part 5

17 2 1
                                    

Galang yang baru saja keluar dari kamarnya, disapa lembut dengan mama dan papanya yang ada di ruang makan.

"Pagi, sayangnya mama!" Sapa Dina kepada Galang.

"Pagi, anak papa yang gantengnya tidak melebihi papa!"sapaan yang sering dilontarkan setiap pagi oleh Marshel kepada anaknya yang bandel tapi peduli.

"Hehe, apaan sih papa? Bikin Galang marah di pagi hari aja!" Kekeh Galang sambil menarik kursi yang ada di hadapan Dina.

"Mah, Pah,Galang berangkat duluan, ya. Soalnya Galang mau jemput seseorang!" Ucap Galang, setelah itu mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Dina dan Marshel hanya saling pandang melihat kelakuan Galang yang dari kemari berubah total.

Galang berjalan menuju garasi rumahnya untuk mengambil motor ninja merahnya dan bergegas pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

5 menit dalam perjalanan,  Galang sudah sampai di depan kompleks rumah Dira. Rencananya Galang ingin berangkat bersama Dira, walaupun mereka beda sekolah.

1 menit menunggu di depan kompleks Dira muncul, tapi tidak sendirian. Karena ada anak kecil yang Galang tahu baru kelas satu, SD.

Galang menghampiri Dira yang asyik dengan anak manis itu, dan berhenti di samping Dira.

"Hai.." sapa Galang yang tidak di hurau kan oleh Dira.

Galang yang melihat Dira berjalan melewatinya hanya melengos tak percaya.

Lah, gimana ceritanya ini, seorang Galang di cuekin sama cewek? Syukur ajak masih pagi, jadi nggak ada yang liat! Galang membatin dan setelah itu, ia turun dari motornya yang sudah di standarkiat

Galang menghadang jalan Dira, membuat Dira menghentikan langkahnya.

Dira mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang ada di hadapannya. Betapa terlejutnya Dira dengan kehadiran Glang di sini.

"Elo" ucap Dira tak percaya sambil menunjuk Galang.

"Lo ngapain disini?" Tanya Dira yang berusaha mengecilkan volume suaranya.

Galang mengeritkan alisnya dan setelahnya menyunggingkan senyuman manisnya.

"Gue kesini mau jemput lo! Dan sekarang, ikut gue! Gue anter, lo!" Titah Galang.

"Mami, orang gila, ya?" Tanya Killa dengan polosnya.

"Lah, gue dikatain orang gila. Bahaya, nihh anak kecil."

"Mami, orang gilanya marah, mi." Adu Killa pada Dira.

Dira terkekeh dengan mendengar ucapan Killa yang menyebut Galang orang gila.

"Cantik, papi bukan orang gila!" Tutur Galang kepada Killa, sedangkan Dira yang mendengar sebutan Galang melotot tak percaya.

Bagaimana bisa Galang menyebut dirinya, dengan sebutan papi?

"Ehh.. lo ngomong apa tadi?"

"Perlu gue ulang? tapi kayaknya nggak deh. Karena udah jam 06.45, lo mau bahas ini? Ntar lo telat kesekolah!"

"Ya lo, sih. Ngap-"

"Mami, ayo ntar Killa telat,mami!"potong Killa.

Dira berjalan, tapi dihadang lagi oleh Galang.

"Lo, ikut gue ajak!"

Galang menarik lengan Dira, diikuti dengan Killa ddibelakanfny.

Dira yang ditarik, hanya bisa pasrah. Dari pada dia harus menunggu angkot ntar tambah lama. Mendingan ikut Galang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIRGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang