04

1K 91 6
                                    

Weh edan udah lama aja gak upload!
Monmaap ya, belakangan sibuk sana-sini hehe
Jadi, ada berita apa aja ini di kapal lokal? Gw ketinggalan banyak kayaknya....

Plus....

Ada yg masih nungguin cerita ini gak sih?
Ku ragu...

.
.
.
.
,



Seperti apa yang sudah dijanjikan Anthony, tepat pada saat pergantian hari, ia menyeret Jonatan kembali ke kamar. Dengan tidak manusiawi. Tapi Jojo tidaklah merasa kapok. Si jangkung itu malah melanjutkan acara mencari makan-malam-dengan-ayam nya --tentu saja bareng Kevin dan Fajar-- di kamar. Berujung dengan dirinya tertidur hingga melewatkan waktu sarapan. Ia terbangun karena suara grubuk-grubuk dari sebelah kasurnya.

Tidak biasanya Kak Thony membuat suara segaduh ini. Apalagi sampai mengganggu orang lain.

Begitulah isi pemikiran Jonatan saat ia tak sengaja terbangun.

"Udah bangun? Makan gih," sapaan Anthony untuk Jojo pagi ini. Melihat Jojo tak bergeming, Anthony melanjutkan kegiatan memasukkan-barang-ke-tas nya masih sambil berceloteh pada Jojo yang setengah bangun, "Untung gw ambilin sarapan tadi. Kalo gak mah, buh! Habis sama Ihsan sama Kevin!" Kini Jonatan berniat mendudukkan badannya dan memandang ke arah meja kecil di kamar mereka yang kini diatasnya sudah ada sepiring penuh makanan berat, semangkuk sup, segelas jus, dan sebotol air mineral.

"Makasih, kak," hanya itu yang mampu Jonatan lontarkan dalam kondisinya yang masih setengah nyawa.

Anthony bergumam, "Yaudah, mandi gih, terus sarapan." Tapi sepertinya manusia yang masih setengah nyawa itu malas sekali untuk mandi. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya Jonatan setelah masuk ke kamar mandi tidak sampai 5 menit yang lalu.

"Kakak mau ke mana?" Handuk kecil di tangan Jonatan kini sudah berpindah tempat ke jemuran di balkon kamar. Ia menyamankan diri di kursi makan mengahadap ke kasur.

"Lapangan. Mau ikut?" Anthony selesai memasukkan raket terakhirnya ke tas, kemudian beranjak membereskan kasur Jonatan yang tak berbentuk. Hal itu memang lumrah ia lakukan, mengingat manusia yang sekamar dengannya itu tak mudah bangun pagi dan tidak memiliki waktu untuk sekedar membenahi sarang sendiri.

"Gak ah, mager, wong jadwal latihan masih siang. Ngapain aku ke lapangan pagi-pagi. Mending nyari chicken dinner dulu~" Jojo menyendok kembali kuah sup yang sudah separuh dingin.

"Yeu! Ya deh, lu doang yang jadwalnya siang, iya! Gw mah apa, masuk duluan, keluar belakangan!" Anthony berujar, tasnya kini ia sampirkan ke bahu, mengambil botol minum yang kosong, dan mencari keberadaan sendal jepitnya.

"Beda kelas sih, ah~" Thony berhenti memakai sendalnya mendengar itu, padahal baru sebelah.

"Apa sih, Jo. Gak gitu lah." Meski sedikit mencelos, ia tetap melanjutkan langkahnya, tanpa menengok ke belakangnya.

"Itu kamar udah gw rapihin, ya. Jangan berantakan lagi. Awas aja lu!" Anthony berbalik badan mengingat ia lupa memberi pesan pada roommate-nya yang kini memasang pose hormat lagi seperti semalam, namun dengan posisi duduk. Ia menggeleng pelan melihat kelakuan adiknya.

Lorong asrama terasa sepi dan tentram tanpa suara setelah debuman kecil dari pintu kamar Anthony yang barusan ia tutup. Tapi memang dasarnya asrama lelaki penakluk bulu angsa ini tidak ada jam diam nya, baru dua langkah ia ambil, suara tawa keras terdengar sesudah debuman keras terdengar disusul dengan teriakan,

"KOKO!! SEPATU KEVIN HILANG SEBELAHHH!! KOKO SUMPUTIN DIMANA SIH?!" Kevin menggedor-gedor kamar Marcus-Fajar yang diyakini penghuni kamarnya sedang berkemas di dalam.

"Ko Kevin, jangan teriak-teriak, nanti yang lain terganggu. Eh, Thony, hai!" Roommate Kevin ikut keluar dan mengunci pintu. Manusia yang terkenal sangat kalem itu celingak-celinguk sebelum mengunci kamarnya takut-takut ada yang terganggu dengan teriakan dan gedoran Kevin barusan.

DROPSHOT! [BADMINTON INDO] [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang