Jadi, cerita ini settingnya sekitar tahun 2013, yang mana tokoh utama pria masih menjadi pelajar SMP. Mungkin cerita ini alurnya akan sangat-sangat amat sangat lambat. 😅😅⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊
Keraguan menghampiri Listy yang masih duduk bertopang dagu di ruang briefing. Dibacanya lagi pesan singkat dari Dinda, yang mengabarkan bahwa Omnya setuju untuk bertemu dengan Listy, sekaligus menawarinya pekerjaan jika Listy mau.
Getar ponsel yang digenggamnya menyadarkan dari lamunan. Nama Dinda yang tertera dilayar berkedip memanggilnya. Tak butuh waktu lama, segera ditekannya tombol hijau.
"Halo, Assalamualaikum," salam Listy menerima panggilan dari sahabatnya.
"Walaikumsalam, Ty. Gimana tawaranku tadi? Mau nggak?" Tanya Dinda to the point.
"Aduh, gimana ya? Aku masih bingung nih." jawab Listy sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Bingung kenapa lagi? Kan kemaren kamu yang minta dicariin kerjaan. Mumpung Om Bayu mau bantuin, nih. Mau ya, ketemuan?! Ketemuan dulu aja. Siapa tau nanti kamu setuju, ya?!"
"Iya, deh iya. Tapi sama kamu lho ketemunya, aku nggak berani ngomong sendiri."
"Oke. Nanti sore ya, aku tungguin disini. Aku jam empat udah beres kok. Gimana?" Tanya Dinda diujung sana.
"Oke. Pokoknya jangan pulang dulu sebelum aku sampai."
"Siap, Ndan. Aku temenin, nanti. Yaudah, aku bilang sama si Om dulu. Bye, List. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam." Ucap Listy mengakhiri panggilan.
Sebenarnya dia tertarik dengan penawaran Omnya Dinda, tapi disaat ini dia sudah mulai nyaman dengan pekerjaannya yang sekarang ini. Ya, meski gajinya tak seberapa tapi pengalaman yang didapatnya sangat berharga. Ditambah bulan ini dia juga sudah menjual dua unit motor. Awal yang bagus, bukan?
"Duh, galau nih. Mana baru awal bulan, lagi. Tapi tawaran si Omnya Dinda lumayan juga tuh, bisa buat ngebungkem mulut tetangga. Boleh dicoba, lah!" gumamnya pelan.
Kembali Listy mengeluarkan buku TTS yang sampulnya sudah terbuang. Hampir semua koleksi buku TTSnya tak ada yang bersampul, itu dikarenakan sebagian besar sampulnya adalah foto-foto gadis berpakaian seksi dengan gaya sensual. Listy suka risih jika melihat gambar-gambar yang seksi. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa foto seksi itu bagian dari seni. Hadeh!!
Saat sedang asyik menekuri huruf demi huruf, seseorang memanggilnya. Reflek dia langsung menoleh, dan mendapati kepala mbak Kania menyembul dibalik pintu.
"Ada apa, mbak?" Tanya Listy
"Yuk, berangkat. Udah ditungguin, tuh," ajak mbak Kania.
"Oh, siap!" Jawab Listy cepat. Dia segera bangkit mengambil tas dan ponselnya, tak lupa setumpuk brosur yang sudah tertera nama dan nomer ponselnya. Saatnya berjuang!
-----
Listy yang biasanya sibuk mengisi TTS disela waktu luangnya, hari ini hanya mampu memandangi lembaran kolom-kolom kosong yang tergeletak tak berdaya diatas pangkuannya. Pikirannya melanglang buana, berkelana entah kemana. Berkali-kali juga ia menghela napas panjang.
Sikap tak biasanya yang mengabaikan TTS tentu membuat rekan kerjanya merasa aneh. Mereka sudah mengira pasti telah terjadi sesuatu yang mengganggu pikiran Listy. Meski belum kenal lama, tapi keseharian Listy mudah sekali ditebak. Dia tak pernah absen mengisi kotak-kotak itu, sepertinya Listy dan buku TTS adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Namun, pengecualian untuk hari ini. Listy seperti asing dengan buku TTS itu, benar dia memandangi buku itu, seolah sedang membaca pertanyaan dan memikirkan jawabannya, tetapi tangan kanannya hanya memainkan pulpen saja. Jelas, Listy tengah melamun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Muda
RomanceMenikah memang salah satu impian semua orang, termasuk bagi Catur Winda Listyawati. Seorang guru honorer di salah satu SMP swasta di kota Solo. Guru cantik berhijab dan berkacamata, pengampu mata pelajaran matematika, yang punya hobi nonton kartun d...