Part 3

11 0 0
                                    

Vote
Vote
Comment

Jangan jadi sider.. Oke?
Happy reading guys

Part 3

"Apakah ada acara khusus malam ini?" Bobby sang sahabat Angel menyentakkan Angel dari lamunannya. Angel mengibaskan pandangannya ke penjuru dapurnya. Ia kembali mengerjap sambil menggeleng untuk menjawab pertanyaan Bobby.

Bobby sedikit bingung dengan tingkah Angel. Ia biasa mendapatkan kegalakan dari Angel. Dan melihat Angel yang pendiam seperti ini semakin membuatnya bingung. Apakah ada masalah?

"Duduklah." Angel berdiri dari bangkunya. Ia mengambil dua piring untuk makan malam bersama Bobby. Seperti janjinya tadi siang. Ia meminta Bobby untuk makan malam bersama di rumahnya. Angel kembali duduk di kursinya. Ia mengambilkan nasi yang cukup di piring Bobby. Sedangkan untuk piringnya sendiri ia hanya mengisinya sedikit saja. Bobby semakin bingung melihat tingkah Angel. Tadi siang ia melihat Angel yang bahagia namun saat malamnya ia justru melihat kebalikkannya.
Dalam diamnya Angel mengambil lauknya yang berupa rendang daging. Bobby semakin frustasi melihat tingkah Angel. Apakah ia telah melewatkan sesuatu? jika ia Bobby yakin sesuatu itu merupakan hal yang penting.

"Angel, sebenarnya ada apa denganmu?" Akhirnya Bobby berhasil menyuarakan isi pikirannya. Angel kembali tersentak dari lamunannya. Ia menatap Bobby dengan diam.

"Ang-"

"Bobby Orland Brayne. Ia satu SMP dengan kita, Bob." Bobby terkejut, tentu saja. Ia tidak pernah mendengar nama Bobby saat sedang sekolah disana. Lalu dari mana Angel tahu fakta tersebut?

"Kau yakin? dari mana kau mendapatkan informasi tersebut?" Setelah mengucapkan itu Bobby ingin sekali menarik kata-katanya. Tentu saja Angel yakin. Angel mendapatkan informasi tersebut darinya. Astaga.. Bobby tidak membaca satupun yang di tulis di kertas tersebut. Ia terlalu sibuk hanya sekedar untuk membacanya.

"Maafkan aku. Aku tidak sempat membacanya." Bobby menyendokkan nasinya ke mulut. Ia memuji dalam hati tentang betapa enaknya rendang buatan Angel. Sebenarnya ia ingin bertanya, ada acara apa sehingga Angel memasak rendang. Namun ia mengurungkan niatnya.

"Ya, kau tidak bersalah. Aku hanya bingung. Aku juga tidak pernah mendengar namanya disebutkan." Angel mulai memakan makan malamnya. Bahkan Angel yang cukup terkenal masa SMP mengaku tidak pernah mendengar namanya.

"Lupakan saja, Angel. Mungkin ia hanya murid pindahan beberapa bulan sebelum lulus. Ehh... ngomong-ngomong kenapa kau memasak rendang? apakah karena mengundangku makan malam makanya kau memasak yang spesial?" Bobby mulai bersepekulasi aneh. Ia terlalu percaya diri.

"Mungkin saja, Bob. Hei.. kau jangan kegeeran. Bagaimana rasanya?" Angel melupakan pembicaraan tentang masa SMP. Ia tidak sabar mendengar tanggapan Bobby.

Bobby memakan rendang daging tersebut dengan pelan. Matanya tertutup secara perlahan. Seolah-olah menunjukkan sikap bahwa ia sedang menilai sebuah makanan. Angel hanya menggeleng pelan melihat tingkah Bobby.

"Ya seperti biasa. masakanmu selalu enak. Terutama rendang ini. Delicious!" Bobby mengapitkan jari telunjuk dan jempolnya lalu menariknya dari mulut. Menandakan bahwa makanan Angel benar-bebar enak.

Angel tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Bobby. Terkadang Bobby juga bisa menjadi gila. Bahkan saat masih dalam tampilan formalnya. Angel mengambilkan kembali rendang daging tersebut untuk Bobby ke piringnya. Dengan senang hati Bobby memakannya.
Bobby tahu. Angel sangat pintar memasak. Ia terkadang bingung. Angel memiliki wajah setengah bule yang berasal dari Ayahnya yang keturunan Amerika namun saat melihat dan merasakan hasil makanan Angel. Bobby dibuat kagum bahwa Angel sangat pintar memasak makanan nusantara. Entah sejak kapan Bobby menyukai masakan Angel. Bahkan ia sering menumpang makan malam di apartemen Angel.

B.O.BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang