Semenjak kejadian tadi sore di komleks yang sepi, Dira diantar pulang oleh Galang. Dira merasa aneh bersama Galang, dia seperti nyaman berada di deket Galang, walau Galang agak pemaksa. Pikirannya penuh oleh nama satu orang saja"Galang."
Setelah membersihkan diri, Dira turun menuju dapur untuk menyiapkan makan malamnya bersama ayahnya dan adiknya.
"Assalamu'alaikum, ayah pulang!"mendengar suara itu membuat jantung Dira tercekat.
Bukan karena ayahnya, tapi karena Dira belum menyiapakan apapun untuknya.
Dira berjalan menuju ruang tamu, disana ia bertemu dengan ayahnya. Dira mengambil posisi duduk di dekat ayahnya yang sedang melepaskan sepatu kerjanya dan menggantinya dengan sendal.
"Ayah, ayah sudah makan? Kalau ayah belum makan nanti Dira pergi beli makanan siap saji aja, ya, yah!"ucap Dira.
"Ayah sudah makan, kok. Kamu istirahat ajak! Besok kamu kan harus sekolah!"peritah ayah Dira kepaada anaknya.
"Ya sudahlah kalau ayah sudah makan, Dira lega dengernya."
"Dira, kamu udah makan?"tanya pak Andi terhadap putrinya.
"Udah kok, yah! Ya, udah Dira mau ke kamar dulu ya, yah!"pamit Dira pada pak Andi.
Dira berdiri dari kursi dan berjalan menaiki anak tangga satu-persatu menuju kamarnya. Setelah sudah berada di dalam kamar, Dira duduk di tepi ranjang yang tidak terlalu besar.
Dira berpikir akan nasibnya yang tidak sebahagia adiknya.
Tetapi Dira tidak pernah mengeluh dengan keadaan yang sudah ditetapkan untuknya.####
Galang yg baru saja memasuki gerbang rumahnya yg terbilang besar. Jujur Galang tidak pernah pulang jam 17.32 dan biasanya Galang akan pulang nanti jam 00.00, karena apa? Karena Galang biasanya balapan liar atau pergi ke club malam bersama teman-temannya.
Galang yang melihat mamanya sedang duduk bersandar di depen tv, langsung menghampirinya. Galang duduk bersebelahan dengan mamanya yang asyik menonton serial drama india, dan tidak menyadari anaknya telah duduk di sebelahnya. Baru saja Dina ingin mengambil cemilan yang ada diatas meja dikejutkan dengan tangan yang duluan meraih cemilan tersebut.
"Ehhh..... Galang kok kamu udah pulang? Kan biasanya kamu pulang jam 11, 12-san. Ada angin apa kamu pulang cepat?" Dina penasaran dengan kelakuan Galang yang pulang secepat ini.
"Mama kok nanyanya kayak gitu, sihhh? Emang mama nggak senang apa anaknya yang satu ini pulang cepet? Bukannya ditanya" udah makan apa belum" ini mah langsung diomelin" kata Galang tak terima.
"Tadi kan mama tanya kamu, kok kamu cepet banget pulangnya, itu kan bukan omelan, Galangnya mama yang ganteng!"seru Dina sambil menghadap kearah Galang.
"Ehh....Ma, Galang mau cerita nihh...tadi Galang ketemu cewek cantik dijalan. Trus pas Galang samperin, masa dia kayak takut gitu sama Galang, kan Galang jadi penasaran! Galang deketin, deketin, ehhhh dianya tambah takut!" Galang menceritakan pertemuannya dengan Dira saat perjalanan ke tongkrongan gengnya.
"Kamu, sihh, nyeremin amat jadi orang! Mungkin dia takut karena kamu kayak anak nakal mungkin, ya, jadinya dia takut!" Dina berkomentar pada putra tunggalnya.
"Ihhh... mama, gimana sih, kok mama bilang kalok Galang nyeremin, sihhh.... ! Au, ah, Galang mau kekamar dulu, ya, ma!"pamitnya pada Dina.
Galang berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
Galang memasuki kamarnya yang bernuansa biru dan banyak barang yang tertata dengan rapi.
Galang duduk di tepi ranjang, yang besar bersepray warna coklat.
Galang menghempaskan tubuhnya ke ranjang dan meletakkan kedua tangannya, dijadikan sebagai bental.
Galang tersenyum nggak jelas seperti orang gila. Tapi, Galang bergumam nggak jelas.
"Pokoknya gue harus bisa dapetin Dira dengan cara apapun. Tapi, mungkin nggak sih, dia belum punya pacar? Tapi, walaupun dia udah punya pacar, gue akan bikin mereka putus!" Gumam Galang nggak jelas.
Galang beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
#######
Galang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambuk yang basah.
Dertttt .....derrtttt......
Galang mendengar bunyi getaran ponselnya yang berada di atas nakas. Galang berjalan menuju nakas dan melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
Setelah melihat nama yang tertera di ponselnya, galang menjawab panggilan tersebut dan mendekatkannya ke telinga.
"Ada apa?"tanya Galang to the pointe.
"Santai dong, bos!"sahut di sebrang sana." Lo, kemana ajak, sih? Tumben banget, lo ngilang tanpa kabarin kita-kita?"
"Yeee.. sory, lah. Kan tadi gue habis nganterin calon do'i gue pulang!"sahut Galang dengan senyum merekah.
"Ya, gue maklumin, tapi gimana sama yang lain?"pertanyaan Ricky itu tidak mendapatkan tanggapan dari Galang.
"Lo, kesininya jam berapa? Biar kita tungguin, lo!"ucap Ricky.
"Kayaknya gue frie di rumah aja dulu ya,Rick!"kata Galang sambil berjalan menuju lemari dan mengambil kaos di dalamnya.
"Gimana sih, lo, Lang?"sahut Ricky diseberang sana."trus, gimana sama yang lain,Lang? Pastilah mereka nanya!"kata Ricky yang membuat Galang sedikit bingung.
"Ya, lo bilang ajak gue lagi nggak enak badan, atau apalah yang bikin mereka percaya!"
"Oke, lah. Kalok gitu, gue mau bilang ke yang lainnya dulu, oke!"Belum sempat Ricky memutuskan sambungan teleponnya, suara Galang mengintrupsinya.
"Ehh.... lo nggak pernah diajarin apa sama orang tua, lo? Sebelum tutup telepon tuuuu, harus ucap salam dulu! Jangan asal putus doang. Apalagi kalok lo putus sama Chintia, lo harus dong ucap salam perpisahan gitu sama dia!!!" Galang tidak ada lelahnya menasehati sahabatnya yang satu ini.
Sudah beribu kali-an Galang menasehati Ricky, tapi tetap saja diabaikan oleh Rucky.
"Iya, deh, maaf!! Tapi, lo jangan masukin hubungan gue sama Chintia dong, apalagi, lo ngomongnya acara putus lagi, ntar kalok beneran gimana?? Kan, lo juga yang nanggung, karena lo yang bakalan gue ajakin begadang buat dengerin tangisan gue...."
Belum sempat Ricky menyelesaikan omongannya, dengan enaknya Galang memotongnnya. Dia pikir enak apa kalok omongan dipotong? Kalok potong buah, mah, enak. Lah, ini omongan.
"Halah, kepanjangan lo ngomongnya, bisa sakit kuping gue gengerin lo nyerocos di telepon. Ya, udah. Assalamualikum!!" Kata Galang dengan menyertai ucapan salamnya.
"Waalaikumsalam!" Jawab di seberang sana dengan nada yang begitu kecil, sampai- sampai Galang tidak mendengarnya.
"Lah, kok, lo nggak jawab salam dari,gue??"
"ANJING, LO!! Gue udah dari tadi ngejawab dengan halus dan lembut, malah dibilang gue nggak jawab. Kuping, lo dimana, sih? Sampai-isampai, lo nggak dengerin gue......"
Galang yang baru saja nyadar kalau Ricky sudah naik pitam, langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Kalau sudah seperti itu, Galang tidak tau harus berbuat apalagi dengan Rucky. Karena Ricky adalah sahabat yang mengerti dirinya selain orang tuanya.
Galang meletakkakn kembali ponselnya ke atas nakas dan berjalan menuju ranjang tercintanya.
"Ahhh... kasurku... kau merindukanku, yaaaa?" Setelah mengatakan kata-kata menjijikan itu, Galang menjatuhkan dirinya dengan cara telungkup.
"Akhirnya....., kita bersama lebih lama. Dan kau harus setia menemaniku, ok!!!"ucapan
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA
Teen FictionNadira Keyla Samanta, biasa dipenggil Dira. Gadis berumur 17 tahun itu adalh gadis yang memiliki sifat dingi terhadap siapapun. Semenjak pindah sekolah, Dira mendapatkan julukan 'girl ice' karena sifatnya yang dingin. Akan tetepi setelah mengenal Ke...