Bab 5

17 6 0
                                    

Dengan berat hati Tiara mengantar Rendy kebandara, "Ra tolong jaga kesehatan mu jangan lupa makan jangan sampai sakit, tunggu aku pulang Ra" serunya serius.

Tiara hanya mengangguk, sambil sesekali menghapus air mata yang belum sempat keluar. Menyaksikan Sahabatnya, Fanda tidak bisa tinggal diam ia mencoba menenangkan Tiara dengan cara apapun, namun Tiara hanya diam.
Fanda pun memutuskan untuk mengantar Tiara pulang, dan menyuruhnya beristirahat karena besok adalah hari Senin.

Baru sebentar Tiara merebahkan tubuhnya ia langsung tertidur, mungkin karena menangis ia jadi kelelahan.
Suara ayam mulai terdengar bising ditelinga, memaksa Tiara untuk bangun. Ia melirik jam dinding dan terkejut, melihat sekarang sudah pukul 07: 15 ia pun berlari kekamar mandi dan segera bersiap siap.

Dengan perut kosong ia berangkat kesekolah dengan kecepatan kilat
"Tiara kesiangan lagi?" Ledek Pak Satpam
"Menurut Bapak" dengan nada kesal
Pak satpam pun tertawa melihat wajah Tiara yang sedang kesal karena ia ejek, sedangkan Tiara hanya diam dengan tatapan kosong.

Ia sedang memikirkan sesuatu, lebih tepatnya sedang membayangkan sesuatu siapa lagi kalo bukan Rendy yang beberapa bulan lalu juga terlambat.

"Bukan kah bulan lalu aku masih bisa melihat senyum nya digerbang ini? Lalu sekarang dimana dia, mengapa aku sendirian?" Katanya dalam hati.

Semua sangat berat bagi Tiara, yang dulunya ia biasa biasa saja bahkan ketika pangeran idamannya itu memiliki kekasih ia masih bisa tersenyum namun mengapa kali ini berbeda? Ia merasa sangat berat saat Rendy pergi jauh dari nya padahal seharusnya tidak seberat ini.

Rutinitas setiap malam membaca novel berubah jadi membalas pesan dari Rendy, setiap hari mereka berkomunikasi dengan baik untuk mengurangi rasa rindu dan menepis sepi yang dialami Tiara.

Sesekali Tiara juga mengunjungi taman itu, taman dimana Rendy menyatakan semuanya pada Tiara. Awalnya semua berjalan dengan lancar namun semua berubah ketika terdengar kabar yang membuat hidup Tiara berasa mati.

Kabar haru yang mematahkan hatinya, bagaimana tidak Rendy dikabarkan akan segera menikah bulan ini. "Apa ini alasan Rendy tidak pernah menjawab pesan dari ku? Mengapa ia mengingkari janjinya? Mengapa ia tega membohongi ku?"  Terisak.

Tangisnya meledak begitu saja, semua sudah tak tertahankan lagi, hatinya terasa sangat sakit ia terus menangis tanpa henti. Kabar itu membuatnya tidak selera makan bahkan ia malas untuk keluar kamar.

Melihat keadaan putri satu satunya Ibu Tiara memutuskan untuk menelpon Fanda dan menyuruhnya menginap dirumah. Khawatir dengan sahabatnya itu Fanda pun setuju dengan permintaan Ibu Tiara dan segera kerumah Tiara.

"Ra lo belum makan apa apa kan? Keluar dong kita makan bareng" ajak Fanda. Karena merasa tidak mendapatkan respon apa apa dari sahabatnya itu ia memutuskan membuka pintu kamar Tiara dan betapa terkejutnya ia karena Tiara terkulai lemas di tempat tidur, wajahnya pucat matanya sembab akibat menangis semalaman. Karena terlalu drop ia pun sakit dan harus dibawa ke Rumah Sakit.

Beberapa hari dirumah sakit membuat kondisinya membaik dan diperbolehkan pulang. Baru saja kondisinya membaik ia drop lagi karena mengingat pernikahan Rendy adalah minggu depan. "Kamu bohong kamu bilang kamu akan datang tapi apa? Aku menunggu mu setiap hari apa ini balasan mu atas penantian ku. Aku merasa menyesal jatuh hati kepada mu" Terus terisak.

Menunggu muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang