part 1

65 7 5
                                    

Seorang guru berjalan menuju kelas XI ipa 3. Sedangkan dibelakang guru itu ada seorang siswa yang mengikutinya dari bbelekan. Setelah sampei di depan kelas yang sudah terkenal akan keributannya, masih belum menyadari kedatangan gurunya.

"Anak-anak, mohon perhatiannya!"semua murid yang baru saja masuk kelas dan ngerumpi , menjadi terdia seperti patung (keterlaluan sih kalaok kayak patung).

"Silahkan masuk, dan perkenalkan diri kamu ke teman-temanmu!" Ya, gadis itu adalah murid baru di SMA Bangsa yang terkenal di daerah Jakarta selatan.

Gadis yang berdiri di depan pintu masuk dengan penampilan yang sangan membuat kaum Adam kelepek-kelepek dengannya.

"Perkenalkan, nama saya Nadira Keyla Samanta, biasa dipanggil Dira, saya pindahan dari SMA Nusa Surakarta. Terimakasih." Gadis itu memperkenalkan namnya dengan gemetar, karen sedari tadi ada yang sangat serius memperlatikannya tanpa berkedip.

"Baikalah Dira , silahkan duduk di bangku yang ada di belakang." Dira pun berjalan ke arah yang telah di tunjukkan tadi. Saat melewati bangku yang berada tepat didepan bangku kosong itu, Dira melihat siswa yang sedari tadi melihatnya sampai Dira duduk di belakangnya. Tepat saat Dira duduk, ada laki-laki yang sedang menggeser bangkunya mendekat ke arah Dira.

"Hai. Kenalin nama gue Evan Prasetyo, biasa dipanggil ganteng." Evan memperkenalkan namanya sambil menjulurkan tangan kanannya tanda perkenalan. Dira yang melihat itu, hanya melihatnya dan kembali fokus ke depan. Evan yang merasa di cuekin hanya pasrah dan kembali ke tampatnya.

"Kasian banget nasib lo, sob." Kata teman sebangku Evan yang bernama Randika, tapi biasa dipanggil Dika sih.

"Diem, lo. Ini bukan urusan, lo. Kok bisa, ya, gue di tolak kayak gitu? Tumben banget ........ Nggak biasanya perempuan kacangin gue." Memang sih Evan terkenal dengan ketampanannya, jarang banget Evan di tolak mentah-mentah sama perempuan, biasanya mah , Evan yang dikejar-kejar sama perempuan kecuali Dira.

Dilain sisi, cowok yang sedari tadi memperhatikan Dira, tidak bisa fokus ke depan karena penasaran banget sama Dira. Cowok itu ingin berkenalan dengan Dira, tapi rasa gengsinya nggak pernah berubah dari dulu sampei sekarang.

                    ###########

Setelah pelajaran bahasa inggris, semua murid langsung bergegas ke kantin, karena pelajaran telah berakhir. Bel istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu. Tapi, lain halnya dengan Dira, diatetap pada tempatnya semula duduk, karena setelah istirahat nanti akan ada kuis matematika. Maka dari itu, Dira diam dikelas untuk mempelajari materi yang akan di kasih oleh guru matematika.

Baru saja Dira akan berbalik menghadap ke belakang, dia merasakan ada yang ganjal di atas kepalanya. Dira meraba kepalanya dari bawahingga atas. Saat tanggan Dira sampei ke ubun-ubun kepalanya, dia di kejutkan dengan benda kenyal yang menempel di kepalanya.

"Aaaaaa,cicakkkkkkk"Dira berteriak sambil berlari ke arah pintu kelasnya.

Pas, di depan kelas, Dira menubruk seseorang sampai ia kehilangan keseimbangan. Namun, Dira merasa kalau dirinya melayang di udara.

Dira membuka matanya, dan saat itu juga dada Dira seperti telah selesai lari maraton.

Beberapa menit berlalu Dira tersadar akan posisinya yang sangat dekat dengan lelaki itu.
Sontak ia berdiri dan . . .

"Awww."

"Aduhhh. Ni kepala apa batu,ya, keras bangettt dahhh???!!"

Kepala Dira bertubrukkan dengan kepala si penolong.

"Lo, kenapa? Lari-lari kayak dikejar setan aja lo??"

Dira masih sibuk mengusap kepalanya yang masih berdenyut nyeri.

"Bukan urusan lo!"

"Lah, galak bener dah , jadi cewek. Gue yakin, lo nggak bakalan dapat pacar, kalok lo galak kayak gitu!"lelaki itu berkata seperti itu, tapi dia merasakan debaran yang sangant kencang.

Dira masih saja menundukkan kepalanya sambil mengusap-usap kepalanya. Sekarang dengan keberanian yang tinggi cowok itu mendekat ke arah Dira, yang membuat Dira mau tak mau harus memundurkan tubuhnya dari peria itu.

Dira terbentur dengan dinding kelas, yang menjadi langkh terakhirnya.

Lelaki itu tepat di hadapan Dira yang berjarak beberapa senti saja dengan ujung sepatunya dengan Dira.

"Lo mau ngapain?" Dira memberanikan diri untuk bertanya.

Untung saja kelas masih sepi, kalau tidak mungkin orang-orang yang ada di kelas ini akan menggosipinya.

"Gue? Gue mau lo jadi pacar gue!" Perkataan lelaki itu membuat dada Dira tak karuan debarannya.

"Gue? Jadi pacar lo? Apa gue nggak salah denger? Lo sendirikan yang bilang kalok gue ngvak bakalan dapet pacar?" Dira tidak percaya dengan perkataan pria ini.

"Maka dari itu, gue yang akan jadi pacar lo. Gue siap kok. Lo mau kan?" Pria ini berkata dengan serius.

"Lah kita ajak nggak saling ken-"
Ucapan Dira terpotong.

"Kenalin nama gue Keylan Bintang Pratama. Udah kan? Lo udah kenal sama gue. Jadi gimana? Lo mau kan jadi pacar gue?" Keylan memperkenalkan namanya seraya menjulurkan tangannya ke arah Dira.

Dira mematung di tempatnya, bingung harus menjawab apa. Keylan yang melihat mimik wajah Dira mengerti dengan ekspresinya.

"Ok, gue tunggu jawaban lo pas pulang sekolah nanti. Gue tunggu di parkiran! Awas ajak kalok sampe lo kabur, gue bakalan maksa lo. Secara kita kan sekelas. Gimana cara lo bisa kabur?" Keylan melangkah mundur 2 langkah, dan memberiakan Dira jalan uantuk menuju ke bangkunya.

"Hei, ayo pada ngapain di dalenm berduaan? Lo nggak ngapa-ngapain anak orang kan Key?" Suara itu membuat Keylan dan Dira mengarahkan pandangannya ke arah pintu masuk kelas. Mereka mendapatka Evan yang tengah berdiri di ambang pintu bersama Randika.

"Maksud lo apa? Emang gue, lo apa? Yang selalu macem-macem sama cewek?" Ya Evan sering banget macem-macemin cewek kalaok nggak ada yang tahu.

Dira hanya mendengar percakapan itu. Dia tidak ingin ikut campur urusan Keylan dan Evan . Mungkin setelah perdebatan ini mereka akan akur kembali.

"Heh, lo!" Evan berseru untuk memenggil Dira."lo nggak diapa-apain kan sama si Keylan? Kalok lo di apa-apain bilang langsung sama gue, gue bakalan jagain lo setiap saat." Evan berucap dengan nada sombongnya.

"Apaan, deh. Orang gue nggak diapa-apain sama dia" Dira berkata benar kan? Emang dia tidak diapa-apakan oleh Keylan ka?

"Tuuu, dengerin tu, orang gue juga baru masuk. Lonya ajak yang berfikir negatif tentang gue. Bilang aja lo sirik kan sama gue? Secara gue bisa deketin dia"tunjuk Keylan penuh percaya diri.

"Udah-udah, ni tuyul-tuyul pada berantem terus dah, males tau gue sama kalian. Mendingan gue kesana ajak , temenin Diraa yang lagi sendirian, ya nggak Dir??" Randika menatap Dira, yang di tatap malah memasang muka datar.

"Nggak perlu"serempak Keylan dan Evan.

"Wahhh, kompakan nih!"

"Diem , lo!" Serampak mereka lagi.

"Emang lo sapanya Dira?" Tanya Randika kepada Keylan dan juga Evan.

"Gue calon pacarnya!" Mereka berseru lagi dengan serampak. Keduanya saling tatap-menatap. Keylan memberikan tatapan yang sedang meredamkan emosinya. Jangan sampe emosinya dia layangkan ke sahabatnya. Ya, mereka memang sahabatan dari zaman SMP. Tapi mereka sering bertengkar dengan cara adu cekcok.

Bel masuk berbunyi nyaring yang mampu membuat Keylan dan Evan menghentikan tatap-menatapnya.

Kelas mulai ramai dengan kedatangan siswa-siswi yang masuk kelas mereka. Setelah Keylan dan Evan duduk di bangkunya masing-masing.

                      # # #

Vote and koment , ya gaesssss

DIRGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang