Bab 2

41 7 0
                                    

Jam istirahat pun tiba Tiara berlari secepat kilat seakan akan kantin akan segera berpindaj tempat kedunia lain. Fanda yang sudah sarapan dirumah memilih berjalan jalan ketaman untuk menenangkan diri dari tugas yang terus menumpuk, belum lagi sebentar lagi akan ada try out pertama.
Tiba-tiba matanya tertarik pada satu orang yang sedang duduk disudut taman dengan wajah terus tersenyum memegangi handphonenya, sebenarnya sangat tidak penting mencari tau tentang orang itu. Namun karena ternyata orang itu adalah pangeran sahabatnya mau tidak mau iya harus mencari tau.

Tidak banyak berpikir ia langsung mendatangi laki-laki itu dengan diam-diam dan tentu saja dari belakang. Ia terkejut dengan apa yang ia lihat seperti tidak percaya, bagaimana tidak seorang Rendy Efendy tersenyum karena melihat foto alay dari seorang Tiara fans berat nya sendiri.

Untuk memastikan ia tidak salah ia memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat. "Ya Tuhan itu beneran Tiara" Teriaknya tak percaya. Rendy yang sedari tadi diam terkejut oleh teriakan Fanda. "Ngapain lo disini?". "A anu Ren, gak papa ko gue kekelas dulu". Fanda bergegas pergi dari hadapan Rendy, tanpa berkomentar apa-apa Rendy hanya diam ditempat seakan ia tidak peduli telah ketahuan diam-diam mengagumi Tiara.

Karena tergesa-gesa Fanda tidak sengaja menabrak seseorang yang tidak lain adalah sahabatnya itu, tanpa meminta maaf dengan singkat dan padat Fanda mengatakan apa yang ia lihat. "Hah, loe pasti becanda deh. Udah ah gue lagi males becanda Fan". Tiara tidak percaya dengan apapun yang telah Fanda jelaskan Tiara berpikir bahwa sahabatnya hanya bergurau.

Sepulang sekolah Tiara mampir ke perpustakaan untuk meminjam buku, namun bukan buku pelajaran melainkan novel. Dengan judul Hujan Tere Liye, bagi Tiara sesuatu yang berhubungan dengan hujan akan selalu indah.

Seperti biasa ketika malam tiba Tiara memulai aktivitas rutinnya yaitu membaca. Baru 10 halaman ia berhenti membaca karena memikirkan apa yang dikatakan sahabatnya tadi siang, baginya itu memang seperti mustahil tapi mana mungkin sahabatnya itu bercanda semacam itu.
Dari pada memikirkan tentang hal yang tidak pasti itu lebih baik aku mengecek email, siapa tau kisi kisi try out sudah dikirimkan oleh Fanda. Bukannya mencek email Fanda ia malah memperhatikan satu nama di email masuk nya RendyEfendyy, "F fendy? Siapa" Bergegas membuka.

Ini Tiara kan anak kelas 12 IPA 1, ini aku Rendy Efendy.
Boleh aku meminta nomer Whatshapp mu?
Jika boleh send please Ra.

Hah, seorang Rendy Efendy pangeran idaman ku, mengirimkan email, gue gak lagi mimpi kan? Dengan bersemangat Tiara membalas email Rendy.

Iya Ren boleh, it is my number 085332868502

Tiara pikir setelah membalas email darinya ia akan langsung menghubungi nya ternyata tidak, semangat Tiara pun hilang. Pasti hanya orang iseng yang mengirimkan email itu menggunakan nama Rendy. Karena kesal ia pun memutuskan untuk melanjutkan membaca novel yang baru ia pinjam tadi sepulang sekolah.

Pagi ini Tiara tidak terlambat lagi ia datang tepat waktu, hanya saja ia melupakan sesuatu. Apalagi kalo bukan tugas yang seharusnya dikumpulkan hari ini. Ia panik dan bingung bagaimana mungkin ia pulang dengan sepedanya ia pasti akan terlambat. Tanpa sadar sedari tadi Rendy sedang memperhatikannya dan bertanya. "Ada apa ra, apa saya bisa menolong kamu?".  "Eh, Rendy sejak kapan disitu?". "Sejak tadi ra, kamu ingin pulang? Ada sesuatu yang tertinggal? Ayo aku antar pulang." Ajak nya ramah. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengiyakan ajakan Rendy, karena baginya tidak ada pilihan lain.

Akhirnya Tiara lega setelah mengumpulkan tugas itu dan berterimakasih kepada Rendy. Rendy hanya tersenyum dan mengucapkan sama-sama. "Em,Rrr Ra saya bolehkan ngechat kamu nanti sepulang sekolah?" Tanya nya gugup. "Eehh iya Ren boleh ko aku tunggu" jawab Tiara tidak kalah gugup, sambil bergumam dalam hati "Ya Tuhan apa ini nyata? Aku bahagia ya Tuhan Thanks."

Mendengar jawaban Tiara, Rendy permisi ke kelas duluan sebelum guru memegrokinya diluar kelas saat jam pelajaran sudah dimulai.

Menunggu muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang