7# Curhat

19 2 0
                                    

***home Nyaroo***

Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Nyaroo. Setelah pulang dari rumah Fano, Nyaroo langsung masuk ke kamarnya dan mandi. Dia ingin tidur, tetapi dia tidak bisa menutup matanya. Kira kira kenapa ya?..yup jelas pasti karena memikirkan kejadian tadi.
Sebenarnya Nyaroo ingin mengobati Fano, tapi eomma nya sudah menyuruhnya pulang. Ya mau tidak mau Nyaroo langsung pergi meninggalkan Fano.

"Apa aku chat Fano aja ya.." Nyaroo sedang mempertimbangkannya. "Tapi nanti kalau dia marah gmn?" Nyaroo semakin bingung.

"Ah..udahlah yang penting minta maaf dulu, masalah Fano nanti gimana pikir belakangan" Nyaroo meyakinkan dirinya sendiri.

19.23
SongNyaroo: Fan, km nggak papa kan? Sorry aku nggak sengaja...mian
19.50
DmsFano: Yy
19.51
SongNyaroo: Km masih sakit?
20.42
Dms Fano: Hm..
20.44
SongNyaroo: Maafin aku...aku nggak sengaja [read]
.
.
.
Fano tidak menjawab pesan Nyaroo yang terakhir.

"Kayaknya dia beneran marah, ahh...tau ah..pusing..mending aku tidur aja" - batin Nyaroo.

***home Fano***

"Aw..aduh kok sakit ya, ini semua gara gara Dia..hih" ucap Fano kepada dirinya sendiri.
Tetapi ternyata ada yang mendengarnya, yup..siapa lagi jika bukan kakaknya. Dimas Fero

"Emangnya ada apa Fan?" tanya Fero kepada adiknya.

"Nih kak, liat aja punggung aku..." pinta Fano kepada kakaknya.
Fero pun langsung membuka baju Fano.. Dan Fero...

Nggak usah ambigu ya- author
Mereka itu kan kakak adik jadi wajar lah- author

Seketika Fero kaget melihat punggung adiknya yang memerah.

"Lho kok bisa merah kayak gini Fan?" tanya Fero kepada adiknya.

"Itu semua ulah si Nyaroo" ucap Fano dengan nada kesal.

"Kok bisa?" tanya Fero lagi.

"Tadi kan aku lagi di dapur, trus aku denger Nyaroo teriak- teriak di ruang tamu...ya aku langsung kesana lah, trus pas aku udah sampai ruang tamu tiba- tiba dia meluk aku...aku kaget lah, sampai aku mundur kepentok dinding. Mana sakit lagi dada bidangku ini, gara gara kena kepalanya dia... hisss" Fano mencaritakan kejadian tadi kepada kakaknya dengan panjang lebar.

"Hahaha...kok lucu ya" Fero malah tertawa mendengar cerita adiknya.

"Kok malah ketawa sih kak...nggak ada yang lucu kali" ucap Fano kesal.

"Ya lucu lah...pas dia meluk, kamu reaksinya gimana?.. meluk balik? Atau malah diem ditempat?" tanya Fero yang semakin membuat adiknya kesal.

"Yaya...ya...ak aku- " ucap Fano dengan gugup. Sambil shy shy cat gitu.

"Pasti kamu meluk balik kan? Iya kan..jawab aja ..yes or no?" ucap Fero dengan logat sok inggrisnya.

"Hm..tapi kan reflek kak, aku juga nggak sengaja...kita sama sama nggak sengaja kak..jangan salah faham" ucap Fano dengan tegas.

"Hm.. Gitu aja malu-malu kucing, Iya..kakak percaya" ucap Fero, menenangkan adiknya.

"Tapi kok Dia bisa disini" tanya Fero yang semakin penasaran.

"Em..em ya...bisalah... Hhhuufftt kakak mau obatin luka aku atau mau wawancara sih?"

Ucap Fano yang mulai kesal kepada kakaknya.

"Iya iya..mana obatnya, sini aku olesin ke punggung kamu" balas Fero dengan senang hati mengobati luka adiknya.

Kasih sayang seorang kakak, sudah seperti kasih sayang orang tua kepada anaknya- author
.
.
.
Keesokan harinya...

Not Always Perfect ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang