimut tebal tersebut kepada Eunbi dan langsung berpegangan pada pinggiran balkon, ia siap untuk meloncat turun dan segera pergi dari sana.

Minhyun sungguh turun dari sana dan berjalan ke arah pagar rumah Eunbi. Entah, ia tidak tahu akan pergi kemana saat itu.

"Hei, rubah." Minhyun menoleh dan mendapati Eunbi telah berada di ambang pintu rumahnya dan membuka pintunya lebar-lebar.

"Ya?"

"Lo boleh tinggal sementara."

"Tidak terima kasih." Minhyun menggeleng.

Eunbi menghembuskan napasnya lelah, ia kemudian menatap Minhyun dengan jengah.

"Gue lagi baik hati," ujar Eunbi.

"Baiklah." Tanpa basa-basi Minhyun langsung berlari dan masuk ke dalam rumah Eunbi.

***

Kehidupan Eunbi kembali berjalan normal. Meskipun kini ia memiliki tanggungan baru. Mau tak mau ia harus memberi makan Minhyun. Eunbi kira pemuda itu akan makan dengan porsi manusia normal kebanyakan. Nyatanya stock makanannya lebih cepat habis dari biasanya. Alhasil, tanggal tua pun lebih cepat datang.

Ditengah dirinya meringis melihat struk belanja dan moneternya semakin menipis ia ingin teriak,

'APA DOSA GUE DIPOROTIN SAMA RUBAH JADI-JADIAN?!'

Dih, padahal dia bukan siapa-siapa Eunbi.

"Gue berangkat kuliah du-lo ngapain?!" teriak Eunbi saat tahu-tahu Minhyun tengah bermain dengan tikus-tikus sekarat di atas meja ruang tamunya. Eunbi bahkan mau nangis pas tau Minhyun malah menjajarkan tikus-tikus tersebut menjadi satu baris dan menekan-nekan perut mereka dengan maksud bermain-main.

"Banyak tikus," jawab Minhyun senang saat ia bisa menangkapnya dan menunjukkannya ke Eunbi. Bentuk terima kasihnya karena ia tidak akan membiarkan hewan-hewan kecil itu mengganggunya saat tidur semalam.

"Buang."

"Buang?" tanya Minhyun.

"Lo mau makan itu?" tanya Eunbi bergidik ngeri. Minhyun awalnya ingin mengangguk, tetapi saat ia teringat betapa nikmatnya daging panggang dan sosis bakar, Minhyun langsung menggeleng cepat.

***

Hutan itu mulai terasa suram dan sepi saat seseorang datang kesana. Kakinya telah menapak diatas rerumputan dan mata tajamnya menatap ke seluruh penjuru hutan.

Ia menatap seluruh hewan yang berada di sana, satu per satu. Matanya memicing dan ia mengerutkan dahinya saat ia tidak menemukan apa yang dicarinya.

Maka detik itu pula kakinya mulai berkelana ke setiap sudut hutan.

"Tidak ada, dimana dia?" gumamnya. Manik obsidiannya memadang tajam pada pemandangan kota disana. Bibirnya menyunggingkan senyuman misterius.

"Apakah aku harus pergi kesana?"

-tbc-

Mao nangis aja aku ngebayangin muka kalem Minhyun maenin tikus-tikus 😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mao nangis aja aku ngebayangin muka kalem Minhyun maenin tikus-tikus 😂😂

Btw, kmaren Eunbi gak ikut fansign karena sakit :" mari kita do'akan semoga cepat sembuh uri kwon celeb :")

Oh My Fox | Minhyun-EunbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang