Relationship

17

Seminggu berlalu setelah kejadian dimana aku mencium bibir gavin dan aku sangat berusaha agar tidak dalam suasana canggun dengannya. Perusahaan pun mulai berangsur membaik.

"pagi honey"ucap ryan dan aku hanya menatapnya malas.

Ya,, dia memanggil ku honey aku sih gak terlalu mempermasalahkan itu lagian semua orang tau kalau ryan sudah seperti adik bagiku.

"tumben bangun pagi"tanyaku sambil memakan sandwich di tanganku.

"sebenarnya bukan tipeku bangun pagi tapi tadi ka gavin menelpon ku bahwa ada berkas yang tertinggal makannya aku bagun dan mengirimkan dia sebuah email"jelas ryan.

Aku hanya ber 'o'

Tak perlu banyak waktu aku memutuskan langsung ke kantor karena sudah sedikit siang kondisi kantor pun sudah mulai ramai.

Aku bergegas menuju ruangan ku dan tak lama seseorang mengetuk pintu kerjaku.

Tookk.. Tookk

'masuk'titahku.

Dan ternyata itu gavin.
Aku langsung bangkit dari dudukku.

"persiapkan bahan untuk meeting sekarang dan jangan lupa proposal yang kemarin kamu pastikan semuanya berjalan dengan baik"tutur gavin dingin.

"baiklah " jawabku sembari membungkukan badan.

Ku tatap punggungnya yang perlahan menghilang dari balik pintuku. Aku hanya bisa mendesah lelah.

Akhir akhir ini gavin seperti menghindar dan dia bersikap dingin dan acuh seperti pertama kali kami bertemu.

Meeting hari ini seperti hari sebelumnya berjalan dengan lancar.

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan karyawan sudah mulai pulang dan gavin pun pulang sudah sejak sore tadi.

"tak ada yang menarik sedikit pun"gumamku.

Drrttt.. Drtttt

"iya hallo? "

"apa kau tidak pulang honey" ucap seseorang di sebarang sana.

Dia ryan.

"aku ada urusan malam ini bye dan berhentilah memanggil honey"

"memangnya kenapa kalau aku panggil hon.. "

Tut. .

Kumatikan telponnya secara sepihak.

Bosan yang sekarang aku rasakan aku mencoba video call grandma. Namun di tolak terus.

"apa grandma baik-baik saja, kenapa perasaan ku merasa tidak baik"gumamku pelan hampir tak terdengar.

Gimana readers??!!!